Sabtu, 01 Agustus 2009

1 Rajaraja 16, 1-16

“ Mengingini…”
1. Memiliki harta dan menjaga pemberian Tuhan merupakan hal baik. Tapi persoalan akan muncul, ketika keinginan memiliki bertambah, yang dapat membuat seseorang melakukan penipuan, pencurian, pemerasan dan mengambil keuntugan secara tidak sah. Mengingini merupakan keinginan manusia yang berlebihan, sehingga Tuhan dalam titah ke-10 mengatakan pada Musa agar jangan mengingini milik orang lain/temanmu. Kemarin saya mendengar cerita, tentang pemuda yang setiap hari bertemu dengan istri orang dan ia mengingini istri orang tersebut. Bayangkan, ditengah banyak anak gadis yang belum menikah, dia mengingini perempuan yang sudah menikah. Bukankah itu membuat kehancuran bagi keluarga orang lain, menjadkan sebuah perzinahan?
2. Ada kebiasaan manusia melihat milk orang lain lebih baik dari miliknya sendiri. Rumput di depan rumah tetangga lebih hijau dari di rumah sendiri, ‘ binda ni halak gumodang sian bindaniba’. Penglihatan yang seperti inilah yang dimilik Raja Ahab. Dia punya banyak harta, tapi dia mengingini harta Nabot yang sedikit. Dia punya banyak kebun anggur, tapi dia mengingini kebun anggur Nabod yang dekat dengan kerajaannya.
3. Raja Ahab : Seorang penguasa yang mengingini kebun anggur Nabot. Di tengah kehidupan yang bergelimpangan harta, dia masih mengingini kebun anggur Nabot. Dia gusar, sedih, ketika Nabot menolak permintaannya. Dia kehilangan semangat dan tidak mau makan. Dia tidur dan tidak mau melihat istrinya,hanya karena persoalan sebidang tanah. Ketamakan dan kerakusan menjadi sumber ketidak peduliaannya pada rumah, istri dan jabatannya. Keinginan manusia sangat beragam, dan berkesinambungan. Dari keinginan yang satu kpd keinginan yang lain berlanjut terus. Karena keinginannya pada kebun itu, Ahab sampai sampai melupakan hubungan Allah, tanah, dan umat Israel. Tanah yang diperoleh dari Allah adalah eksistensi seorang umat Allah.
4. Izebel : Istri Raja Ahab. Dia tidak setuju diperlakukan dengan tidak hormat. Lebih hebat lagi, dia mau mendapatkan keinginan dengan cara apapun, maka dia membuat skenario tentang penggunaaan kekuasaan sebagai alat penindasan. Dia membuat surat palsu atas nama raja dan stempel raja, untuk mengudang tua-tua kerajaan, mengadili nabot yang tidak memberi tanahnya pada suaminya. Mengangkat dua penjahat sebagai saksi dusta, dan membuat sebuah kesaksian yang salah mengenai Nabot. Semua kenario yang dia susun berjalan dengan baik, maka jadilah apa yang dia inginkan, Nabot mati dilempari batu oleh penduduk kota karena melakukan sebuah ‘kejahatan’. Cerita hidup Nabot berakhir dan kebun anggur Nabot mereka miliki.
5. Nabot: Seorang masyarakat biasa yang mendapat kebun anggur sebagai warisan dari nenek moyangnya. Bagi orang Yahudi tanah warisan merupakan sesuatu yang harus dijaga dan dikelolan dengan baik. Maka sebagai tanah warisan dia harus menjaga dan tidak akan membiarkan diambil orang. Ketika Raja Ahab mengingini kebun itu, dia menolak meski dibayar dengan kebun yang lebih baik atau dengan uang perak. Persoalan bukan pada bayaran tapi pada penjagaan milik leluhur. Warisan diibaratkan bagaikan Perintah Allah yang tetap harus ada melekat di hati, demikian lah warisan melekat dalam diri keluarga. Ketika dia menolak permintaan Raja, dia bukan menolak karena membenci atau tidak meghormati raja, tapi dia menghormati Tuhan sebagai pemberi warisan, karena bagi orang Yahudi tanah merupakan pemberiaan Tuhan yang harus dijaga. Tanah adalah eksistensi umat. Nabot menolak memberi kebunnya karena di tanah itulah letak eksistensinya sebagai umat Allah. Bila dia menjual tanah itu dia menjual harga dirinya.
6. Keteguhan pada prinsip boleh menjadi sumber penghinaan dan kecelakaan bagi diri sendiri, sehingga banyak orang menjadi tidak punya prinsip supaya tidak dikucilkan dari kelompok social yang telah hidup secara tidak benar. Menjual identitasnya demi kelompok social, menjual imannya demi kehidupan yang baik di tengah masyarakat.
7. Siapakah kita diantara tiga tokoh ini ? masing-masing kita boleh menjawab, tapi satu hal yang perlu kita pelajari, bahwa mengingini harta bisa membuat manusia menjadi tidak cerdas dalam mengambil keputusan. Dalam Amsal 16,16-20 dikataka, lebih baik mempunyai hkmat daripada harta, karena orang berhikmat akan tahu memilih yang baik dan benar, tapi orang yang berharta sering tidak berhikmat karena keinginan yang berlebihan.
8. Harta itu perlu, tapi janganlah harta menguasai hidup kita, sebab kita harta telah kita utamakan, Kristus akan hilang dari diri kita. Kita tidak peduli hubungan Allah umat dan harta, karena kita memisahkan duniawi dan sorgawi. Mari kita belajar, kahancuran Ahab dan Izebel bersumber dari keinginannya yang berlebihan, sehingga apa yang dilakukan pada Nabot yang benar terjadi padanya walau dia penguasa di kerajaan itu. Nabot mati karena kebenaran dan keinginana mempertahankan identitas, tapi Raja Ahab dan Izebel mati karena tidak punya identitas.
9. Nabot yang melihat hubungan Allah dan tanah berharga di mata Tuhan, sehingga dicatat dalam sejarah, Raja Ahab dan Izebel karena menginginkn milik orang lain dihukum oleh Allah, juga dicatat dalam sejarah. Tapi pilihan orang benar selalu pada Nabot yang setia pada imannya, walau ia kehilangan nyawanya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar