Senin, 15 Desember 2008

Itu bukan untuk Kita, tapi untuk Mereka

Kemarin minggu (14 des ’08), saya berkhotbah di HKBP jl Kedongdong Surabaya dari Luk 3, 7-14 mengenai pembaptisan dan pertobatan yang diteriak Yohanes Pembaptis di Padang Gurun. Orang banyak yang merasa telah menjadi pewaris Kerajaan Allah karena keturunan Abraham, dikritisi oleh Yohanes dengan mengatakan, bahwa siapakah dari keturunan ular beludak yang dapat melarikan diri dari murka Allah? Petanyaan ini menyadarkan orang banyak itu, sehingga mereka bertanya: “Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat?” dan Yohanes berkata: yang mempunyai dua helai baju, hendaklah dia membaginya kepada yang tidak punya. Nats ini mengingatkan saya tentang sebuah cerita :

· katanya ada seorang penkhotbah yang dengan berapi-api mengatakan bahwa hidup adalah kemampuan berbagi dengan sesama. Maka bika saudara-saudara mempunyai dua baju, berilah pada orang yang tidak punya.

· Anaknya yang mendengar khotbah tersebut langsung mengyakan dalam hatinya, maka ketika suatu hari ada pengemis datang ke rumahnya, anak itu memberi sepasang jas ayahnya yang kebetulan mempunyai dua pasang jas.

· Pada suatu hari sang ayah mau memakai jas tersebut, tapi dia tidak melihat, dan bertanya:

= Jas ayah mana

+ sudah saya berikan pada pengemis

= loh, kenapa? (dengan sedikit marah)

+ Kan khotbah ayah yang mengatakan kalau punya dua, dibagi kepada yang tidak punya?

+ Ha??? (jengkel), itu bukan untuk kita, tapi untuk orang.

(Ga tau deng, cerita ini, fakta atau tidak). Tapi sering sekali kejadian seperti ini terjadi, kita mengatakan sesuatu yang baik, tapi berharap orang lain yang melakukannya, pengkhotbah mengkhotbahkan perubahan, tapi dia sendiri tidak mau diubah oleh Firman Tuhan, sehingga saya sering mendengar pengkhotbah berdoa seperti ini, berkatilah jemaatmu yang mendengar firman in,i supaya mau melakukannya. Dan suami saya Pdt. Samuel Simanjuntak, sering sekali memprotes, jangan hanya jemaat yang diharap berubah tapi mari kita mulai dari diri kita, kita mempersiapkan khotbah bukan hanya untuk jemaat, tetapi pertama-tama kita yang perlu diubah Firman supaya Firman yang disuarakan oleh hambaNya membuahkan hasil yang baik di tengah-tengah kehidupan hamba dan jemaatNya! Bukanlah itu lebih baik, mengatakan dan melakukan? Karena Yesus juga berfirman dalam Lukas 11, 28; "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya."

Selamat memasuki advent keempat, Selamat diubah oleh Firman Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar