Selasa, 24 Februari 2009

Mazmur 25, 1-7 "Jangan mengingat dosaku, tapi ingatlah kasih setiaMu'

Khotbah Minggu, 01 Maret 2009
1. Ketika persoalan menimpa pemazmur, maka persoalan itu menjadi titik berangkat baginya untuk menyakini Tuhan, bahwa persoalan tidak lebih kuat menguasai diri pemazmur. kepadaMu, ya Tuhan...semakinmemperteguh keyakinannya akan kekuatan kasih Allah.
2. Pergumulan karena persoalan dihubungkan dengan pertobatan. Fase baru muncul menyongsong masa depan bersama Tuhan. Pemazmur mengalami beban karena dosa masa lalu, sehingga masa kininya menjadi moment untuk mengakui dosa-dosa masa lalunya, sehingga masa kini menjadi masa pengampunan dari Allah agar depannya cerah dalam kasih setiaNya.
3. DR Martin Luther ketika hendak memulai gerakannya untuk mereformasi agamanya, dia mengawali dengan berpuasa di kamarnya. Pada masa puasa tersebut, ketika dia ingin menyerahkan seluruh pergumulannya pada Tuhan dan dengan tekun mengikut Tuhan, tiba-tiba iblis datang menulis seluruh daftar dosa masa lalunya. Luther berkata; ‘semua daftar itu benar dosaku’, tetapi dia berkata dengan tegas: ‘pergilah wahai iblis, sebab dosa-dosaku yang banyak itu tidak lebih besar dari kasih setia Tuhan yang kuterima dalam hidupku!’ keyakinan akan pengampunan Tuhan atas dosanya, membuatnya menjadi meu diperbaharui. Dosa-dosanya tidak membatasi ruang geraknya untuk memformasi ulang kebenaran dan nilai-nilai agama yang dianutnya. Dosa tidak membuatnya berhenti melakukan yang baik. Selama mash ada harapan untuk masa depan maka seseorang akan kuat menjalani masa kininya.
4. sering sekali kita gagal berbuat baik, karena kita merasa tidak layak untuk melakukan kebaikan. Karena kita tidak menyakini bahwa Tuhan mengampuni kita. Kita selalu merasa bahwa lebih mudah Allah mengampuni dosa kita dibanding kita mengampuni dosa kita. Lebih mudah kita mengampuni dosa orang lain,daripada kita mengampuni dosa kita. Hal ini sering terjadi bagi masyarakat Batak, dalam marga tertentu, ada yang menyakini bahwa marga mereka tidak maju, karena terkutuk oleh dosa leluhur mereka. Maka marga itu membuat badah khusus mohon pengampunan atas dosa masa lal leluhur mereka. Dan itu menjadi titik berangkat mereka menjadi diubah oleh pengampunan dari Tuhan. Pengampunan dengan Kristus yang mati bagi dunia telah berjalan terus menerus, tetapi kita tidak mengampuni dosa masa lalu kita karena kita masih melihta berkat itu terjadi karena telah bersih. Manusia sering mengambarkan Allah seperti yang dia pikirkan, padahal Allah tidak membatasi berkat hanya bagi orang yang baik, sebab Allah memberi hujan dan matahari pada yang baik dan yang jahat. Saya selalu tidak setuju jika ada pendoa yang berkata pada akhir doanya: ‘ampunilah dosa kami supaya tidak terhambat berkatMu bagi kami’. Berkat Tuhan tidak dapat dihambat oleh apapun karena kasih setiaNya memlampaui dosa kita. Cuma yang menjadi persoalan, kalau ada orang yang tidak sadar bahwa dia berdosa, sehingga selalu merasa benar, dan biasa orang seperti ini sulit diperbaharui dan sulit menerima perubahan.
5. Maka dalam Mazmur 25 ini, sebagai doa pribadi kepada Tuhan, yang disebut juga kumpulan mazmur Daud menyerahkan diri pada Tuhan sambil mempercayai kuasa Tuhan atas dirinya. Doa ini juga merupakan kesadaran pemazmur akan dosanya. Daud selalu diikuti dosa masa lalunya, sehingga menjadi sulit menerima rahmat Tuhan. Tetapi ketika dia sadar akan kasih setia Tuhan yang besar, dia menjadi lebih ringan lebih segar dan leboh muda seperti burung rajawali dalam memasuki persoalan baru.
6. Perjumpaan dengan Tuhan adalah standart tertinggi dari pertobatan. Ketika seseorang berjumpa dengan Tuhan, maka hal itu menjadi sangat penting karena dengan perjumpaan tersebut seseorang mampu menyadari keberadaannya. Sadar dan mengakui dosanya, sekaligus dalam hubungan yang mesra dengan Tuhan membuatnya yakin bahwa kasih setia Allah melebihi segala dosanya.
7. Dalam ay. 1-3 : Pemazmur mengaku percaya kepada Allah. Dalam Kepercayaan itu ia menyerahkan hidupnya pada Allah sebagai penegasan imamnya. Kepercayaan itu diungkapkan dalam tiga bentuk yaitu : kuangkat jiwaku... (ay.1), suatu penyerahan diri kepada Tuhan bahwa dia mempercayakan hidupnya pada Tuhan. Mengangkat jiwa adalah menyerahkan secara total kehidupannya pada yang dia yakini sebagai gunung batu dan kekuatannya. Maka ketika seseorang mengangkat jiwanya pada Tuhan, dia menjadi punya keberanian untuk memohon perlindungan agar janganlah kiranya ‘aku’ mendapat malu, supaya musuh-musuh tidak beria-ria atas aku (ay. 2); dan (ay. 3), dalam iman ia menanti-nantikan Tuhan. Berharap kebaikan Tuhan membawanya pada kehidupan dan masa depan yang cemerlang.
8. Bagian ini merupakan doa pengakuan atas kasih setia Allah bagi orang yang percaya padaNya, sehingga orang yang menanti-nantikan/mengharapkan (kata kerja Qawah) pertolongan Tuhan akan selamat hingga masa depannya terbuka. Istilah Mary Clarie Barth; seperti malam menantikan pagi, buruh menantikan upah atau petani menantikan buah pohon yang dipeliharanya. Tidak mungkin Allah yang luar biasa dalam kesetiaan tidak mengangkatnya menjadi orangNya, tidak mungkin musuh akan berlaku sewenang-wenang pada orangNya. Kuangkat jiwaku.... sebagai kepastian iman akan kasih setia Allah.a
9. Dalam ay. 4-5 : Ditengah penderitaan dan ancaman musuh yang dialaminya, pemazmur meningkat dari sekedar mengakui dan memasrahkan diri, masuk pada tingkat yang lebih tinggi, yaitu ingin tahu maksud dan jalan Tuhan. Dia meminta agar Tuhan berkenan memperkenalkan jalan dan maksudNya atas kehidupan pemazmur. Perkataan ini juga pernah terjadi pada Musa di padang gurun; “beritahukanlah jalan-jalanMu... (ay. 4). Dengan menunjukkan jalan Tuhan, memungkinkan pemazmur hidup dengan benar, karena mengetahui lebih baik jalan kehidupan bahwa Tuhan adalah penyelamat, penuntun ke jalan yang benar; ‘jalan rata’ (bnd. Mzm 16, 11). Dengan demikian dia tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan, jalan yang penuh kebenaran dan keadilan.
10. Ay. 6-7 : Ada dua fakta yang terjadi pada pemazmur, yaitu rahmat atau kasih setia Tuhan yang datang dari luar dirinya, yang ditunjukkan pada umat sejak dahulu kala sampai selama-lamanya (olam), dan dosa yang dilakukan pemazmur pada masa muda yang jika tetap diingat oleh Tuhan akan membuatnya rapuh dan tidak kuat menjalani hidupnya. Maka pemazmur memohon agar Tuhan tidak mengingat dosa masa mudanya tapi biarlah Tuhan mengingat kasih setiaNya, agar hidupnya sebagai orang berdosa ditentukan sesuai dengan yang ditentukan menurut kebaikan Allah.
11. Pengampunan adalah cara masuk pada kebenaran Allah. Tidak ada kekuatan apapun dari manusia yang dapat membuatnya boleh menjadi orang benar di hadapan Allah, oleh karena itu hiduplah menurut ajaran/jalan Tuhan, dalam tuntunan RohNya, sehingga mengerti jalan-jalanNya, mengerti kebenaran Allah. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar