Senin, 09 Februari 2009

Lukas 8,9-15

“Penabur dan Tuaian”
khotbah Minggu 15 Feb 2009
1. Ada empat kategori manusia dalam memahami Firman Tuhan, yaitu: mendengar tapi tidak mempedulikan sama sekali; mendengar dan menerima tetapi dihimpit dan didesak oleh hal duniawi, mendengar dan menerima tapi tidak menjaga dan memberi pertumbuhan yang baik; dan yang terakhir, mendengra dan menerima, lalu merawat, memupuk, menyiram, dan menjaga dengan baik sehingga menghasilkan buah yang baik pula. Seperti respon tanah menerima benih, demikian hati manusia menerima Firman Tuhan. Respon kita pada Firman Tuhan sangat mempengaruhi pertumbuhannya, jika kita menjaga dan memelihara maka kita akan menghasilkan buah yang baik, karena tugas kita hanya menanam dan menyiram, tapi pertumbuhannya tergantung pada yang mempunyai tanah (1 Kor 3,6)
2. Bagaimanakah respon manusia terhadap Firman Tuhan pada zaman ini? Saya mempunyai pengalaman dan bertemuan dengan pendengar Firman dengan respon yang hampir sama dengan apa yang tertulis dalam perikope ini, seperti:
• Pendengar yang datang ke Gereja, mendengar Firman Tuhan, tetapi dari awal ibadah sampai selesai membentuk kelompok baru, berdiskusi, terus berbicara, bergosip atau membaca, bahkan ada yang -smssms-an (Biasanya pemuda/i gereja ini). Kalau kaum bapak, mereka keluar ketika khotbah merokok sambil menum kopi, maka berlalulah Firman itu, tidak ada yang tinggal, tidak ada yang bisa mengubah;
• Ada yang mendengar, tapi begitu HP berdering, dia akan mendahului menjawab panggilan manusia, dan mengabaikan panggilan Tuhan, maka tidak jarang ada orang ketika Pendeta berkhotbah, jemaat hilir mudik menjawab telepon. Saya jadi ingat cerita seorang Dosen di salah satu Universitas kristen, ketika suatu waktu mereka akan rapat, sebelum dimulai, salah seorang dihunjuk memimpin doa, beliau berkata “mari kita berdoa,...”, semua peserta rapat dengan sikap yang santun menundukkan kepala, melipat tangan dan tutup mata, beberapa menit hening, tidak ada suara yang terdengar, tiba-tiba sang pendoa berkata: ‘halo...halooo...”, semua terbelalak, ternyata beliau tidak meneruskan doa, karena ada nada getar di kantong celananya. Dia menjawab telepon bayangkan? (tak terbanyangkan!!!) Tekhnologi, ilmu pengetahuan, kekayaaan, jabatan dan keluarga bisa membuat kita mengesampingkan Tuhan karena mengutamakan hal dunia. Hati-hati dengan ini!
• Ada juga yang merima tapi terhimpit oleh desakan hidup, oleh persoalan anak, ekonomi, dll. Seperti cerita seorang anak yang ditanya oleh gurunya,”berapa onskah 1 Kg ?” seorang siswa menjawab “9 ons”, guru berkata; “salah...”, sang siswa protes, “loh, kenapa salah bu guru? Kalau saya menimbang gula yang akan dijual ayah saya, ayah selalu berkata, untuk satu kg buat 9 ons!” guru: “???”. kita memang mendengar Firman tapi Firman itu tidak dipelihara, sehingga tidak berdaya guna untuk mengubah, maka ditengah kehidupan kita sebagai orang beragama (mungkin juga di gereja?) masih sering terjadi dan berkembang penipuan, pembunuhan, korupsi, nepotisme, kolusi, dan suap menyuap.

• Ada juga Pendengar yang mau diubah oleh Firman, Firman itu berkekuatan untuk melembutkan hati yang keras, menobatkan hati yang tidak jujur menjadi jujur. Dalam Firman seseorang bertemu dengan Tuhan maka akan terjadi pertobatan, sebab standart tertinggi dari perjumpaan dengan Tuhan adalah pertobatan. Saya akan tuliskan cerita dari amang Pdt. TP Panggabena (Pendeta Resort Tanjung Perak), katanya ada seorang ibu yang pulang dari gereja. Di rumah suaminya yang ‘kebetulan’ malas ke Gereja bertanya pada sang istri “inang... (ibu), apakah khotbah hari ini, aku mau tau, untuk bekal rohani minggu ini. Ibu itu menjawab: ‘aku tidak tahu darimana khotbah itu, tapi yang kutahu, sejak hari ini aku akan bertobat menipu pembeli yang biasa 1 kg aku buat 9 ons, aku tidak mau lagi mengurangi takaran dari semua jualanku, sebab melalui khotbah itu aku tahu, ternyata adalah dosa membongi atau menipu orang lain”. Ibu itu tidak tahu nats khotbah hari itu, tapi dia tahu Allah menginginkan kejujuran, dan pendengar yang punya hati meneriman sentuhan roh akan membuahkan buah yang baik.
3. Sering muncul pertanyaan; ‘mengapa terjadi respon yang berbeda?’ saya ingat sebuah cerita tentang seorang Pendeta dari Eropa berkhotbah di salah satu gereja, dia punya suara yang bagus, ulasan khotbah yang baik dan penyampaian yang komunikatif dan sederhana, sehingga mudah dipahami pendengar. Ketika ibadah selesai, seorang majelis datang menemui Pendeta tersebut dan berkata: ’Bapa Pendeta, terima kasih atas khotbahnya, saya sungguh mengalami perubahan, saya ingin bertobat dan hidup sesuai dengan kebenaran Firman. Saya masih ingin mendengar bapa Pendeta berkhotbah lagi supaya jiwa saya makin baik”. Sang Pendeta menjawab, ‘baiklah, minggu depan saya masih berkhotbah di gereja ini”. Minggu berikutnya Pendeta itu berkhotbah kembali, dengan suara yang sama, dengan ulasan dan penyampaian khotbah yang sama baiknya dengan minggu kemarin. Tetapi usai ibadah, majelis tersebut menemui sang Pendeta dan berkata, “Pak Pendeta, saya mendengar khotbah yang luar biasa bagusnya hari ini, tapi saya tidak mengalami perubahan seperti minggu kemarin, yang saya alami adalah kekeringan jiwa. Mengapa demikian Bapa?” Pendeta itu menjawab:”Minggu kemarin kamu datang beribadah untuk mendengar Firman Tuhan, minggu ini kamu beribadah untuk mendengarkanku; minggu kemarin kamu datang memuji Tuhan, hari ini kamu datang memujiku; minggu kemarin kamu datang menyembah Tuhan, hari ini kamu datang menyembahku; minggu kemarin kamu menemukan jiwamu yang hilang, hari ini kamu kehilangan jiwamu. (diambil dari turiturian mardongan jamita -???- tulisan Pensilwelly, isi tidak hilang tapi bahasa diperbaharui).
4. Respon manusia akan Firman Tuhan tergantung dari apa motivasi kita. Jika motivasi kita uang maka semua Firman akan kita lihat dari untung rugi, kalau nama baik, maka kita akan memperbaiki nama baik atas nama firman, tapi jika kemuliaan Tuhan motivasi kita, maka kita akan secara total belajar kepada Yesus dan hidup seturut denganNya, kita akan dikuatkan untuk mengatakan seperti Rasul Paulus; “hidupku bukannya aku lagi, tapi Kristus yang ada dalam aku!”
5. Dalam motivasi yang baik, akan muncul respon yang baik, dengan demikian pertumbuhan yang baik akan membuat manusia berkomitmen untuk mau hidup seturut dengan Firman, dan berkata: aku mau ikut Yesus, sampai selama-lamanya. Amin.

5 komentar: