Kamis, 15 Januari 2009

Mangose Taon

Sebelum kekristenan masuk ke tanah Batak, ada tradisi ‘mangose taon’ bagi masyarakat batak, yang berarti upacara tahun baru. Pada acara ini ada “ibadah” panyucian (manguras oleh parbaringin = pemimpin ibadah orang batak), sehingga segala kesalahan masa lalu disucikan dengan memotong kerbau, sebagai kurban kepada dewa mula jadi na bolon. Maka pada acara itu terjadi pemulihan hubungan manusia dengan dewa, manusia dengan sesamanya dan manusia dengan alam. Dengan demikian, diharapkan bahwa tanam padi dan panen dalam tahun itu sukses, karena pemulihan hubungan pada alam membuat tanah menjadi subur. Namun setelah kekristenan datang, upacara mangose taon’ mulai ditinggalkan. Kekristenan mulai diajarkan tentang kebenaran bahwa keselamatan hanya ada dalam Yesus Kristus. Tetapi nilai-nilai yang baik dari budaya itu diangkat, karena kemudian, HKBP membuat ibadah ucapan syukur pada tahun baru, sekaligus agar saat itu menjadi saat saling memaafkan antar anggota keluarga. Pada tahun baru juga masyarakat batak akan saling berkunjung ke rumah sauda-saudaranya. Namun setelah di perantauan, oleh karena jarak, waktu dan biaya, maka acara tahun baru diful-kan di suatu tempat dengan tradisi mar bona taon. Kalau menurut penelitian di Jakarta, asal muasal bona taon adalah untuk melepaskan rasa kangen dan silaturahmi antar sesama yang satu marga atau satu kampung. Perkembangan berikutnya bona taon menjadi pesta besar, yang diawali dengan ibadah dan diakhiri dengan manortor. Wah..bayangkan satu hari penuh kita habiskan di acara bona taon, tidak perduli sedikit atau banyak anggotanya, yang penting tiap marga harus mar-bona taon! Dan untuk tahun ini saya sudah mengikuti acara bona taon mulai tanggal 4 januari. 4 hari setelah tahun baru (ha??!). Hebatnya, masih 11 hari tahun 2009, saya telah mengikuti 4 bona taon marga dan parsahutaon. Dalam bona taon itu saya menemukan tiga hal :

1. Dengan bona taon diharapkan semua anggota itu hidup dalam persatuan (panitia meminta agar khotbah saya diambil dari mzm 133)

2. Ingin beromantisme tentang masa lalu ketika masih di kampung halaman (parsahutaon), sambil bercerita bagaimana dahulu, ketika marbinda, pergi mengantar makanan ke rumah tulang, dll.

3. Menjalin kekerabatan supaya makin akrab. (kebetulan marga kami, Tambunan pagaraji bona taon di Tretes, (sabtu-minggu). Semua membentuk kelompok dan bercerita mengenai kehidupan bersama. Anehnya, bukan antar keluarga, tapi satu keluarga. nah..., kangennya dilampiaskan di tempat yang jauh dari keramaian, jauh dari rumah dengan segala pekerjaan, jauh dari gangguan, karena mau hidup bersama menikmati alam yang indah sambil menjalin cinta kasih sesama umat.

Kesimpulannya, bona taon adalah untuk refresing, supaya persatuan makin kukuh. Itu berarti, meskipun bona taon membutuhkan banyak biaya, namun acara itu sangat diperlukan, bukan karena hingar bingarnya suara musik, tapi karena bona taon menjadi ajang berinteraksi, tempat curhat dengan saudara, menjalin hubungan yang makin akrab dengan sesama. Selamat Mar-Bona Taon!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar