Sabtu, 12 Desember 2009

Lukas 13, 23-30

“Berjuang, Meraih Berkat Tuhan”
1. Kehidupan kekeristenan merupakan kehidupan yang harus diperjuangkan karena penuh dengan liku-liku. Perjalanan bagaikan seatu pendakian membutuhkan perjuangan untuk mencapai ke puncak. Menjadi kristen penuh koskwensi dalam mengikut Tuhan. Pikul salib, bercucuran darah. Yang bertahan akan masuk melalui pintu yang sesak, yang tidak berjuang akan kehilangan kesempatan masuk.
2. Orang menduga mengikut Tuhan itu gampang, tidak berbelit, karena telah ditebus dengan darah yesus. Pikran ini membuat sebagian orang kristen tidak menjaga kekudusan kepengikutan, tidak berjuang untuk hidup dalam kesetiaan. Mereka berpikir bahwa mereka pasti menjadi pewaris, karena terpilih dengan penyucian dara Yesus, sebagaimana murid-murid yang menduga bahwa pilihan Allah atas bangsa Israel sebagai umat pilihan menjadi jaminan pewaris kerajaanNya. Tetapi apakah jawaban Yesus kepada ketika ada orang bertanya, ‘Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?’ Pertanyaan ini seolah-olah hendak berkata, ‘apakah hanya Israel yang ditentukan masuk surga, sebagai bangsa pilihan?’ Jawaban Yesus sangat berbeda dari pikiran orang-orang yang ada di situ. Yesus berkata: ‘ berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!’
3. Pernyataan Yesus bukanlah sebagai jawaban, bahwa kita dapat memperjuangkan diri kita, atau menyelamatkan diri. Kadang-kadang kita berpikir, bahwa apa yang kita peroleh hasil perjuangan kita, sehingga kita memberi persembahan, kita berharap dengan persembahan itu kita menjadi dilayakkan di hadapanNya. Sesungguhkan hidup kita ada dalam kasih karunia, maka persembahan, kerajinan kita beribadah bukan untuk mengumpulkan poin supaya masuk sertifikasi, tetapi apaun kebaikan yang kita lakukan merupakan dorongan iman untuk menyatakan kemurahan yang kita terima dari Tuhan. Persembahan kita adalah respon atas kebaikan Tuhan, sehingga kita sebagai orang percaya tidak takut memberi, karena Tuhan lah yang empunya kekayaan, dan Dia yang memelihara kehidupan kita.
4. Apakah yang diperjuangkan? Menurut catatan alkita bahwa yang perlu kita perjuangkan adalah mempertahankan kesetiaan kita, di tengah banyaknya masalah yang kita hadapi sebagai umat. Berkat Tuhan telah tersedia, berkat itu mengalir terus menerus dalam kehidupan kita. Tugas kita memberi kafasitas ruang luas untuk tempat berkat Tuhan, dan bagaimana kita berjuang meraih berkat-berkat itu. Ketentuannya ada di dalam kuasa dan kasihNya.
5. Keselamatan adalah bagian dari anugerah Tuhan. Anugerah ditujukan pada semua orang, anugerah terbuka luas untuk semua, tetapi persoalan timbul, ketika anugerah itu disia-siakan.anugerah itu gratis, tapi bukan murahan. Anugerah itu mahal, perlu ketekunan dalam mempertahankan anugerah yang sudah dikaruniakan kepada kita masing.
6. Jika Tuhan berkata pada kita saat ini, apakah jawaban kita? Mungkin kata akan berkata seperti orang-orang itu; ‘aku telah makan dan minum di hadapanMu. Aku telah melakukan perintahMu. Aku telah mendengar ajaranMu. Apa jawaban Yesus? Aku tidak mengenalMu, enyahlah dari hadapanKu. Di zaman kita ini banyak yang berpikir seperti orang-orang tersebut. Dengan tercatat sebagai anggota jemaat, sebagai orang kristen, dia berpikir telah selamat walau tanpa perbuatan. Ada yang berkata, bukankah dulu telah saya telah ikut menyumbang pembangunan gereja? Bukankah dulu saya telah memberi perpuluhan. Bukahkah dulu saya telah memberi anak miskin makan? Bukankah dulu saya telah dibaptisMasa lalu yang dikerjakan dikira telah membayar lunas darah Yesus, sehingga banyak orang yang beromantisme menanti kedatanganNya. Saya jadi terimgat cerita Nazrudin ketika pernah ditolong seorang temannya, ketika ia jatuh kecebur di kolam renang. Setiap kali sang teman bertemu dengannya, temannya itu berkata: ‘bukankah dulu aku pernah menolongmu waktu kau hampir tenggelam di kolam? Nazrudin akan menjawab ‘Ya, terimakasih’. Pertanyaan dan jawaban yang berulang itu membosankan Nazrudin, sehingga suatu ketika, saat dia bertemu dengan sang teman di kolam renang, Nazrudin melompat dan berkata ‘jangan tolong aku, supaya aku tidak lagi berterima kasih padamu’. Satu hal yang kita lakukan tidak cukup mempertahankan anugerah yang dialirkan Tuhan dalam hidup kita, tetapi anugerah itu perlu perjuangan, peru kerja keras, perlu ketekunan, sehingga tiada ada yang dapat mengambil mahkota kita.
7. Hal kerajaan sorga, seumpama prajuirt berjuang di medan perang. Kokoh dalam iman, disiplin dalam ibadah, tekun dalam penderitaan, pasrah terhadap situasi. Hidup kita adalah perjuangan dalam melintasi perbukitan yang terjal, penuh cururan keringat dan kerja keras. Anugerah keselamatan telah tersedia, untuk meraihnya dibutuhkan ketekunan. Apakah penderitaan semakin mengasah ketajaman iman kita, atau justru membuat iman kita melempen dan berbalik dari anugerah yang tersedia itu. Kita tidak dapat membela diri, ketikan hati itu tiba, tapi Tuhan memberi kesempatan untuk terus menerus mempertahankan mahkota kita.
8. Kesempatan terbatas, dibutuhkan tindakan cepat untuk melewati pintu itu. Seperti sebuah gedung di Palestina, ketika pintu telah tertutup, pintu tidak dibuka lagi, walau kita berteriak-teriak pada malam hari, minta pintu dibukakan,pintu itu akan dibuka. Perjuangan kita bukan di tempatNya, tetapi bagaimana kita terus memegang teguh iman percaya kita melintasi dunia yang penuh kekacauan ini.
9. Kita tidak diterima dengan kesenangan sesaat di dunia ini, kita diterima dengan hidup yang benar dalam proses perjalanan menuju kekekalan.
10. Menurut cerita, Ratu Viktoria selalu berkunjung ke rumah para perempuan tua untuk minum teh bersama, pada suatu waktu tertentu. Suatu ketika dia bertanya kepada salah seorang dari perempuan itu, ‘apakah yang dapat kulakukan kepadamu? Perempuan tua itu berkata, ‘aku bisa bertemu dengan Ratu di surga’ Ratu berkata, itu pasti terjadi, karena darah Yesus telah membasuh kita. Seorang ratu, yang telah memiliki kesenangan dunia, masih tetap membutuhkan darah Yesus, darah yang menyelamatkan. Untuk tetap diam dalam darah penyelamatan itu, tidak satupun yang dapat mempertahankan dengan apa yang dia miliki di dunia ini. Tidak seorangpun yang dapat memperjuangkan dengan mengandalkan yang dimilkinya. Hanya darah Yesus, satu-satunya, keselamatan manusia. Usahakan untuk bertahan dalam hidup pemberian Tuhan, susah ataupun senang. Jangan bersyukur hanya ketika dalam sukacita, tetaplah mengucap syukur akan segala hal. Jangan bergembira dengan kesenangan sementara, tetapi masa depan kita bukan dunia ini, singsingkan lengan menuju kerajaanNya. Kehendak Yesus bagi umatNya, bertahan dengan semua liku-liku yang dihadapi, tidak jatuh ketika beban berat dipikul, tidak putus asa ketika persoalan hidup menimpa.
11. Akan terjadi kejutan-kejutan di surga. Yang dianggap penting di dunia, dapat menjadi yang paling hina, mereka yang tidak diperhatikan boleh menjadi yang terdepan di karejaan Allah. Pertama tidak menjamin, kadang-kadang yang terakhir boleh menjadi yang pertama. Artinya, pertemuan dengan Tuhan, membutuhkan keseriusan, tidak tawar menawar, jangan menolak undangan, supaya Tuhan tidak berkata: ‘enyahlah dari hadapanku!’ hubungan dengan Yesus bukan koneksi, tetapi relasi. Amin.
12. Selamat Advent ketiga, berjuang bersama Yesus meraih masa depan yang telah tersedia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar