Minggu, 08 Februari 2009

Ibadah Syukur & Karaoke

Hari ini kami mengikuti ibadah syukur karena Vincent Simanjuntak, anak Bpk J. Simanjuntak/br Marpaung menerima peneguhan sidi (Malua) di Restoran Nur Pasific di jl Raya Gubeng, sekaligus arisan Simanjuntak Sitolu Sada Ina wilayah Barat. Kalau di wilayah kami sempat ada musik, nahh... maka segala talenta tarik suara, joget dan tortor akan menghabiskan waktu berjam-jam. Ada ibu Simanjuntak/br Simatupang sebagai pemain organ sekaligus penyanyinya (DR musik sih), ada Pak Polisi (pak Ramos) yang satu hari tahan goyang mengiring si penyanyi dan beberapa lagi penyanyi sampingan yang membuat suasana terus hingar bingar, tapi hari ini kami karaokean, ha..ha.. mulai dari Panbers sampai Chancutter (???), mulai Marragam-ragam sampai ke You Rise me Up. Banyakan, apa ngga keliling dunia? Itulah musik, boleh menyegarkan yang letih lesu, menggembirakan yang bersedih, merilekskan tubuh yang tegang karena rutinitas seminggu dan karena lain-lain ke lain-lain. Tapi sebeblum bergembira ria, kami menerima siraman rohani melalui renungan yang dibawakan pak Pdt. Samuel Simanjuntak, (yang menurut ibu yang hajatan, khotbah yang menyejukkan hati) dari Amsal 9,10, sesuai nats sidi si anak. Ada dua kutipan saya dari renungan tersebut:
• Banyak orang pintar, banyak orang berhikmat tetapi tidak punya pengertian mengenal Tuhan karena Tidak takut pada Tuhan, maka permulaan pengetahuan dan pengenalan akan Tuhan adalah takut akan Tuhan. Maka banyak orang muda yang menurut Eric Erikson saat pancaroba, saat katidaktepatan jiwa merasa mempunyai kekuatan dan mampu meraih banyak pengetahuan termasuk keahlian dalam berbagai bidang, sehingga dapat bertahan di dunia yang penuh kuasa-kuasa gelap ini. Tapi ingatlah pesan pengamsal, Raja Salomo dengan kemegahannnya, dengan hikmatnya yang mampu mengubah 3000 amsal dan menciptakan 1005 nyanyian, tidak bertahan dalam hikmat itu karena kekayaan, kekuatan dan hikmat/kepintarannya dia gunakan untuk wine and women (?). jadi takutlah pada Tuhan dan akuilah dia dalam segala lakumu!
• Ada istilah buha baju (anak sulung) bagi orang, yang berarti, sejak seorang perempuan mempunyai anak dia membuka bajunya (buha baju) untuk kehidupan anak itu. Seorang ibu muda tidak malu membuka bajunya demi kehidupan anak-anaknya, maka jika ada anak yang tidak menghormati pengorbanan ibu (termasuk ayah) tersebut, maka dia manjadi umat yang menjijikkan di mata Tuhan, kalau dalam tradisi Cina dia disebut sebagai bu xiao = sikap yang tidak mencintai dan menghormati orang tua. Dan orang seperti itu tidak diterima dalam komunitas, bukan hanya itu, tanah pekuburanpun menolak anak yang tidak mencintai dan menghormati pengorbanan ibu (dan ayahnya).
Berarti mengaku iman, diteguhkan menjadi dewasa (sidi) dalam iman, dewasa untuk memahami pengorbanan orang tua dalam tuntunan Roh yang memberi hikmat dan pengertian dalam diri manusia, maka tukat akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan. Selamat mengaku iman untuk Vincent Lawrens Hamonangan Simanjuntak (bersama 14 orang temannya di HKBP tanjung Perak) dan dua orang di HKBP Dukuh Kupang (kebetulan saya yang meneguhkan), Tuhan memberkati dan memelihara imanmu. Selamat Sidi (dewasa)!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar