Jumat, 22 April 2011

Johanes 20,1-10

“Kebangkitan Yesus:
Perjumpaan Injil dan Perempuan”

1. Pada hari minggu seperti ini, biasanya para perempuan menghias gereja dengan merangkai bunga krisan warna putih dan kuning; warna kebangkitan, warna yang menunjukkan makna kehidupan seperti warna pakaian seksi perempuan pada ibadah ‘parheheon’ seksi perempuan Depok I hari ini, dengan harapan supaya semakin bangkit dari keterpurukan, bangkit dalam pelayanan, walau menurut seorang penulis mengenai seruan dan tanggung jawab Kristen mengatakan :”kadang saya berpikir bahwa perempuan lebih banyak di surga dibanding laki-laki’ mengingat lebih banyaknya perempuan yang aktif di ibadah, pelayanan dan pekerjaan social. Pernyataan ini banyak disangkal para laki-laki, seorang pendeta laki-laki bahkan berkata, ‘itu hanya kwantitas belum tentu kwalitas’.
2. Tapi saya hendak mengatakan bahwa kebangkitan Kristus membawa warna baru bagi perempuan yang secara tradisi tidak bisa memberitaka atau menjadi saksi untuk sesuatu kejadian, tapi dalam kebangkitan Kristus, Maria Magdalena tampil sebagai saksi, sebagai pemberita pertama tentang kubur yang terbuka, tentang Yesus yang tidak lagi di tempat. Memang Maria tidak masuk ke kubur itu, tapi dari mulut kubur dia melihat peristiwa kosongnya kubur, dan itu menjadi informasi penting yang membuat dia berlari menyatakan kepada orang bertemu dengannya, kepada Petrus dan murid lainnya bahwa kubur kosong!
3. Berita yang disampaikan Maria menjadi berita yang menggemparkan bagi para murid, sehingga berlomba-lomba mereka untuk lebih dulu sampai di kubur Yesus. Tulisan Yohanes tentang kebangkitan Yesus bukan hanya sekedar biografi, tetapi pemaknaan bahwa Yesus yang mati sudah bangkit dan itu membawa pembaharuan bagi umat manusia, termasuk bagi para perempuan sehingga menjadi diterima sebagai pemberita inijil, menjadi saksi kebangkitan Yesus. Yohanes tidak kebetulan saja menulis bahwa Yesus harus bangkit dari antara orang mati. Dia menulis dengan kata harus hidup, karena demikian kehendak Allah yang berkedaulatan. Tema ini sering muncul dalam Injil Yohanes. IA HARUS BANGKIT DARI ANTARA ORANG MATI (ay. 9)
4. Yohanes hendak memberitakan; kebangkitan itu bukti bahwa Yesus tidak seperti manusia lain, bahwa Dia sungguh-sungguh Anak Allah. Dalam kebangkitan itu ada peninggianNya sebagai Putra Bapa, karena dalam kebangkitan itulah terlihat makna sesungguhnya dari kematianNya. Kebangkitan itulah dasar iman kekristenan untuk memasuki kekekalan.
5. Berita kebangkitan Yesus telah diberitahukan Yesus kepada para murid sebelum Dia mati di kayu salib, namun kecenderungan manusia memakai dengan logika, bukan iman, menyebabkan murid tidak begitu memperhatikan maksud kebangkitan itu, sehingga hari minggu pertama, setelah kematianNya, sebagaimana tradisi Yahudi, Maria Magdalena pergi ke kubur untuk meminyaki jenazah Yesus. Yohanes tidak menjelaskan proses kebangkitan sebagaimana kitab Matius 28,1-2, tetapi langsung pada Yesus bangkit dan Maria Magdalena melihat batu penutup kubur terbuka, dengan asumsi bahwa mayat Yesus dicuri.
6. Maria Magdalena, seorang perempuan yang pertama sekali melihat kejadian itu, bersama temannya yang tidak disebut siapa namanya (ay. 2: bnd. Kata kami), dan melihat kubur terbuka (Yun. Blepei). Terbukanya kubur membuatnya berlari memberitakan bahwa Tuhan diambil orang, dia tidak masuk, tapi ‘terbuka kubur’ langsung diasosiasikan hilangnya mayat Yesus. Memang pada masa itu perampok kubur tidak jarang terjadi ketika itu di sekitar Yerusalem, maka Maria mengasumsikan bahwa beberapa musuh Yesus telah mencuriNya..
7. Mendengar berita Maria, Petrus dan murid lain segera pergi ke makam, namun petrus didahului murid lain, yang lebih dahulu dari dia, melihat (blepei) ke dalam tapi tidak masuk, sehingga hanya melihat kain kafan terletak di tanah. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus tidak mungkin dicuri, jikalau Dia dicuri pasti kain kafan yang menutup tubuhNya akan dibawa serta, karena harga kain itu sangat mahal. Murid pertama yang melihat (blepei), dari mulut kubur, tapi tidak masuk, sehingga tidak tahu persis apa yang terjadi, disamping mungkin mereka tidak mau mengotori kesucian diri dengan melanggar ritual Yahudi masuk ke dalam makam. Ketika Petrus tiba di makam, ia menerobos masuk. Peturs memang seorang yang emosional, maka mendengar kubur kosong di berlari masuk dan menerobos ke dalam. Dia hendak mengetahui persis apa yang terjadi mengenai tubuh Yesus. Dia juga melihat (YUn. theopei : melihat dengan saksama) pakaian linen pemakaman (Yun.
ta othonia) tapi juga kain yang menutupi kepala Yesus '(Yun. soudarion, bnd. 11:44). Terlipat baik.
8. Petrus menyadari bahwa Yesus bangkit, karena tidak mungkin ada kesempatan bagi pencuri untuk merapikan kain penutup kepala Yesus jika mayat itu dicuri. Didorong oleh keberanian Petrus, murid lain yang diduga adalah Yohanes datang dan melanjutkan ke dalam kubur, ia melihat (Yun. eiden, melihat dengan cara cerdas). Ini menjadi bukti baginya bahwa Yesus telah bangkit dari kematianNya. Kebangkitan Yesuslah yang membuka penutup kubur itu.
9. Meskipun dia belum tahu isi kitab suci, namun dia percaya akan kebangkitan Yesus, sebagaimana tertulis bahwa DIA HARUS BANGKIT (9). Dalam iman, ia kembali bersama Petrus ke rumah. Tidak dijelaskan apakah Petrus percaya, tetapi kepada murid lainnya (Yohanes) dikatakan bahwa dia menjadi percaya; itulah yang dikatakan oleh Yesus: ‘berbahagialah orang yang percaya walau tidak melihat’. Murid itu tidak memerlukan pembuktian, dia tidak berlogika, tapi dorongan imannya menunjukkan bahwa imannya telah melangkah maju. Penemuan Maria Magdalena menjadi awal pemberitaan kebangkitan Yesus. Dengan pemberitaan itu, ada orang yang percaya meski tidak melihat.
10. Pada pesta ‘parheheon’ hari ini, para perempuan juga dipanggil untuk selalu menjadi pemberita injil, memberitakan tentang Yesus sudah bangkit, kubur terbuka sebab Dia tidak mati.
11. Ada penelitian mengatakan bahwa perempuan sangat suka bicara, membicarakan apa saja. Ketika suami tidak mau diajak biasa para perempuan pergi cari teman untuk ngobrol, kalau cerita inti habis maka para perempuan itu akan membicarakan apa saja, bahkan bisa ngegosip yang bisa berdampak negative, maka saya selalu usulkan supaya mengisi waktu itu dengan berbicara yang baik, kalau membicarakan kekurangan orang itu menjadi intropksi diri sekaligus menjadi cerminan supaya tidak bertidak seperti orang yang tidak kita sukai.
12. Maria Magdalena menjadi sangat penting pada peristiwa kebangkitan Yesus karena dia tidak menggosip bahwa ada pencuri, tapi yang dia katakana kubur kosong, kalau kemudian dia terlalu banyak terikat secara emosional, sehingga lama mengetahui bahwa Yesus sudah bangkit oleh air matanya, itu karena sifat perempuan yang sensitive dalam hal kepemilikan. Tapi yang perlu kita ikuti dari Maria Magdalena jadi perempuan yang aktif dan yang pertama menceritakan kebenaran, kebaikan bukan hal-hal buruk dan negative.
13. Selamat paskah, selamat menjadi perempuan yang di terima Kristus menjadi alat pemberita injil!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar