Rabu, 29 April 2009

Liburan

Seorang anak berusia 10 tahun hendak berkunjung ke rumah ompungnya (nenek). Dalam perjalanan dari Medan menuju Tarutung dia bertanya setiap 15 menit kepada supir, atau penumpang lain yang ada di dekatnya, ‘apakah telah tiba di Tarutung?’ mereka menjawab belum. Berulang-ulang pertanyaan ini di tanyakan, membuat suasana terganggu. Ketika telah tiba di Balige dia bertanya: apakah Tarutung masih jauh? Aku ngantuk mau tidur. Supir itu menjawab, ya masih jauh dan tidurlah, nanti dibangunkan. Suasana menjadi hening, mereka lupa pada si anak. Kira-kira satu jam lebih lewat Tarutung, tepat di batu lubang, (sebuah batu besar yang dilubangi sebagai sarana jalan menuju Sibolga. Jalan ini sempit dan sulit berputar, itu hanya untuk mobiil kecil.), sang supir melihat si anak yang tertidur pulas. Dia tersentak kaget, dan berkata, ‘aduh.... anaknya sudah kelewatan. Bagaimana ini?’ setelah membicarakan dengan semua penumpang mereka sepakat untuk mengantar kembali ke Tarutung, karena dia sendiri dititip orang tuanya untuk dijemput ompung di terminal. Tiba di Tarutung, mereka membangunkan si anak dan mengatakan bahwa mereka telah tiba di Tarutung. Anak itu bangun dan tersenyum, sambil membuka bekal makanannya. Supir itu bertanya, ‘di Tarutung turunnya di mana?’ anak itu menjawab dengan tenang; ‘aku turun di Sibolga, tapi kata mama kalau sudah tiba di Tarutung, baru makan!’ Semua isi mobil itu terdiam sambil menganga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar