Selasa, 07 April 2009

Kisah Para Rasul 10, 39-43

Menjadi Saksi Kristus: khotbah Paskah I
1. Dalam catatan pinggir Mohammad Gunawan di koran kompas pada bulan Februari yang lewat, dia mengatakan bahwa jika banyak terjadi ketidakadilan di tengah dunia, maka kita sedang bersama dengan Tuhan yang mati. Dalam ketidak-adilanlah Yesus mati, Dia dibungkamkan Dia diberlakukan dengan tidak adil mulai dari Yudea, ke Yerusalem hingga ke Golgata. Yesus yang melakukan pelayanan kesembuhan, memulihkan hidup orang, mencelikkan mata orang buta, membuat yang pincang berjalan, oleh keinginan besarNya menghilangkan semua sakit dan penderitaan manusia dari dunia, tidak direspon baik oleh dunia. Dia ditangkap dan disalibkan, manusia membunuh Dia dan menggantung di kayu salib. Yesus mati, ketika ketidakadilan sedang berlangsung.
2. Namun Allah tidak berhenti pada kematian. Dia bangkit pada hari ketiga. Kuasa yang mengutus Yesus dan kuasa yang ada dalam diri Yesus adalah kuasa yang tak dapat dikalahkan. Kuasa itu dapat mengalahkan hal terburuk yang manusia dapat lakukan untuk menyelewengkan kebenaran. Dan kuasa itu dapat mengalahkan kematian dan maut. Tidak ada kuasa apapun yang membuatNya berhenti melakukan kebaikan dan kebenaran, termasuk ketika Dia seolah-olah telah kalah di kayu salib. Dalam kamatianNyapun kuasaNya bergerak ke luar dari diriNya melawan maut dan kematian, Dia bangkit atas kematian, dia mengalahkan kubur yang dijaga prajurit! Peristiwa ini merupakan suatu proklamasi pada dunia bahwa Yesus Kristus dibangkitkan untuk menjadi pemegang kuasa di bumi dan di surga. Dengan kebangkitan inilah Tuhan memberi jaminan ketika memanggil umatNya menyaksikan kuasaNya. Tak ada panggilan menjadi saksi, tanpa kebangkitan!
3. Terhadap kuasa inilah umat percaya terpanggil mejadi saksi, menyaksikan kuat kuasa Allah, menyaksikan kebangkitan Yesus dari kubur yang gelap. Dipanggil mejadi saksi tidak hanya mengatakan bahwa Yesus telah bangkit, tetapi memberitakan bahwa dalam kebangkitanNya, Dia telah mengalahkan ketidakadilan dan ketidakbenaran pemerintah dunia. Itu berarti, menjadi saksi berani mengatakan kebenaran, melawan ketidakadilan dan memperjuangkan kebaikan untuk selalu beroperasi di dunia ini.
4. Siapakah yang dipanggil menjadi saksi? Apakah hanya mereka yang telah makan dan minum bersama dengan dia? Memang dalam gereja mula-mula telah dihunjuk orang-orang yang telah melakukan perjamuan makan bersama Yesus, tatapi dengan meluasnya ketidak benaran, meluasnya ketidakpercayaan dan hilangnya pngharapan, kita juga terpanggil menyaksikan bahwa Yesus yang bangkit telah dipilih Allah menjadi hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati. Kita (laki-laki dan perempuan, tua-muda) ikut ambil bagian dalam menyaksikan (Junani: Martureo dari kata martus yang dalam Perjanjian Baru berarti, martyr. Konsekwensi dari menyaksikan penderitaan Yesus adalah setuju untuk martyr demi menyaksikan kebenaran Yesus.
5. Kesaksian umat percaya tentang kuasa kebangkitan mendorong para saksi menentang ketidakadilan, karena jika ketidak-adilan terus berlangsung, masih banyak terjadi di tengah dunia, berarti kita membiarkan Allah mati. Dalam ay. 42, dikatakan: Dia menugaskan kami memberitakan ke seluruh dunia. Allah yang menugaskan kita adalah Allah yang hidup dan yang mati, hakim bagi orang hidup dan orang mati. Ditugaskan, siap dengan segala resiko, berani melawan arus, melawan sistim yang menindas.
6. Dalam kematian dan kebangkitan ada kuasaNya. Dia berkuasa penuh atas hidup manusia. Manusia tidak punya kuasa atas dirinya. Dia tidak dapat menentukan pilihan dan tujuannya. Kaetika manusia menentukan sendiri pilihan dan tujuannya, maka akan terjadi rancangan kecelakaan, rancangan ketidakadilan. Maka, diutuslah saksi-saksi untuk memberitakan kuasa Allah dalam Yesus yang bangkit, supaya segenap bangsa mengenal, berhubungan secara akrab dan baik dengan Allah sebagai pemandu hidupnya ke arah yang baik, mengajarnya berkiprah di tengah dunia yang penuh ketidakbenaran ini.
7. Yesus yang bangkit harus diberitakan ke seluruh dunia, supaya semua orang yang menerima ketidakadilan tetap kuat dan bertahan dalam pengharapan, sebab hanya mengandalkan diri sendiri, kita sulit melampaui persoalan dunia yang semakin menghimpit, tetapi dengan kuasa Yesus yang menyertai akan memberi kekuatan ke arah mana pun kita melangkah. Kabar baik ini harus diketahui oleh semua suku bangsa, bahwa kita telah menang dengan kebangkitan Kristus yang mengalahkan kematian. Dengan mengabdikan diri kita memberitakan injil kebenaran, kita telah membawa pengharapan baru bagi mereka yang mengalami kegundahan.
8. Hasil dari pemberitaan itu adalah pengampunan dosa dan hubungan yang baik antara Allah dan manusia. Dalam adam telah rusak hubungan Allah dengan manusia, tetapi dalam kuasa kebangkitan, hubungan itu dipulihkan, pertentangan diampuni, kehidupan dilayakkan menjadi saksi.
9. Apakah yang perlu kita saksikan ke seluruh dunia? Hidup Yesus yang menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikubur. Penderitaan yang dialami Yesus adalah bagian dari esensiNya sebagai putra Allah, di mana oleh sifat alami Allah yang mengasihi dunia, Dia menjadi korban dari cinta Allah akan dunia ini. Penderitaan Allah direfleksikan melalui keinginannya untuk mencintai dunia, di mana Dia harus menyelamatkan orang berdosa dari kematian. Cinta dan kamatian Yesus adalah hal utama yang hendak kita beritakan, karena cinta Dia menderita di kayu salib, karena cinta dia bangkit agar umat percaya memperoleh pengampunan. Jadi kesaksian tentang Yesus adalah implementasi penderitaanNya, di mana penderitaan itu membawa pada kehidupan yang kekal oleh kebangkitanNya.
10. Yesus mengatakan ini untuk disaksikan oleh murid-murid yang telah makan bersama denganNya, selanjutnya oleh kita di dunia yang semakin penuh dengan ketidakadilan. Melalui penderitaanNya, manusia diselamatkan dan beroleh pengampunan, melalui kebangkitanNya, manusia perlu mengubah diri, masuk pada esensi dan sifat alami Allah untuk mengasihi dan mengampuni sesamanya, karena kebangkitaNya telah membuat kita beroleh hidup kekal.
11. Artiny, meskipun banyak penderitaan yang kita alami, tetapi jangan berhenti mengatakan kebenaran Allah, jangan berhenti menyaksikan perbuatan tangan kasih Allah yang menuntun hidup kita, jangan berhenti berbuat baik. Sebab tanpa kata, kita telah mendeklarasikan Yesus yang unik, yang punya nilai khusus dalam hidup manusia, yang berkorban memberi pengampunan bagi umat agar terjalin kembali persekutuan Allah dengan manusia, sebab dengan penderitaaNya, dia membangun hubungan antara Allah dan manusia.
12. Bagaimanakah kesaksian kita boleh membawa tetangga kita percaya pada Allah, menerima pengampuan yang dibawa Yesus dengan darahNya? Percayalah padanya dalam tugas penginjilan itu, sebab ketika aku lemah dan tidak sempurna, Dia menguatkan aku, dan itulah tugasku, terus dan terus bersaksi tentang Yesus yang mati, hidup dan berbuat kebenaran untuk membenarkan manusia yang berdosa. Itulah keasksianku, meneruskan model yang ditinggalkan Yesus di dunia, bahwa dengan penderitaanNya memperjuangkan kebenaran, Dia membawa aku dan kau pada kehidupan yang kekal. Selamat paskah, Tuhan memberkati, amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar