Jumat, 07 Januari 2011

Matius 4, 12-17

"Terang Terbit di Negeri Maut"

1. Seseorang yang tidak bertanggung jawab, akan membebankan kesalahannya pada yang lain. Wajahnya yang buruk, cermin yang dipecahkan, Herodes yang dinasihati Yohanes karena memperistri iparnya dan mengusir istri pertamanya, Yohanes yang ditangkap, di penjarakan di bawah tanah, dan yang membawa pada kematiannya (bnd Yoh 14, 3-12). Pada peristiwa pengalihan kesalahan inilah, untuk kedua kalinya, setelah Yusuf membawanya menghindar dari rencana jahat Herodes ke Mesir, dalam ay. 12, Yesus juga menyingkir ke Galilea.
2. Banyak orang yang bertanya mengapa Yesus menyingkir? Bukankah Dia Maha Kuasa dan sanggup mengalahkan kekuatan musuh? Benar! Namun dua hal yang perlu kita cermati mengapa Yesus menyingkir, yaitu;
- Bahwa Yesus adalah symbol kelamahlembutan, di mana Dia tidak akan membalas kejahatan dengan kejahatan, sebaliknya, lebih memilih menyingkir, karena memang Yesus sebagai Raja tidak mengandalkan kereta perang dalam memimpin dan melayani, tetapi mengandalkan Tuhan dan tunduk pada kehendakNya (Mzm 20,8)
- Sebagai penggenapan yang disampaikan Nabi Yesaya, (9,1), membawa terang pada kegelapan, di mana Dia keluar dari Nazareth, masuk ke kota Kapernaum, sekalius permulaan pelayananNya, di dunia yang belum disinari sinar kemuliaan Tuhan. Peristiwa ini merupakan symbol dari kehadiran Yesus ke dunia, meninggalkan rumahNya dan tidak kembali untuk tugas kemanusiaan. Dia menjalani hidup di tengah kekerasan dan kejahatan, tetapi tetap setia pada tuntunan Roh. Tidak melawan kekerasan dengan kekerasan. Tapi Yesus menutup pintu kejahatan, kekerasan dan ketidak-adilan, serta membuka pintu masa depan yang penuh perjuangan untuk tujuan kekekalan, yaitu hidup benar, taat dan bersikap baik, adil dan setia.
3. Dari peristiwa penyingkiran Yesus, umat manusia juga diingatkan bahwa hidup menjadi anak Tuhan, tidak otomatis menjadi sukses, senang dan mulus mencapai tujuan, tetapi di depan, belakang dan samping kita ada banyak kuasa iblis yang senantiasa siap menyerang kita. Oleh karena itu, orang percaya perlu taat kepada Allah sebagaimana Yesus yang meninggalkan kemuliaanNya demi ketaatanNya pada Bapak yang mengutus Dia, sehingga bisa terhindar dari marabahaya.
4. Matius mencantumkan perikop “Yesus tampil di Galilea“, (Mat. 4:12-17) merupakan konsep dasar bagi pelayanan Yesus di dunia, di mana Dia memulai dari Galilea, suatu bentuk keterbukaan terhadap seluruh umat (bnd. Luks 4,18-20), sekaligus menunjukkan bahwa pelayanan Yesus bukan seperti kerajaan dunia yang butuh prestise dan prestasi, tapi pelayananNya, adalah panggilan, penderitaan dan kotbah bagi dunia. Matius mau menunjukkan bahwa pelayanan Yesus dimulai dari Galilea karena Matius ingin supaya pembacanya melihat mulainya pelayanan Yesus, kemudian kita melihat bagaimana Tuhan Yesus melangkah selangkah demi selangkah memulai misi-Nya hingga berakhir di Yerusalem. Matius melihat Tuhan memanggil secara progresif, dan pembaca dapat melihat pimpinan Tuhan selangkah demi selangkah. Artinya, setiap anak Tuhan dalam menata hidupnya menjadi seorang manusia sesuai dengan gambar dan rupa Allah harus menjadikan Yesus sebagai prototype dalam melayani di tengah dunia. Kita seringkali mendengar bahwa hidup anak Tuhan pasti dipimpin Roh Kudus namun orang salah menginterpretasikan kata “dipimpin“. Orang menganggap bahwa kalau dipimpin berarti hidup kita akan sukses dan kita dapat melakukan berbagai mujizat dan tanda-tanda ajaib lain. Tidak! Roh Kudus memimpin orang untuk masuk dalam kehidupan rohani, yaitu hidup beribadah pada Tuhan.
5. Dalam Perikope ini jelaslah bahwa Tuhan datang ke dunia bukan untuk membungkus orang percaya supaya tidak terkontaminasi dengan dunia ini, sebaliknya, Dia datang ke tengah dunia, ke dalam hidup yang penuh kegelapan, supaya mereka yang belum beroleh keselamatan mendapatkanNya (Yoh 3,16). Yesaya sudah menubuatkannya bahwa bintang akan bersinar di dunia kegelapan, artinya Yesus dari kemuliaan turun ke dunia, dari kota Nazareth masuk ke kota Kapernaum, dari tempat kudus masuk ke dunia kafir dalam kerangka supaya semua mata melihat kemuliaan Allah, semua hati merasakan kasihNya, semua lutut bertelut padaNya.
6. Apakah yang hendak Tuhan sampaikan ke dunia ini? Matius dalam ay 17 menuliskan seruan Yesus, supaya manusia meninggalkan (syuf : berbalik) dunia yang gelap, masuk ke dunia yang diterangi cahaya kasih yang di bawa Yesus. Yesus hendak menyatakan dalam seruannya, tujuan hidup kita bukan dunia ini, karena itu tinggalkanlah segala hidup yang mengikatmu pada dunia ini, bertobatlah, tujuan akhir kita adalah surga, dan waktu pencapaian sudah dekat.
7. Dalam acara harijadi ke 52 Fariz RM menyaksikan bagaimana Tuhan mengundang dia bernyanyi di Pesta Natal 25 Des 2010 di GKI Maulana Yusuf, Bandung. Dia mengatakan masa kecilku adalah seorang katolik, dan selalu menikmati natal yang indah dalam ibadah natal bersama ibuku, namun ketika ibuku mualaf, aku juga ikut, tapi tidak menjadi seorang muslim yang aktif. Sampai aku diundang bernyanyi. Aku tidak menolak, tapi aku bersuka-cita, aku menikmati natal dan kotbah pdt, hatiku bergetar dan merasakan sentuhan kasihNya. Dan sejak itu aku muslim yang taat, aku tahu, Tuhan datang untukku, dan mengubah aku untuk meninggalkan kebiasaan duniaku. Meski penyakit kanker belum keluar dari tubuh tapi aku percaya, bahwa Tuhan menyelamatkanku.
8. Pertobatan bukan soal perubahan agama, tapi perubahan hati untuk mengarahakan tujuan ke surga, tempat di mana Yesus menjamin hidup kekal kita. Pertobatan di mana telinga bisa mendengar undangan Tuhan dan hati merasakan kasihNya, serta turut pada pimpinan Roh Tuhan melakukan kehendakNya.
9. Hari-hari kita cepat berlalu, tidak terasa kita sudah masuk hari ke-9 di tahun 2011, sebentar, tanpa terasa oleh karena berbagai kebutuhan yang mendesak, kita tidak tahu bahwa waktu sudah habis oleh kesibukan kita di dunia ini. Karena waktu kita singkat dan tidak dapat berulang, maka kita perlu membenahi diri, siap sedia menanti waktu Tuhan yang semakin dekat di hadapan kita. Jangan lalai oleh karena kesibukan yang tidak jelas tapi berubah oleh pembaharuan budi, berubah ke arah yang semakin baik, berubah supaya kasih karunia tidak berlalu meninggalkan kita. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar