Kamis, 28 Mei 2009

Pita Kuning di Pohon Ek

Seorang pria asal White Oak, Georgia, Amerika Serikat menyia-nyiakan kebaikan istrinya yang cantik.

Dia sering pulang dini hari dalam keadaan mabuk, kemudian tanpa segan memukul istri serta anak-anaknya.

Suatu malam dia memutuskan untuk pergi ke New York, dengan berbekalkan uang yang dicurinya dari tabungan istrinya.



Di New York, pria itu mencoba berbisnis bersama beberapa orang temannya. Sambil berbisnis dia menikmati seks bebas, judi dan mabuk-mabukan…

Bulan serta tahun berlalu, dia sama sekali tidak memberi kabar tentang keberadaannya kepada keluarga yang di tinggalkannya secara diam-diam.

Seiring dengan berlalunya waktu ia bangkrut. Bahkan terlibat hutang dan melakukan penipuan dengan menulis cek palsu.

Dia tertangkap dan dijerat hukuman penjara selama tiga tahun..

Mejelang akhir masa tahanan, dia merindukan istri dan anak-anaknya. Dia mengumpulkan keberanian dan menulis sepucuk surat buat istrinya. Di dalam surat itu dia menceritakan penyesalannya dan kerinduannya untuk membina rumah tangga yang harmonis…

“Sayang..!!

engkau tidak perlu menungguku.. namun jika engkau masih mau aku kembali, ikatkanlah sehelai pita kuning pada pohon Ek yang ada di pusat kota.. apabila aku lewat dan tidak menemukan sehelai pita kuning, tidak apa-apa, aku tidak turun dari bis dan terus ke Miami. aku berjanji tidak akan mengganggumu dan kehidupan anak-anak….” Itulah sekelumit isi suratnya.

Setelah di bebaskan, pria itu menaiki bis yang menuju kampung halamannya.

Dia tidak tahu apakah istrinya sudah menerima suratnya dan mau mengampuninya. Di dalam bis dia bercerita dan meminta supir bis untuk menjalankan bisnya secara berlahan-lahan saat mereka memasuki pusat kota White Oak. “Tolong Pak, saat melewati pusat kota perjalanan diperlambat… kita sama-sama melihat apa yang akan terjadi…” katanya memohon.

Saat bis memasuki kota White Oak detak jantung pria itu berdebar sangat kencang, tubuhnya basah oleh keringat dingin. Di tengah-tengah keadaan yang menegangkan itu, tiba-tiba air matanya menetes tanpa henti saat melihat ratusan pita kuning bergantungan di sebuah pohon ek...

“Wuuwww……. Seluruh pohon dipenuhi pita kuning..” sorak penumpang yang ikut-ikutan tegang di dalam bis tersebut. Akhirnya semua penumpang bis sepekat mengantar pria yang disambut oleh kehangatan cinta istri dan anak-anaknya. Saking terharunya, sang supir bis menelepon surat kabar New York Post untuk menceritakan kisah indah tersebut. Yang tak kalah menariknya, saat itu seorang penulis lagu berada dalam bis tersebut. Kisah nyata tersebut kemudian mengispirasinya untuk menulis sebuah lagu. February 1973, lagu berjudul “Tie a Yellow Ribbon (Around the Old Oak Tree)” ini dirilis dan menjadi hits….



Kesabaran, penerimaan dan pengampunan adalah bagian dari kasih. Kasih nyata membawa dampak yang luar biasa. Biarlah kita hidup saling menerima dan pengampunan….







Disadur dari mansor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar