Jumat, 26 Februari 2010

Nehemia 9, 26-31

"Doa Pengakuan kepada Tuhan Maha Pengampun"
1. Allah menciptakan semua baik. Oleh manusia yang diberi daya pikir dan daya kreasi, memakai anugerah ini untuk tujuan hidupnya sendiri yang kadang melukai hati sesama dan tidak memuliakan Tuhan. Ketika manusia memakai semua anugerah pada kepentingan dirinya, maka, pembrontakan mulai terjadi. Manusia mulai mendikte Allah, mengesampingkan kekuatanNya, menganggap remeh ibadah dan penyembahan. Manusia jatuh pada arogansi da kesombongan, menolak utusanNya bahkan Allah sendiri, dengan mencipta kekuatan sendiri dengan memberhalakan diri dan anugerah yang diterimanya.
2. Perikope ini merupakan refleksi atas sikap hidup bangsa Israel yang senantiasa berbalik dari Allah yang Maha kuasa. Mereka mengasingkan diri dari bangsa sekitar, dan mengaku dosa kepada Allah. Bangsa Israel mengenal esensi Allah dengan baik, yang penuh pengampunan. Hal ini diungkapkan dalam doa dan pujian mereka tentang karakter dan kondute Allah yang digambarkan kebesaranNya sebagai pencipta bumi (ay.6), Pemberi anugerah dengan memanggil Abraham sebagai orang beriman dan tanah Kanaan sebagai pemenuhan janji Allah (ay.7-8). Dia Jugalah Allah yang melihat perbudakan bangsa Israel di Mesir, yang mendengar teriakan minta tolong mereka dan yang menolong mereka ke luar dari kuasa Firaun (9-11). Pengulangan pengenangan ini, membuat mereka dalam iman mengucap syukur atas semua janji setiaNya yang mendukung umatNya masuk ke dalam anugerah yang disediakan bagi orangNya.
3. Nehemia bersama Ezra hendak mengajarkan bangsa itu agar memasuki hadirat kekudusan Allah dengan mengenang dan mengingat bagaimana Allah bertindak menyelamatkan mereka dari ketidakpastian menuju kepastian yang kekal. Jika nenek moyang mereka angkuh dan tidak menuruti perintah Tuhan dalam menjalani hidup, bahkan para nabi yang diutus untuk membawa mereka ke dalam kebenaran menjadi dikorbankan, maka pada generasi baru ini, hendaklah mereka percaya hanya pada kekuatan Allah yang membawa mereka keluar dari perbudakan Mesir.
4.Kedamaian dan kesetiaan Tuhan sering dipermainkan bangsa itu. ketika mereka aman dari tangan musuh, bangsa itu menetang Allah dan menolak Nabi-nabiNya. Pertentangan yang dibuat manusia pada Allah akan membawa mereka ke tangan musuh, maka mereka akan menjadi santapan musuh. Mereka akan menderita, menjerit minta tolong, karena diperbudak oleh kesombongan mereka sendiri. Pada masa kesesakan mereka akan mengingat Tuhan, dan meminta tolong padaNya. Tuhan mendengar mereka serta memberi keamanan bagi mereka.
5. Rasa aman yang kita miliki dalam menjalani hidup, sering membuat kita menjadi sombong, merasa kuat dan mengandalkan diri sendiri. Tanpa sadar kita membuat pertentangan dengan Allah sumber kenyamanan kita. Sebagaimana bangsa Yehuda yang mengalami kesusahan karena berpaling dari Allah, maka kita juga diingatkan untuk terus menyadari bahwa kita tidak memiliki apapun yang layak kita banggakan dan yang dapat menyelamatkan diri kita. Kita hanya manusia yang dicipta dan Allah pencipta kita. Kita perlu belajar dan sadar bahwa konsekwensi dari pembrontakan terhadap Allah adalah adalah kesusahan, karena upah dosa adalah maut. Israeal yang selalu meninggalkan Allah mengalami kesusahan dan hidupnya menderita. Dalam kesesakannya, mereka berteriak minta tolong.
6. Allah setia dengan kasihNya. Dia konsisten dengan kebaikan ciptaanNya, maka Dia setia mendengar teriakan minta tolong umat, Dia setia dengan cintaNya kepada umat. Kesetiaan Allah adalah dasar dari semua penciptaan dan pengampunan yang di bawa Yesus ke dunia ini. KesetianNya tidak berkesudahan, dan menuntun manusia ke arah hidup yang baik. Dia mengutus hambaNya untuk mewartakan kebenaran injilNya, dan membawa umat tersesat berbalaik pada Tuhan. Kebaikan Tuhan patut kita syukuri, bukan untuk dipermainkan, sebab Allah tidak mau dipermainkan.
7.Mengapa manusia menjadi sombong dan melupakan kebaikan Tuhan? Menurut pskolog, peng-aku-an yang berlebih, membuat seseorang melupakan sekitar. Artinya, hidup yang memfokuskan segala sesuatu kepada diri sendiri, sering melupakan sumber pemberi diri, melupakan sekitar dan hanya melihat diri sebagai pusat dari semua. Maka ketika orang seperti ini memasuki suatu ruangan akan berkata: 'Aku datang!', Ucapannya mengarahkan semua pandangan ke dia, bahwa dialah pusat semua, dialah yang terpenting. Dan hal ini sangat berbeda jika dia berkata : 'Senang bisa bertemu dengan kalian di tempat ini.' Seseorang yang menonjolkan diri, tanpa sadar, dia juga meniadakan sumbernya, karena dia hanya melihat dirinya.
8. Nabi Nehemia, mengembalikan ingatan kita bahwa tidak ada yang boleh kita tonjolkan dari diri kita karena Tuhanlah pencipta bumi, Dia yang memanggil Abraham, Bapak orang beriman itu, Dia juga yang memenuhi janjiNya dengan memberi tanah Kanaan. Maka kemballa pada Tuhan, terimalah pengampunan yang di bawa Yesus dengan darah kudusNya, sebab Allah yang penuh kasih sayang sangat setia mendengar teriakan minta tolong kita, dan Dia setia mengampuni kita, jika kita mengaku dosa kepadaNya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar