Rabu, 20 Januari 2010

Yohanes 17, 20-23 : "Kesatuan"

1. Yesus mendoakan umat manusia, yang percaya dan yang akan percaya. Doa Tuhan Yesus supaya ‘mereka menjadi satu’. Inilah harapan Tuhan Yesus dari kita. Dia tidak berdoa untuk kesucian kita supaya bertahan atau bertumbuh dalam iman, tapi Dia berdoa untuk kesatuan, yang menjadi harapan, sepanjang kehidupan gereja. Maka, perlu merancang bagunan Gereja yang menunjukkan kesatuan (koinonia).
2. Gereja itu gambaran kesatuan, maka umat yang berkoinonia di dalamnya, tidak baik untuk mereka-reka yang kurang baik yang menyebabkan perpecahan. Juga tidak tepat membiarkan gereja terpecah, karena Tuhan Yesus berkata: ‘yang menyatukan adalahtemanKu, yang mencraikan, musuhKu’.
3. Kenapa Gereja perlu berastu? Karena gereja prototipe surga. Gereja yang pecah merupakan indikasi neraka, sebab gereja tidak akan dapat memberitakan injil kebenaran dengan situasi yang berkelompok, tapi pengijilan (marturia) akan sukses jika gereja satu, karena daya magnit kekristenan sejak mula-mula adalah kesatuan dalam iman, kasih dan pengharapan.
4. Bagaimana kita merespon doa Tuhan Yesus ini? Respon kita dengan membangun dan menjaga kesatuan antar umat kristen, menanamkan kebersamaan dengan saling menerima, terbuka dengan satu gereja dengan gereja lainnya, dan saling memahami berbagai perbedaan teologia, dogma dan liturgi. Satu, dalam berbagai perbedaan karena Krisus yang menikat dalam penyelamatan yang di bawaNya ke semua umat, sehingga kebersamaan dan kerja sama yang baik antar kristen akan mengubah dunia!
5. Tujuan Tuhan Yesus berdoa adalah untuk melengkapi kesatuan, supaya dunia tahu, bahwa ‘Allah yang mengutus AKU’. Artinya, Tuhan Yesus hendak menyatakan, bahwa kesatuan gereja menyampaikan pesan penting kepada dunia tentang misi, di mana Allah mengutus Yesus mengasihi kita dengan mati di kau salib.
6. Pertikaian, perkelahian, dan perpecahan antar umat dapat mengurangi efektivitas kita sebagai jemaat untuk bersaksi. Sebaliknya, kerja sama sebagai suatu jemaat untuk Kristus, membantu meyakinkan orang-orang non-kristen mengenal dan memahami kebenaran kekristenan! Dengan demikian, kita sebagai orang kristen perl waspada dalam bertindak, apakah tindakan pikiran dan perbuatan kita membangun kebersamaan atau justru menanamkan permusuhan, kebencian dan perpecahan? Karena itu, jangan tanamkan bibit perpecahan dalam dirimu, karena akan berdampak pada orang yang ada di sekitarmu!
7. Banyak yang membuat gereja dapat mengalami perpecahan, tetapi perlu kita ingat bahwa sejak berdiri gereja (kristen) di dunia ini, hidup kekristenan tidak langsung aman dan tenang, sebaliknya, penuh dengan pembantaian, pembakaran dan pengejaran. Kekaisran Romawi pernah membakar hidup orang-orang kristen, tetapi hal itu tidak memadamkan atau memecah orang kristen, malah membuat mereka makin teguh dalam iman memberitakan kekristenan, karena mereka diikat oleh kasih Yesus yang telah menyelamatkan mereka dengan darahNya.
8. Penderitaan gereja saat itu, penyegelan, tidak mendapat izin membangun gereja atau apapun ketidakadilan yang diterima gereja, jika kita tetap satu dalam iman diikat oleh kasihNya, tentu itu tidak akan menyurutkan semangat kebersamaan dan tidak menghancurkan pengharapan kita, atau memadamkan api Roh dalam diri kita, tetapi akan semakin menyala-nyala dalam memberitakan kebenaran injil. Menjadi kristen tidak jauh berbeda dengan apa yang dialami oleh sang Guru yang menderita di kayu salib, tetapi ketuguhan menanggung derita menunjukkan kesatuaanNya dengan Bapa yang mengutus Dia. Itu sebabnya muncul istilah darah martyr menjadi benih/tunas gereja. Di atas darah para martyr, bukan di atas luka, gereja berdiri. Nyawa menjadi taruhan dalam membangun gereja yang berkoinonia berbasis penginjilan.
9. Dengan banyaknya tantangan gereja, maka perlu hidup yang saling membantu, saling menerima dalam memperjuangkan perjalan gereja. Kesatuan merupakan kekuatan untuk saling mendoakan dalam menghadapi berbagai pergumulan gereja, khusus jemaat kita HKBP dengan penutupan rumah ibadah di HKBP Tambun, Bekasi.
10. Penderitaan jangan membuat kita jatuh dalam dosa, sebaliknya semakin memperkokoh kita dalam iman untuk memberitakan injil, supaya dunia ini percaya bahwa Dia yang datang adalah yang diutus Bapa, Dia ada di dalam Bapa, dan Bapa ada di dalam Dia. Melalui pemberitaan injil, dunia akan mengenal Dia yang datang dari Bapa.
11. Dari doa Tuhan Yesus, kita tahu, bahwa kesatuan itu sangat sulit, terbukti dari sejarah gereja mula-mula sampai kini, gereja peka dengan konflik internal. Banyak gereja yang berdiri karena perpecahan internal, termasuk Katolik-Protestan. Apalagi di zaman sekarang, dengan begitu mudahnya membuat gereja dengan nama baru, hanya dengan mengumpulkan 10 orang jemaat, atau karena ambisi pribadi. Tuhan Yesus tahu dengan keanekaragama itu, tetapi itu tidak alasan menjadi tidak satu dalam membangun iman di tengah dunia ini. Perbedaan suku, nama gereja, dogma atau apapun itu bukan alasan menganggap diri lebih baik dari yang lain. Janganlah perbedaan menjadi memisahkan orang percaya dalam meneruskan misi Yesus di dunia ini.
12. Kesatuan umat percaya, pertanda bahwa Tuhan benar-benar telah mati, bangkit dan naik ke surga, dan turun ke bumi dalam Roh untuk tinggal di dalam kita, sebagamana Dia di dalam Bapa, Bapa di dalam Dia dan “KITA” di dalam’mereka’! kesatuan itulah yang akan meyakinkan dunia ini, yang akan percaya kepada Yesus. Dia yang diam di dalam kita, menjadi kemuliaan kita dalam mengikut Dia, menruskan misiNya, maka sambut lah doa Yesus dan katakan amin untuk kesatuan umat percaya di dunia ini. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar