Minggu, 28 Februari 2010

13th Wed Anniversary

Hari ini, Minggu 28 Pebruari 2010, tepat 13 tahun perkawinanku dengan Pdt Samuel Simanjuntak. Dikarunia tiga orang anak. 2 Putri, Carol Natasia Sarigodbless Simanjuntak (11 thn 5 bln), Cintani Yohana Taruliroha Simanjuntak (9 thn 3 bln) dan seorang putra, Chrisatya Hotasi Jeremia Simanjuntak (5 thn 3 bln). Aku merasa perempuan paling beruntung, memiliki tiga anak yang manis, pintar dan baik (untuk saat ini) dari suami yang ‘sangat’ baik, peduli, lembut, dan tidak bias jender. 13 thn menjadi istri membuatku lebih sehat, semangat dan kuat karena suami yang mendorongku terus berkarya dan berbuat untuk kemuliaan Tuhan dan kebaikan sesame.
Untuk hari ini, tidak ada yang istimewa, bahkan untuk mengucapkan selamatpun tidak sempat, karena kesibukan masing-masing. Pagi hari kami harus memberangkatkan Carol yang mau retreat dari sekolah ke Malang, suami harus mempersiapkan pelayanan ke Gereja Karo. Sepulang gereja kami langsung mengikuti acara bona taon Simanjuntak Sitolu Sada Ina di Convention Hall, di mana saya memimpin ibadah, dilanjutkan ke bona taon Silahisabungan di Gedung Wanita, Kalibokor.
Di Pesta Bona Taon ini, saya merayakan 13 tahun pernikahan kami, dengan kebaya francis hijau, dipadu songket tarutung berwarna merah. Kuulang khotbah pernikahan kami dari Roma 15,5 pada ibadah Simanjuntak. Kalau 13 tahun lalu Ds MSE Simorangkir mengkhotbahkan itu di gereja HKBP Pangururan, tentang kerukunan Rumah Tangga, maka pada pesta bona taon hari ini, aku mengembangkannya menjadi hidup rukun di tengah punguan marga, di mana terkadang terjadi gesekan antar ‘na mardongan tubu’. Setelah tulang Sihotang manortor, kami melanjutkan perayaan ini ke pesta bona taon Silahisabungan. Begitu kami tiba di depan pintu gendung, saya mendengar suara sekretaris punguan yang kebetulan pembawa acara, meminta saya bernyanyi. Hahahaa… ini dia, yang paling kusenangi dalam pesta bona taon, bernyanyi diiringin Siahaan Musik yang sudah mengenal nada suaraku dengan tepat. Saya dengan suami menyanyikan lagu Nahum Situmorang ‘lupa pe angka na lupa’. Pembawa acara belum puas, beliau meminta saya kembali menyanyikan ‘uju di ngoluki’, lagu yang saya nyanyikan tahun lalu di pesta bona taon silahisabungan, lagu yang selalu membuat orang-orang menitikkan air mata.
Acara hari ini berakhir dengan sukacita. Kami pulang, tapi tidak dapat makan bersama, karena waktu untuk PA NHKBP telah menanti di gereja. Tidak itu saja. Meski hati kami terang benderang, kegelapan menyambut kami. Jalan kotor oleh daun-daun, ada pohon tumbang, ada atap rumah yang terbang. Angin puting beliung melanda daerah Dukuh Kupang. Aku dan dua anakku, tertidur dalam keadaan lapar, karena persediaan makanan di rumah kosong. Untung jam 21, ada sms dari inang Simanjuntak, Deltasari, undangan makan di kwetiaw Medan. Hahahah……..akhirnya hari inipun berakhir dengan sukacita dalam Tuhan, karena semua pekerjaan berjalan baik dalam anugerah dan pemeliharaan Tuhan.

Happy wedding’s day, Tuhan Yesus memberkati!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar