Jumat, 05 Maret 2010

Yohanes 2, 1-10

Mujizat Yesus yang Pertama: ‘Air Diubah Menjadi Anggur’

1. Suatu waktu, saya pernah mengikuti pesta perkawinan. Sebuah pesta besar di gedung terbesar di kota itu. Pada pesta itu, hampir setengah undangan tidak makan, karena kurang makanan. Di situasi yang memalukan itu, banyak dari undangan yang memukul-mukul piring dengan sendoknya utuk menunjukkan bahwa makanan kurang, bahkan ada yang memberi envelope kosong dengan menulis, ‘karena kami tidak makan’, uang kami pakai untuk membeli makan.
2. Ketika ada orang mengalami kekurangan, biasanya manusia sering mempermalukan dan menunjukkan kekurang orang tersebut. Kita merasa bangga jika orang lain tahu akan kekurangan seseorang. Tetapi lain halnya dengan Maria, ibu Yesus yang hadir di sebuat pesta perkawinan di Kana. Dia menuntup kelemahan dari yang punya pesta dengan menceritakan masalah yang dihadapi di pesta tersebut.
3. Di sebuah kota kecil di Kana, sekitar 9 km dari selatan Nazareth, di Galilea, ada sebuah pesta kawin. Pesta perkawinan, merupakan pesta sukacita, dan pesta persekutuan, sehingga pesta kawin biasanya dirayakan selama 7 hari atau seminggu penuh. Dengan waktu yang begitu lama, tentu sangatlah membutuhkan makanan dan anggur yang banyak. Kemungkinan bisa kurang, untuk orang miskin dan pekerja keras, rata-rata penduduk kota itu. Tanpa anggur di suatu pesta kawin bagi masyarakat Kana, mengakibatkan pengantin akan dipandang, dengan sangat hina. Ketika terjadi kekurangan anggur di pesta kawin itu, Maria, ibu Yesus yang ada di pesta itu, merasa terbeban, lalu mendatangi Yesus yang juga hadir sebagai undangan, dan menjelaskan kejadian tersebut. Maria tahu bahwa Yesus mampu memberi jalan keluar atas masalah yang dihadapi di pesta itu
4. Menanggapi persoalan yang terjadi di pesta itu, Yesus berkata pada Maria dalam ay. 4: Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba." Yesus menyebut Maria sebagai perempuan (women: Yunani: Gunai). Sebutan ‘perempuan; bukan ibu, kemungkinan menunujukkan hubungan baru antara mereka (umat) dengan Dia sebagai pelayan. Bukan dalam konotasi negatif. Jadi Yesus bukan tidak menghormati ‘ibu;nya, tetapi untuk menjelaskan bahwa Yesus bukanlah ‘anak’ Maria, yang dapat berbuat apa saja dan kapan saja. Yesus tahu kapan harus bertindak dalam menyelamatkan orang yang mengalami kesusahan. Jadi, tidak ada intervensi dalam tugas penyelamatan yang diembanNya. Disamping itu, Yesus juga menunjukkan bahwa tindakanNya dikontrol oleh BapaNya, di mana Dia tidak bertindak di luar rancangan Allah, sehingga Dia menyebut, ‘saat-Ku belum tiba.
5. Dalam hubungan kita dengan Tuhan, sering kita memaksa Tuhan melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan kita. Tapi jawaban Yesus pada Maria, mengajar kita, bahwa Tuhan tahu kapan bertindak, Tuhan tahu menjawab persoalan yang kita hadapi tepat dan indah pada waktunya.
6. Maria memahami ke-siapa-an Yesus. Dia menerima pernyataan Yesus, tidak tersinggung atau gusar dengan respon Yesus. Dia justru mengatakan pada para pelayan untuk melakukan apa yang diperintahkan Yesus. Pelayaan itu diminta untuk membangun kerjasama dengan tunduk pada perintah Yesus, karena Dia akan bertindak segera. Maria tidak tahu kapan waktu melakukan mujizat, tapi Maria tahu bahwa Yesus adalah Mesias. Maria mengenal kemampuan dan kuasa Yesus, karena Yesus adalah Putra Allah, di mana Dia tidak akan membiarkan ciptaanNya menerima penghinaan karena kemiskinan. Maria juga tahu, bahwa Yesus akan melakukan sesuatu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi pengantin itu. Oleh karena itu, Maria tidak mempersoalkan kata-kata Yesus, tapi sebagai perempuan, sekaligus ibu, dia tahu bahwa Yesus adalah manusia yang punya kepedulian menyelamatkan manusia dari rasa malu. Maria menunjukkan imannya pada Yesus.
7. Inilah perbedaan kita dengan Maria, di mana kita mudah tesinggung jika kita menerima respon yang tidak sesuai dengan keinginan hati kita. Saya mengenal seseorang yang pindah dari gereja tertentu karena pelayan gereja itu terlambat membesuk anggota keluarganya yang sakit. Kita ingin melihat orang lain segera menjawab masalah kita, cepat melakukan tugasnya. Jika tidak kita akan marah dan tersinggung dengan kinerja mereka. Iman Maria melatihnya untuk sabar menanti pertolongan Tuhan.
8. Iman Maria dijawab Yesus dengan memerintahkan para pelayan, mengisi air penuh ke tempayan-tempayan yang ada di sekitar itu. Tempayan itu, adalah tempat air untuk membersihkan kaki para tamu sebelum masuk rumah dan mencuci tangan sebelum makan, sesuai dengan tradisi Yahudi. Yesus bertindak, ketika waktuNya telah tiba, dan tindakan Yesus tidak pernah terlambat. Ketika tempayan itu penuh, Dia memerintahkan pelayan mencedok dan memberi pada pimpinan pesta. Kejadian yang luar biasa terjadi, pengantin mendapat pujian dari pemimpin/ pembawa acara, di mana dia mengeluarkan anggur terbaik di akhr pesta, ketika cita rasa sesorang telah tumpul terhadap rasa anggur karena sudah banyak minum. Yesus memberi anggur yang terbaik, yang rendah alkohol. Dia memberi TIROSH (anggur segar yang diperas dan diendapkan di tandan tanpa fermentasi) bukan MUST (Wine) yang mempunyai kadar alkohol. Yesus memberi yang terbaik bagi orang yang diaksihiNya, bahkan diriNya diberi untuk mengeluarkan manusia dari maut dan kematian. Peristiwa air menjadi anggur, adalah mujizat pertama yang dilakukan Yesus. Peristiwa di mana orang yang lemah dikuatkan, yang hampir dihina dipuji.
9. Diundang ke suatu pesta merupakan penghormatan bagi seseorang, maka undangan hendaknya menunjukkan keramah-tamahan, karena keramahtamahan adalah tugas suci. Undangan mendukung yang punya pesta dan ingin menolong, sehingga ketika terjadi kekurangan dalam pesta, undangan berusahan menolong, tidak merugikan atau mempermalukan yang punya pesta. Yesus menolong keluarga yang hampir dipermalukan, Dia memberi jalan keluar bagi orang yang berkesusahan. Dia menunjukkan cinta kasih bagi masyarakat hina untuk dipermuliakan di hadapan Allah.
10. Pesta di Kana adalah pesta orang-orang sederhana, pesta di mana Allah menyatakan kuasaNya dengan menolong orang lemah. Maka undanglah Yesus dalam setiap pergumulanmu, hadirkan Dia dalam kesusahanmu, maka jalanMu akan terbentang luas, karena Allah ambil bagian dalam masalah yang kita hadapi. Allah tidak pernah membuat kita kecewa. Apapun masalah yang kita hadapi, jika bertemu dengan Yesus, bergaul akran denganNya, kita akan merasa nyaman dan terbebaskan, karena Allah mampu membuat yang tidak ada menjadi ada, Dia sanggup menolong dan memberkati kita, Dia memberi labih dari apa yang kita minta, karena Dia tahu apa yang kita butuhkan. Dialah penolong dan perisai kita, gantungkanlah hidupmu pada pertolongan tanganNya yang kuat (bnd. Mzm 115, 9-15), karena pertolongan yang dibawa Kristus ke hidup orang yang takut padaNya, memberi kita sukacita yang melimpah, sampai ke pada anak-cucu ditambahkanNya berkatNya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar