Rabu, 05 Agustus 2009

Matius 16, 24-28

"Memilih untuk seumur hidup" : Khotbah partangiangan
1. Mengikut Yesus tidak sekadar tercatat sebagai murid, sehingga banyak orang hanya kristen KTP, tapi tidak menunjukkan kepengikutannya dalam kehidupan sehari-hari. Mengikut Yesus suatu komitmen bahwa seluruh hidupnya siap mewujudkan kehendak Allah di dunia. Yesus berkata dalam ay. 24, bahwa "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”. Suatu keputusan yang disetujui untuk seumur hidup, termasuk menanggung resiko yang ada di dalamnya.
2. Dalam perikope ini, Yesus merinci kedatanganNya ke dunia, yaitu menderita dan memberi semangat hidup melalui kebangkitanNya pada hari ketiga. Ketika Petrus mengetahui penderitaan yang akan dialami Yesus, dia mencoba menghalangi. Dia juga menghindar mengenal Yesus, karena ingin mencari aman dari penderitaan. Pengalaman petrus banyak terjadi dalam kehidupan orang kristen, mengganti nama, agama supaya aman hidup dan aman pulan semua jabatan dan keuangan. Namun perlu diketahui, mengikut Yesus bukan lah hal yang mudah, mengikut Yesus melintasi kehidupan dengan kerelaan untuk bertelut menyembah Yesus yang menderita di kayu salib.
3. Ada dua hal yang cukup menarik kita perhatikan bersama dalam ay 24 ntuk mengikut Yesus, yaitu menyangkal diri dan memikul salib. Mari kita belajar bersama tentang dua hal tersebut:
4. Menyangkal Diri: Apa itu menyangkal diri? Menyangkal meninggalkan sesuatu, tidak mengindahkan diri, hidup di luar dari keinginan diri kita. Ada penolakan terhadap egoisme dan keinginan diri dengan mengutamakan Allah; menempatkan Allah lebih utama dalam diri sendiri. Sikap Petrus yang mencari aman adalah penghalang bagi dirinya untuk mengikut Yesus, karena dia lebih mengutamakan keamanan dirinya dibanding dengan mengakui yesus sebagai temannya. Melalaui perkataan ini,Yesus hendak menegaskan bahwa hidup kekristenan adalah penyangkalan diri, di mana di dalam termuat suatu pemahaman bahwa: * tidak menjadikan diri sebagai yang penguasa atau pusat dari suatu tujuan. * Tidak menentukan hidup sekehendak hati, tetapi melakukan atau siap menanggung apa yang diperlukan untuk hidup orang banyak. * Hidup bukan untuk kesenangan diri, tapi untuk kegunaan; bukan untuk keinginan, tapi untuk untuk tugas; bukan untuk diri sendiri, tapi untuk Tuhan (Roma 14, 7-9; 15,2). Ketika kita menolak diri kita, maka pada saat itulah kita ingin masuk ke dalam kehidupan Kristus. Yesus bukan hendak mengekang pengikutNya dengan perkataan ini, tetapi suatu keberanian dari pengikutNya untuk berkata tidak pada keinginannya, pada egoismenya. Hidup di dalam penyangkalan diri berarti hidup yang ada perubahan nyata.
5. Memikul Salib: Kekuatan menderita. Belajar dari kehidupan orang Romawi, bahwa salib sebagai alat eksekusi bagi budak atau orang asing yang kena hukum Romawi. Orang yang dijatuhi hukuman, harus membawa salibnya sendiri ke tempat penyaliban, seperti Yesus berjalan membawa salib ke Golgatha. Menurut Calvin salib adalah: * Jalan yang mengarah ke arah kesempurnaan. Dengan salib Kristus, manusia menjadi menghargai kebaikan Allah yang menderita. * Memungkinkan manusia mengalami kesetiaan Allah yang memberinya harapan untuk masa depan, sehingga manusia menghentikan pengharapannya pada daging yang terbatas dan dapat busuk. * Kesabaran dan kesetiaan. Bila semua kehendak manusia dapat terpenuhi, maka tidak ada manusia yang mengetahui cara mengikut Yesus, tetapi dengan kesadaran atas kehendak Tuhan, manusia menjadi sabar dan taat dalam menanggung penderitaan, karena di balik itu ada keselamatan yang disediakan melalui penderitaan Yesus. * Suatu kebijakan Allah untuk memulihkan hidup manusia berdosa. * Siksaan bagi Allah, karena kesalahan kita tidak ditimpakan pada kita, tidak merusak atau menghancurkan kita, tetapi menimpa Yesus supaya kita selamat. * Menderita untuk kebenaran Allah, * Menderita di bawah salib, tetapi mendapat penghiburan dariAlla.
6. Setelah berkomitmen dengan kedua hal di atas, maka ada keputusan untuk Mengikut Yesus.
Kata mengikut berasal dari kata ikut = Apisw (Yunani), berati belakang (Matius 10 :38). Mengikut Yesus berjalan pada jejak kaki Yesus dengan bersedia meninggalkan cara hidup lama; memilih yang benar dan meninggalkan yang salah. Seorang murid adalah pelajar atau pegikut. Jadi murid Yesus menfokuskan diri belajar dari Yesus dalam ketaatan pada Bapak. Ikut saya: suatu panggilan tanpa sillabus, tanpa peringatan, tanpa jaminan. Walau dalam pemangglan itu, yesus tidak mengatakan apa-apa, tapi mengikut Yesus adalah satu-satunya cara memilih hidup yang benar, sebab mengikut Yesus memilih jalan kebenaran (Yoh 14, 6). Dialah jalan yang mempersiapkan diri menuju kekekalan bagi pengikutNya. Dia menciptakan manusia sebagai gambarNya; maka manusia mengikuti dan mencerminkan kehidupan dan kemuliaanNya.
7. Dalam ay 25 dikatakan: Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Inilah cara Allah bermatematika, menjaga akan kehilangan; kehilangan akan menemukan. Perkataan ini menghentikan manusia tepat di jantung keinginan dan kenyamanan. Tanpa Sali, bila manusia hanya mengutamakan dirinya, dia akan kehilangan hidupnya; tetapi begitu Kristus menjadi fokus hidupnya, dia akan menemukan. Ayat ini bisa menjadi tali kekang/pengendali atas keinginan-keinginan manusia, sehingga mau memberi hidupnya untuk diatur oleh kebijaksanaan Allah.
8. Ay 26 : Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebuah pertanyaan ilahi tentang arti hidup. Ada dua penekanan dalam ayat ini, yaitu nilai hidup dan tujuan hidup. * Nilai hidup ada pada hidup yang benar * tujuan hidup terletak pada keinginannya memperoleh kebenaran Allah. Hidup yang bernilai dan bertujuan pada masa depan di mana kita kehilangan apapun karena Kristus menjamin masa depan kita sebagai bagian dari diri kita. Dua hal ini hendak mengatakan, apa artinya senang di dunia, tapi tinggal di akhirat; lebih baik menderita bersama Kristus di dunia, tatpi bermasa depan di surga. Meski kita dapat menambah jumlah kekayaan kita, memiliki gedung pencakar langit, dihormati ketika kita lewat, tanpa kebersamaan dengan Kristus kita akan kehilangan yang lebih berharga. Yesus berkata: dibandingkan nyawa, semua yang kita miliki tidak lebih bernilai. Maka dalam kitab amsal dikatakan, adalah sebuah kebodohan mempertaruhkan nyawa untuk sesuatu yang bisa binasa.
9. Dalam ay 27 dinyatakan tentang pemerintahan ilahi, bahwa Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. Di depan kita ada penghakiman. Hari penghakiman adalah alasan untuk menyakal diri dan memikul salib, karena Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan BapaNya untuk menghakimi manusia sesuai dengan perbuatannya. Ada hari kiamat di depan, masing-masing akan menuju ke hari tersebut, meskipun tidak semua manusia akan mati (ay 28), tetapi semua akan melihat kemuliaan Anak Manusia sebagai Raja. Amin. Selamat mengikut Yesus, menyangkal diri dan memikul salib!
(Dirangkum dari berbagai tafsiran).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar