Rabu, 10 Desember 2008

Kambing Hitam

Hari ini, hari terakhir kami memberangkatkan saudara-saudara yang datang dari berbagai daerah untuk mengikuti upacara pernikahan adik saya meli. Sepi dan membuat kami merasa kehilangan. Tahukah kamu siapa yang disalahkan? Putra saya Jerry mengatakan, ini gara-gara bulik semua. Dia tidak mau pulang ke rumah, sehingga kita menjadi sepi. Memang, bila kita mengalami kekurangan kita ingin menyenangkan diri dengan mencari siapa yang bersalah atas kekurangan tersebut. Dan Jerry menemukan tantenya sebagai korban atas sepinya rumah kami dan hilangnya sesuatu dalam jiwanya. Enak jika ada orang salah, enak jika ada yang kita korbankan, dan enak bila kita menjadi benar atas kesalahan orang lain. Apakah itu baik? Ketika Adam tertangkap basah telah berbuat pelanggaran, dia mengatakan perempuan yang kau berikan padaku, itulah yang memberiku buah itu, dan ketika Eva berbuat salah dengan ingin menyamai Allah, dia mengkambing hitamkan ular. Semua ingin benar, tetapi tidak mau berbuat benar. Semua ingin cantik kelihatan, tetapi sering sikap hidup kita membuat kita menjadi tidak cantik. Kenapa hal mengkambing hitamkan orang lain sering terjadi? Perjumpaan dengan Allah membuat kita ingin mengaku salah dan merendahkan hati di hadapanNya yang kudus, tetapi hubungan yang retak dengan Allah, ingin membuat kita selalu benar dan seolah-olah sama dengan Allah. Tapi siapakah kita? Kita adalah orang berdosa, kita tidak layak sama denganNya, tapi Yesus mengorbankan diri dan tidak mengkambing hitamkan manusia atas penderitaanNya. Dia menjadi korban untuk keselamatan kita. Selamat menyambut Hari lahirnya Yesus!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar