Selasa, 09 Desember 2008

Pengangkatan Majelis Jemaat

Direncanakan di gereja kami HKBP Dukuh Kupang Surabaya, akan diadakan pada tanggal 14 Des 2008 ini pengangakatan Majelis jemaat (Pangojakonon ni sintua), maka untuk menutup pertemuan pembinaan calan sintua tersebut, kemarin malam diadakan pembinaan kepada keluarga calon tersebut. Dan sebagai istri pendeta jemaat dan sekaligus sebagai pendeta, saya diminta sebagai pembicara mengenai peranan keluarga tahbisan dalam mendukung pelayanan suami, (kebetulan calon penatuanya semua laki-laki), bersama sintua emeritus dan istrinya St. C. T. Gultom. Pasangan sintua tersebut membicarakan pengalaman mereka dalam pelayanan selama 22 tahun. Luar biasa, pengakuan dari ibu Gultom, dengan mengatakan: kami tidak mampu karena keterbatasan kami, tetapi Tuhan memampukan kami hingga dapat memasuki masa pensiun. Dan saya menyimpulkan kesaksian tersebut dengan Filipi 4, 13. Pertemuan itu menjadi pembelajaran bagi saya, ternyata sangat penting memberi pemahaman bagi keluarga tentang tugas suami/istrinya, sehingga tidak terjadi penyelewengan, karena anggota keluarga akan selalu mengingatkan suami/istrinya akan tugas-tugasnya. Tidak akan datang kpk ke rumah dan istri/suami mengatakan tidak tahu, seperti kritina (penyanyi dangdut) kepada amin (anggota DPR), karena istri akan selalu mengingatkan suami untuk setia pada tugastugasnya. Salah satu pertanyaan dari calon sintua tersebut adalah: “apakah istri sintua wajib ikut punguan ina?” saya katakan tidak wajib, tapi apakah tepat menurut nurani kita, anggota jemaat kita himbau menjadi anggota punguan, sementara ibu-ibu sintua tidak? Selanjutnya saya katakan bahwa memilih perlu pengorbanan, tetapi berkorban dengan rela. Contohnya saja saya yang tidak melayani sebagai pendeta secara struktural karena saya telah memilih untuk menikah dengan seorang pendeta, tetapi saya tidak tertindas dengan pengorbanan itu, karena saya merelakan diri menjadi istri dan ibu, tetapi fungsi saya sebagai pendta tetap dengan ikut ambil bagian dalam pelayanan jemaat. Dan ini menjadi renungan bagi setiap orang, ketika Yesus berkata, jika bisa, lalukanlah cawan ini daripadaKu, tetapi bukan kehendakKu, kehendakMu lah yang jadi. Yesus berusaha menghindar, tetapi tidak bisa, Dia harus mengorbankan diri untuk manusia, dan pengorbanan itu adalah kerelaan. Bukankah keralaan untuk berbuat baik menjadi bagian terpenting dari kehidupan orang kristen? Selamat ditahbiskan untuk keempat orang calon Sintua HKBP Dukuh Kupang!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar