Senin, 11 Mei 2009

Keluaran 32, 9-14

“Doa Pengampunan Dosa”

  1. Doa pengampunan dosa merupakan item penting dalam setiap ibadah Gereja-Gereja Lutheran, karena ibadah yang memuji, adalah ibadah yang menyadari kesalahannya dan yang mengerti bahwa Tuhan lah maha pengampun. Dalam doa pengampunan kita diarahkan untuk semakin mengarahkan hidup ke arah yang semakin baik yang mau diubah oleh Roh Tuhan.
  2. Mengapa perlu mohon pengampunan? Hidup manusia penuh dengan berbagai kekeliruan. Saya selalu mengibaratkan dosa seperti menyapu rumah. Meski kita menyapu setiap limat detik, debu atau sesuatu yang kotor tetap ada. Artinya walaupun setiap saat kita mohon ampun, tetapi debu dosa selalu hingga di hati kita oleh berbagai hal yang kita hadapi dalam kehidupan kita.
  3. Setiap kali saya mengalami kemacetan jalan, ada dua hal yang saya renungkan, pertama, kesabaran kita diuji. Kebetulan setiap hari senin, kami mengikuti sermon distrik di HKBP Kedongdong Surabaya, menuju tempat itu, kami akan melewati dolly (Lokalisasi PSK di Surabaya). Jalan ini tidak pernah bebas dari kemacetan. Saya akan merasa nyaman kalau saya tenang di atas sepeda motor menahan terik panas dan mendengar suara klakson sepeda motor seperti suara tawon yang saling menyahut memperpanas suasana dan mengganggu ketenangan. Saya akan sabar kalau saya menonton para pengemudi yang ingin cepat dan saling mendahului itu sebagai sebuah permainan jalan bukan pengganggu lalu lintas. Setiap kali keluar dari kemacetan tersebut saya akan tersenyum puas, karena saya berpikir, bahwa dengan ketenangan dan kesabaran, tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. Hal kedua, kalau kita terimbas dengan pengemudi lain, ingin cepat dan saling memaksakan kendaraannya masuk, hati kita semakin panas dan menjadi kesal. Dengan hati panas, ada saja yang membuat kita kesal dengan sesama pengendara bahkan untuk tugas berikutnya di luar jalur lalu ,intas.
  4. Hal kedua inilah yang sering membuat manusia jatuh ke dalam rupa-rupa dosa, ketidaksabaran di berbagai persoalan hidup menanti jawaban yang tepat. Ketidaksabaran inilah awal dosa bangsa Allah dalam perikope khotbah ini, di mana dalam perjalanan di gurun pasir menuju tanah perjanjian, mereka tidak sabar menunggu Musa turun dari gunung, tidak sabar menunggu berkat Tuhan yang baru, sehingga mereka merasa ditinggalkan. Rasa curiga ini membuat mereka marah dan mencari allah lain, yang dapat membawa mereka meneruskan perjalanan dengan mendirikan patung emas.
  5. Pertemuan Musa dengan Allah menjadi terganggu oleh rancangan jahat yang dilakukan bangsa tersebut. Allah telah melihat suatu perlawanan. Allah menyebut bangsa itu sebagai bangsa yang tegar tengkuk (9). Awal dari dosa ini adalah ketidak sabaran menanti pertolongan Tuhan. Kalau seseorang mengandalkan kekuatannya, tentu dia tidak akan mampu menunggu hasil kerjanya. Dia ingin cepat selesai walau hasil tidak maksimal, sehingga bisa menjadi bumerang bagi dirinya. Dan sesuatu yang dikerjakan dengan cepat tanpa memakai hikmat dari Tuhan akan mendatangkan celaka, sehingga dalam Yakobus 1, 5 dikatakan supaya meminta hikmat dari Allah untuk melewati kehidupan ini, supaya tidak gegabah dan salah mengambil keputusan, atau menyimpulkan secara salah. Saya selalu ingat ketika saya SMP bila saya ingin bermain dengan teman-teman, saya akan menyelesaikan tugas rumah saya dengan asal-asalan, supaya cepat selesai. Suatu waktu ketika saya meneuci piring, teman saya datang memanggil, karena buru-buru, saya cuci dengan setengah hati. Maka karena pikiran saya bukan ke pekerjaan tersebut, maka waktu saya mengerjakannya setengan hati piring yang ada di tangan saya pecah. Ketidaksabaran saya membuat kerja saya bertambah. Semua harus bersihkan, tangan saya juga terluka. Maka saya melipatgandakan beban karena ketidaksabaran. Tidak hanya itu, saya pun besungut-sungut karena saya ditinggal teman dan kena marah.
  6. Kekeliruan dan penyelewengan dalam mengambil keputusan, mendatangkan kemarahan. Allah marah pada bangsa itu. Dalam ay. 10, dikatakan.....’ supaya murka-Ku bangkit terhadap mereka dan Aku akan membinasakan mereka’. Allah tidak menyukai sikap hidup yang mengandalkan diri dan kekuatan dunia di tengah persoalan yang kita hadapi. Tuhan membenci manusia yang mendua hati, dimana memilih Allah sekaligus mammon secara bersamaan, padahal orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya. (Jak 1, 8). Maka adalah tepat jika penulis kitab pengkhotbah mengatakan, ‘adalah baik menanti dengan diam pertolongan Tuhan’. Jangan mencari kuasa lain, jika yang kita harapkan belum terkabul. Kemarahan Allah akibat ketidaksabaran menanti pertolongan Tuhan akan membinasakan bangsa tersebut.
  7. Sesuai dengan nama minggu kita, rogate, berdoa, inilah inti dari khotbah ini, di mana Musa berdoa (memohon) untuk diberi pengampunan atas dosa dan kesalahan bangsa itu. Musa mewakili bangsa itu agar dibebaskan dari murka yang akan datang. Musa memohon ampun untuk sebuah kesalahan besar yang dilakukan bangsa tersebut, dengan mengingatkan Allah akan janjiNya pada tiga orang leluhur mereka, yang kepadanya Allah telah berjanji bahwa keturunan mereka akan menjadi bangsa yang besar (ay 13), sekaligus mengingatkan Allah supaya bangsa Mesir tidak menghina keputusan Allah yang membawa bangsa itu keluar, tetapi dibiarkan binasa (12).
  8. Ada enam hal yang kita pahami dalam dialog Musa dengan Allah atas bangsa ini, yaitu :
    • Dosa adalah maut. Bila dosa menguasai hati manusia maka upa dosa adalah maut dan kebinasaan. Melalui perikope ini, kita sebagai orang berdosa diajak untuk memohon pengampunan dosa supaya murka Allah berlalu dari kita.
    • Kasih dan pemeliharaan Tuhan tidak pernah berhenti. Saat bangsa yang jahat itu akan dihukum, dibinasakan, bukan membuat kasih Tuhan tidak mengalir, tetapi mengalihkan aliran ke tempat di mana ada hati yang merespon. Dalam ay 10b dikatakan: “tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar." Kalau kita menolak cinta kasih Allah, kasih itu tidak akan hilang tapi akan mencari hati lain sebagai tempat beroperasinya kasihNya untuk menyatakan kabaikan Allah di dunia.
    • Doa menjangkau banyak hal. Doa berkekuatan mengubah keputusan Allah. Ketika Allah hendak membinasakan bangsa itu, doa Musa yang penuh pengharapan dan kerendahan hati membuat Allah tidak konsisten dengan keputsanNya, tetapi kerendahan hati Musa, menunjukkan bahwa Allah yang disembah adalah Allah yang konsisten dalam mengasihi umatNya.
    • Doa bukanlah kemampuan merangkai kata, tapi doa adalah hati yang remuk redam yang mengharp pertolongan Tuhan. Bukan kebaikan Musa dan kesetiaanya pada Tuhan yang ditonjolkan ketika memohon pengampunan pada Tuhan tetapi ia mengingatkan Allah atas kebaikanNya, atas kuasaNya yang membawa bangsa itu eluar dari Mesir. Dalam doa tidak ada penojolan kebaikan atan penonjolan diri, tapi penonjolan akan kebaikan dan perhatian Allah pada umat.
    • Doa tidak egois. Doa Musa bukan doa internal, untuk dirinya sendiri, tetapi keluar dari dirinya, di mana dia berdoa untuk keselamatan seluruh bangsa itu supaya tidak dibinasakan, supaya memperoleh kasih setia Tuhan. Maka berdoa tidak hanya memikirkan bagaiman meja makan kita boleh berisi setiap hari, tapi leboh dari itu bagaimana kita mengusahakan supaya meja makan orang lain pun berlimpah dari kebaikan Tuhan.
    • .Doa dapat mengubah hati. Doa permohonan yang dinaikkan Musa mengubah hati Allah dari yang marah menjadi mengampuni. Maka berdoa tidak sekedar menyampaikan kata-kata permohonan dan pemintaan kita pada Allah, tapi dalam doa yang kita mohonkan, kita diubah oleh kuasa Roh yang lebih dahulu mendoakan doa-doa kita.
    • Hidup orang yang berdoa adalah hidup yang yakin dan percaya, punya integritas. Sebab perilaku kita mempengaruhi doa kita. Musa adalah yang berintegritas tinggi, sehingga doanya berkuasa. Yakobus mengatakan, Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya (5,16b).
  9. Permohonan Musa ini menjadi berdaya guna (sangat besar kuasanya), karena Musa mepunyai perjumpaan yang baik dengan Allah. Intimitas yang baik secara vertikal akan mengarahkan Musa pada doa yang benar. Dia menjadi tahu, apa yang baik bagi kehidupan dalam hubungan horizontalnya dengan sesama. Dalam perjumpaan yang baik akan memimpin orang percaya tahu apa yang harus didoakan, diminta dan diharapkan dari Allah yang peduli dan membawa manusia pada kebaikan. Maka ketika ada hubungan yang mesra antara manusia dan Allah, manusia akan semakin pasti dengan pertolongan tangan Tuhan yang kuat. Apapun pengalaman manusia dalam kehidupan, hubungan baiknya dengan Tuhan akan membuat yakin dan percaya; ya dan amin akan jawaban-jawaban doanya, dan tidak akan membuatnya bimbang dalam keputusan Allah, baik atau tidak baik waktunya, sebab pilihannya telah jatuh dalam Kristus sebagai Tuhan dan Juru s’lamat yang membawa kebaikan menuju kekalan. Tuhan menyertai perjalanan kita. Selamat menjadi pendoa sejati! Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar