Kamis, 15 April 2010

Lukas 17, 11-19

“Dampak dari kesembuhan”
1. Seorang ayah membawa anaknya yang sakit ke RS. Karena biaya tidak ada, dia membawa anak itu pulang ke rumah. Si ayah berkata dalam hati :’Dari kiri, kanan, muka, belakang tidak adala pertolongan untuk anakku ini, tapi aku percaya, dari atas akan turun pertolongan, dari Tuhan yang maha kuasa’. Ayah itu berdoa dengan sungguh-sungguh untuk anaknya yang sakit, dan mujizat kesembuhan pun terjadi anak itu sehat. Beberapa tahun kemudian, anaknya kembali sakit. Hidup mereka telah berubah, mereka telah menjadi orang kaya. Dia membawa anaknya ke RS, dan ayah itu berkata: ‘Cepat ambil tindakan, berikan obat paling baik dan dokter paling bagus. Berapapun biayanya, saya siap membayar!’.
2. Ketika kita sedang lemah, tidak punya kekuatan, kita akan mencari siapa yang dapat kita andalkan, namun bila kita merasa kuat dan mampu mengatasi segala hal, kita akan mengandalkan diri kita dan kekuatan kita. 10 orang kusta dalam perikope ini bersama-sama menemui Yesus, walaupun mereka berbeda latar belakang, tapi tragedi yang sama, yaitu sama-sama menderita sakit lepra, mereka dapat bersatu. Yahudi dan Samaria, tidak ada pertemuan dalam komunitas, namun, dalam penderitaan, mereka bisa bersama. Artinya, hanya penderitaan yang sama yang dapat membuat kita memahami apa yang dialami orang lain. Segala batas-batas akan dilewati untuk membangun kebersamaan di jalur yang sama.
3. Dari jauh (kurang lebih 45 m jarak orang kusta dengan orang sehat sesuai dengan ketetapan penguasa), mereka minta kesembuhan kepada Yesus. Mereka sangat terisolir, sehingga tidak di masukkan dalam kelompok masyarakat. Tergerak;ah hati Yesus oleh belas kasihan, sesuai tradisi Yaduhi, Yesus menyuruh mereka menunjukkan diri kepada imam. Dengan melakukan syarat itu, mereka sembuh. Bersihlah tubuhnya dari sakit kulit itu. perasaan terisolir membuat sembilan orang yang sembuh itu bersukacita, maka mereka asyik dengan sukacitanya dan menunjukkan diri pada masyarakat bahwa mereka telah menjadi bagian komunitas yang sehat dan bersih. Mereka takjub dengan kesembuhan itu dan asyik dengan kegembiraannya. Seorang Samaria dari antara ke-10 itu melihat dirinya sembuh dan memuliakan Allah, dengan suara nyaring memuji Tuhan dan bersungkur di kaki Yesus. Dia memfokuskan kegembiraannya pada sumber anugerah dan bersyukur untuk anugerah itu.
4. Hidup adalah pilihan dan selalu ada yang kita prioritaskan. Sembilan orang yang sembuh itu memprioritaskan kegembiraannya pada dirinya sendiri, sehingga lupa pada kekuatan ekternal, kekuatan yang datang dari luar dirinya, sedangkan yang seorang memprioritaskan kegembiraannya pada kekuatan eksternal dan memuji kekuatan itu dengan ucapan syukur. Dua kelompok yang berbeda, yang sama-sama menerima belaskasihan, tetapi berbeda memaknai anugerah itu. kelompok yang memaknai anugerah sebagai kemurahan Tuhan, dia akan mengisi hidupnya dengan kebaikan dan ucapan syukur, sebaliknya bila anugerah yang Cuma-Cuma itu dianggap murahan, dia akan tinggi hati dan tidak mau bersyukur, memuji kelebihan dari luar dirinya.
5. Martin Luther mengatakan bahwa hanya orang yang rendah hati yang mau bersyukur. Orang tinggi hati tidak akan mau mensyukuri apa yang dia terima. Maka seorang Sama yang bukan ‘bangsa pilihan Allah’ merasa takjub dengan belas kasihan Yesus. Dia tersungkur di kaki Yesus adalah tanda kerendahan hati, di mana suatu pemahaman lahir dalam dirinya, bahwa kesembuhan itu tidak mungkin dia dapat jika karena label yang dia punya. Dia tidak akan mendapat bagian dari kasih karunia Allah bila mengandalkan suku bangsanya. Tapi kemurahan Tuhan sajalah membuat dia sembuh, maka responnya adalah memuliakan Tuhan sumber kesembuhan, bersyukur pada kasih setiaNya. Sembuh adalah hasil kerja Allah yang dianugerahkan padanya. Kesembilan temannya merasa bahwa apa yang mereka terima merupakan kewajiban Yesus menyembuhkan mereka sebagai bagian dari ‘bangsa pilihan’. Jika mereka sembuh itu karena mereka adalah bangsa pilihan. Pemilihan itu memapankan mereka, sehingga krisis yang terjadi akibat kesalahan dari pemilih, dan dipulihkan merupakan hak yang layak mereka terima. Kemapanan sering membuat kita menjadi sombong, lupa bahwa hidup kita adalah pemberian.
6. Bersyukur adalah sikap hidup yang rendah hati yang menyadari bahwa tidak ada yang dapat kita andalkan dari diri kita sendiri. Menurut seorang ahli, bahwa kata ‘think’ dan ‘thank’ berasal dari kata yang sama. Orang yang memakai ‘think’ pikirannya, akan mampu mengucapkan ‘thanks’ mampu bersyukur untuk hidupnya. Orang yang memikirkan, menghitung-hitung berkat Tuhan yang ada padanya, akan mensyukuri. ‘think’ mendorong hati ber ‘thanks’. Artinya, hanya ‘orang bodoh’ yang tidak bersyukuruntuk apa yang baik yang diterimanya.
7. Dua hal membuat seseorang sanggup berterimakasih, yaitu menyadari/mengenal yang dia terima dan hidup dalam kerendahan hati. Sebaliknya yang menganggap diri kuat dan mampu, bisa harapannya tidak tercapai bisa mengakibatkan kejatuhan dan apatis, tapi bila mampu akan menjadi sombong. Bersyukur bukan teori, bagaimana kita bertindak mewujudkan hidup yang menerima karunia dengan mencerminkan perbuatan Tuhan dalam pekerjaan-pekerjaan kita.
8. Seorang ayah yang kehidupan ekonominya pas-pasan, suatu malam datang ke Gereja dan membersihkan gedung gereja. Saya bertanya mengapa beliau malam-malam membersihkan gereja? Dia bukan anggota jemaat, hanya simpatisan yang banyak memberi tenaga dan pikirannya untuk gereja. Ayah itu menjawab, bahwa hari ini, putra sulungnya telah lulus sarjana dari salah satu Universitas Negeri di JATENG. Dia telah berjanji, jika anaknya lulus, dia akan membersihkan seluruh gereja sebagai ucapan syukurnya kepada Tuhan, karena dia tidak mempunyai sesuatu yang bisa dia beri sebagai ucapan syukur.
9. Ada banyak cara orang menyatakan rasa syukurnya pada Tuhan. Tapi satu hal yang harus kita ingat, bersyukur adalah kesadaran dan kerendahan hati bahwa semua yang terjadi adalah atas belaskasihan Tuhan semata, bukan karena kuatku, kebaikanku atau apapun yang kita miliki, tai karena Kristus telah memberi diri bagi dunia ini, maka penuh lah dunia ini dengan kasih setia Tuhan (miserikordias Domini).
10. Jika kita sedang menderita, berserulah pada Tuhan, minta pertolonganNya dan Dia akan bertindak. Tenangkanlah hatimu dalam pengharapan, jika pertologan itu seolah belum nyata, nantikanlah pertolongan tangan Tuhan yang kuat, sebab ketika kita diam menanti pertolonganNya, Dia sedang bekerja membawa kita keluar dari masalah, menolong kita mencari jalan keluar, memberi kesembuhan untuk sakit penyakit kita dan menopang seluruh kelemahan kita. Diam dengan tenang membiarkan Tuhan yang bekerja untuk kita. (bnd. Ratapan 3, 22-26: Epistel). Tuhan Yesus memberkati! Amin.

Nyanyikanlah Nyanyian Baru bagi Tuhan

“Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN dan pujilah Dia dari ujung bumi! Baiklah laut bergemuruh serta segala isinya dan pulau-pulau dengan segala penduduknya”. Yesaya 42,10

1. Nyanyian dan musik merupakan jati diri manusia. Sebagai orang Kristen, kita mewarisi lagu-lagu yang menakjubkan, yang menunjukkan kedaysatan perbuatan Allah, Lagu-lagu yang membawa pesan pengharapan yang menyegarkan jiwa, lagu-lagu yang menunjukkan jati diri kristen sebagai orang yang ditebus Allah.
2. Jhon Newton, yang pada usia 7 yahun telah melayani Tuhan bersama ibunya yang saleh, pada usia 17 tahun mengikuti ayahnya berlayar. Dalam pelayaran itu, ia meninggalkan segala atribut agama dan menyembah iblis. Hidupnya penuh dengan penderitaan, dia disiksa di penjara, bekerja di kapal dan menjual budak Afrika. hanya karena cintanya pada Mary, kekasihnya, membuat dia tidak bunuh diri. Suatu ketika dia bermaksud pulang ke Inggris dengan menaiki kapal, tetapi ombak menerjang kapal itu, dia berpikir, bahwa ini terjadi sebagai kutuk kepadanya, sebagaimana terjadi pada Yunus. Perjalanan yang mengerikan itu berakhir dengan selamat. Peristiwa ini mengembalikannya pada kesadaran bahwa hanya anugerah Tuhan yang besar menyelamatkan hidupnya melewati perjalanan panjang yang mengerikan itu. Dia berbalik dan menulis lagu yang sangat terkenal, ‘amazing grace’, lagu yang mengambarkan keluarbiasaan anugerah Tuhan yang mengambilnya dari tempat sampah, di mana yang hilang ditemukan, yang buta melihat. Jhon newton diperbaharui oleh kasih Tuhan, sehingga sepanjang hidupnya dia menyanyikan nyanyian baru, menyanyikan anugerah Tuhan yang besar.
3. Nyanyian baru menggambarkan terjadinya perubahan dari manusia lama menjadi manusia baru. Maka bernyanyi tidak sekedar melatih vokal dan cara bernyanyi yang baik, bukan hanya mengarang lagu-lagu baru, tapi bagaimana nyanyian itu mempengaruhi seseorang sehingga berbeda dalam memahami anugerah Tuhan yang besar.
4. Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan, adalah lagu kabangkitan dalam alkitab, ketika seseorang telah belajar dan telah melihat kekuatan dan kebaikan Allah menyelamatkan manusia, bertindak memberi kelepasan dari musuh-musuh, dari maut dan kematian. Maka Yesaya memangggil setiap orang untuk memuji Tuhan, karena kasih setiaNya memenuhi seluruh bumi.
5. Apakah manfaat dari nyanyian/pujian? * Pujian, selain menggembirakan orang yang beryanyi, juga dapat menggambarkan suasana surga, di mana Allah dan manusia diperdamaikan. * Orang yang memuji Tuhan dengan nyanyian akan mempunyai kekuatan ganda melewati persoalan, sanggup menanggung beban berat dan hampir putus asa, karena kata-kata pujian dari firman Tuhan, menghibur jiwa yang terbeban.
6. Horatio Spafford menciptakan lagu “It Is well with my soul?”, setelah dia mengalami kejadian traumatik. Pertama kematian putra satu-satunya thn 1871. Tak lama setelah itu, terjadi kebakaran besar-besaran di Chicago yg menghancurkan keuangannya. Thn 1873, ia berencana bepergian bersama keluarganya dengan kapal Ville Du Havre, namun karena tiba-tiba ada pekerjaan penting, dia menyuruh mereka pergi duluan. Sampai suatu hari dia menerima telegram dari istrinya di Wales, yang berisi dua kata : Saved. Alone. Kapalnya yg ditumpangi istrinya bersama ke-4 putrinya tenggelam. Horatio bergegas mengunjungi istrinya mengarungi samudera atlantik. Suatu malam kapten kapal memanggil Horatio dan menunjukkan lokasi tenggelamnya ville Du Harve. Dia memandangi lokasi itu, hatinya tersayat. Dia melampiaskan kesdihannya dengan menulis syair lagunya dengan pujian atas salib yang mengampuni seluruh dosanya, atas kebangkitan yang memberinya pengharapan akan kehidupan di balik kematian.
7. * Nyanyian juga menundukkan tabiat kasar dan tak terpelihara, memperhalus budi, dan mengalami pembaharuan menjadi hidup yang lemah lembut.
8. Bagi masyarakat Yahudi, nyanyian pujian menyatakan kepercayaan mereka kepada Tuhan. Maka ketika orang Yahudi maju ke medan perang, mereka bersorak-sorak dan menyanyikan nyanyian pujian untuk menyatakan iman mereka tentang Allah yang menyertai mereka, dan Tuhan menghadang musuh yang menyerang mereka (2 taw 20,22). Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan, adalah credo/pengakuan iman, bahwa umat menyadari perbuatan tangan Allah yang kuat, anugerah yang begitu luar biasa menyelamatkan manusia, sehingga tahu, bahwa semua yang ada dalam diri manusia bersumber dari Dia.
9. Allah berjanji (41,1-42,9) tentang datangnya keselamatan dan pehukuman bagi yang menentangnya. Maka dalam Yesaya 42, nampak suatu kepastian tentang keselamatan itu. Janji ini mengingatkan Yesaya untuk mengajak semua ciptaan menyambut keselamatan yang dibawa ke dunia dengan puji-pujian. Menyanyikan nyanyian baru bagi Tuhan karena janji keselamatan yang dinyatakan, mensyukuri kelepasan, menyanyikan anugerahNYa atas keselamatan yang diberi.
10. Nyanyiankanlah nyanyian baru, bukan hanya syair,irama atau notasi baru, tetapi pertemuan dengan Tuhan yang mengubah hidup dan cara pandang memaknai kedatangan Kristus ke dunia, sehingga hubungan manusia dengan Tuhan menjadi baru, di mana penderitaan tidak mengurangi kesetiaan dalam mengikut Tuhan. Kita akan menyanyikan nyanyian baru, karena Tuhan berperang melawan musuh-musuh, berperang melawan kelemahan kita, berperang melawan dosa dan maut. Dibangkitkan bersama kebangkitkanNya untuk memakai seluruh organ tubuh kita memujinya. Dalam ay 10-14, disebutkan bahwa semua yang Tuhan beri akan memuliakan Dia dengan pujian. Manusia dari ujung ke ujung memujiNya, samudera bergemuruh menyatakan penghormatannya, pulau kota dan desa, ikut bergembira, bahkan kota Kedar, kota keturunan Ismail ikut serta memuliakan Tuhan!
11. Lagu baru bangkit dalam diri manusia, ketika seseorang telah belajar tentang kekuatan dan kebaikan Tuhan. Pujian dan penghormatan diberikan kepada Allah, karena kekuatanNya dapat mengalahkan musuh dan membuat Cyrus mengembalikan mereka ke tanah mereka, tanah Kanaan!
12. Bukti dari penyelamatan Allah dapat terlihat dalam pancaran wajah kita, terdengar dalam suara kita dan tercermin lewat pekerjaan-pekerjaan tangan kita. Bukti itulah nyanyian baru yang akan kita nyanyikan dalam perjalanan hidup kita di tengah dunia ini.
13. Dick Boyd, memerankan Ebenezer Scrooge dalam pertunjukkan ‘a christmas carol’, karya klasik dari Charles Dickens, selama 30 tahun berturut-turut. Dia berperan sebagai orang tua yang sinis dan pelit. Secara dramatis, dia diubah pada malam Natal menjadi seorang yang ramah dan murah hati. Perubahan itu nampak jelas dari wajah dan pancaran sinar matanya, dari suaranya terdengar gambaran hidup seorang yang murah hati.
14. A Christmas Carol mengingatkan kita akan anugerah Allah, di mana Dia datang ke dunia, mati dan bangkit untuk membawa perubahan dan pembaharuan dalam diri manusia. Kebangkitan Yesus memenangkan umatNya dari maut dan kematian, sehingga lagu-lagu orang yang diselamatkan selalu bertemakan pujian dan syukur, yang dinaikkan dalam nyanyian baru. Paskah membawa kemenangan sekaligus pembaharuan bagi umatNya.
15. Kiranya sukacita penebusan senantiasa bersinar melalui kita, di hari Paskah ini dan akan bersinar di seluruh sisa tahun kita.