Selasa, 26 Mei 2009

Kisah Para Rasul 10, 44-48

“Keuniversitalitas Allah dalam Roh”

  1. Pada minggu Pentakosta, minggu turunnya Roh Kudus, firman Tuhan mengajak kita memahami kehadiranNya di tengah kehidupan menusia dalam RohNya. Roh Kudus yang ikut bekerja sejak masa penciptaan (Kej. 1) terus ambil bagian hingga pada masa kini, pada berdirinya gereja mula-mula hingga pada perkembangan gereja saat ini. Roh Kudus membuat manusia memahami kerja Allah terhadap semua manusia. maka ketika Roh itu turun ke atas semua orang (ay 44), di situla nampak universalitas Allah yang terbuka secara luas pada semua orang.
  2. Dalam perikope ini, Roh Tuhan turun atas semua orang yang ada di rumah Kornelius, (seorang perwira yang tulus hati dan takut akan Allah, dan yang terkenal baik di antara seluruh bangsa Yahudi; ay. 22), ketika mendengar FirmanNya melalui Petrus. Orang bersunat merasa tercengang dengan peristiwa tersebut, sebab Roh Allah turun tidak hanya orang Yahudi yang disebut sebagai bangsa pilihan, tetapi juga terhadap bangsa lain, yang disebut sebagai bangsa kafir.
  3. Satu hal yang perlu kita pahami dengan turunNya Roh Kudus adalah, bahwa tidak ada yang boleh mencegah Roh memberi kasih karunia, tidak ada yang boleh mencegah orang menerima baptisan, anak-anak atau dewasa. Kasih karunia itu ditujukan bagi semua orang, termasuk bagi orang di luar agama Kristen. Oleh karena itu, baptis adalah hakekat kekristenan bahwa anugerah penerimaan menjadi pewaris kerajaan Tuhan, bukan hasil perjuangan manusia sehingga boleh mempercayai Tuhan tidak ditentukan kemampuan, kekuatan atau kehebatan seseorang, tetapi hanya oleh belaskasihan Tuhan. Inilah dasar Gereja memberi baptisan kudus bagi anak-anak. Ketika ada orang berkata bahwa baptisan anak tidak boleh karena mereka belum mengerti, kita sedang membatasi cara kerja Allah, seolah karena kebaikan kita, kita dapat mengusahakan anugerah Tuhan dalam mewarisi kerajaan Allah.
  4. Iman dan perbuatan Perwira Kornelius mempengaruhi hati sahabat-sahabatnya menjadi rindu akan kehadiran Tuhan dalam hidup mereka. Iman itu juga membuat Allah menyatakan kasihNya untuk semua bangsa, sehingga Allah tidak agi terbatas hanya untuk bangsa pilihanNya. Dia telah keluar dari Allah yang ekslusif menjadi Allah yang terbuka, Allah yang memperkenalkan diri dalam Roh bagi semua kaum. Allah telah menjadi milik orang yang tidak dicatat dalam sejarah keselamatan bangsa Israel. Dalam Yesaya 40:13 dikatakan; Siapa yang dapat mengatur Roh TUHAN atau memberi petunjuk kepada-Nya sebagai penasihat? Alah berkuasa untuk menetukan arah anugerahNya.
  5. Bila kita melihat dalam Kisah 16,31: iman seseorang menyelamatkan seisi rumahnya. Perhatikan bahwa pertobatan orang ini adalah berdasarkan iman (“percaya”). Dia harus percaya kepada Yesus semata-mata. Orang ini percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Mesias yang menggenapi Kitab Suci. Imannya juga meliputi kepercayaan bahwa Yesus mati bagi dosa dan bangkit kembali karena itulah berita yang dikhotbahkan oleh Paulus dan Silas (lihat Roma 10:9-10 & 1 Korintus 15:1-4).
  6. Alkitab mengajar kita bahwa Roh Kudus dapat menginsafkan kita akan dosa. Dan hanya melalui pekerjaan roh Kudus saja, kita dapat dilahirkan kembali dan dijadikan 'manusia baru'. Dengan pertolongan Roh Kudus kita kita menanggalkan dan mematikan 'manusia lama' yang ada dalam diri kita. Peranan Roh Kudus dalam kehidupan kita, rumah tangga dan pekerjaan kita membuat kita betul-betul mengikuti petunjuk-petunjuk Firman Tuhan untuk menyenangkan hati Tuhan dan sesama.
  7. Melalui cara kerja Roh yang semakin meluas, menjadi sebuah kesaksian yang hidup bagi Petrus dan teman sebangsanya, bahwa setiap yang percaya pada Nama Tuhan akan menerima pengampunan dan keselamatan penuh. Roh Kudus mendorong setiap orang percaya bersaksi tentang Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Ada panggilan kudus untuk bersaksi dan dorongan untuk menyaksikan Yesus tanpa takut. Petrus dengan penuh keberanian bersaksi tentang Yesus meskipun dia harus menentang eksklusivisme bangsanya, bahkan dalam tekanan apapun tidak ada yang menghalangi orang percaya menyaksikan perkerjaan Tuhan, oleh karena dorongan Roh Kudus.
  8. Kornelius tidak mempunyai metode membujuk hati Allah supaya dia dan sahabatnya diterima sebagai bagian dari penerima anugerah Tuhan, melainkan Allah sendiri yang bertindak memberi kasih karunia. Perbuatan baik manusia tidak pernah dapat menyelamatkan dirinya, tetapi iman pada Allah otomatis membuat manusia berbuat baik, karena perbuatanNya ditujukan pada Tuhan bukan pada manusia. itulah yang disaksikan Petrus, keuniversalitasan Allah dalam Roh Kudus.
  9. Ketulusan kita sebagai umat membuat orang lain terbuka menerima keberadaan kita, meskipun kita memliki latar belakan yang berbeda. Ketulusan Kornelius mempercayai Tuhan dan ketulusannya berbuat baik pada sesama, membuat Petrus dan orang Yahudi yang bersunat tidak ada alasan menolaknya, sebaliknya menganjurkan agar mereka dibaptis dalam Nama Yesus Kristus. Kornelius telah menjadi Israel baru, yang diperbaharui oleh Tuhan sehingga bagi Petrus, dia bukan orang asing tetapi sesama umat Allah. Kornelius dan orang yang ada di rumahnya telah memperlihatkan hidup yang dikuasai Roh, di mana di tengah persekutuan itu terdengar dari antara mereka puji-pujian dan bahasa Roh.
  10. Roh sangat berkuasa mempengaruhi cara pandang kita terhadap orang lain dalam membangun persekutuan yang baik dan hidup. Dengan Roh Tuhan kita dapat memahami kekurangan orang lain, sebab Roh membuat kita sekarakter dengan Yesus. Dalam bahasa Yunani karakter berarti cap atau stempel, maka dengan pemenuhan Roh dalam diri manusia, manusia dapat menjadi stempel kristus di dunia. Kristus yang terbuka kepada semua orang mewariskan sikap yang sama pada capNya. Karena adalah sumber pengertian (Yesaya 40, 12-14).
  11. Roh (Nus) daya berpikir. Bila Roh Allah ada dalamku, maka Roh itu akan menuntun kita merancang masa depan, memberi daya pikir untuk memahai kehidupan bersama. Roh Tuhan yang turun ke dunia ini, atas semua umatNya adalah Roh pemersatu, Roh yang mengikat satu dengan lain dalam persekutuan yang kudus dan am. Dalam akhir perikope ini mereka meminta Petrus untuk tinggal beberapa saat lagi, itu berarti mereka telah ‘nyaman’ dengan perbedaan di dalam suatu persekutuan yang diikat oleh kasih Kristus, di samping mereka ingin terus belajar untuk merancang masa depan yang baik menuju kerajaan Allah yang kekal dalam bimbingan Petrus. Selamat hari pentakoste, Roh Tuhan membimbing kita menuju keabadian persekutuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar