Sabtu, 28 November 2009

Bilangan 24, 15-17

1. Di era tekhnologi informatika ini, ketika logika lebih diutamakan, sulit menerima nubuatan jika tanpa pembuktian. Pembuktian menjadi sangat penting dalam mempengaruhi orang lain mempercayai yang kita anut. Menjadi kristen harus dapat membuktikan Allah secara logika, membuktikan bahwa Allah telah menjadi manusia. Pemikiran demikian sangat membentuk orang memahami Allah sebagai Allah yang berkuasa. Pemikiran ini pula, membuat manusia lebih tertarik kepada agama yang dapat membuktikan kuasa Allah, melalui penyembuhan, melalui kesuksesan, dll. Tanpa pembuktian menjadi sangat sulit menerima suatu ajaran tertentu.
2. Bileam menubuatkan tentang kedatangan Mesias dengan simbol bintang yang muncul dari Yakub dan tongkat yang timbul dari keturunan Israel. Nubuatan ini pun menjadi pertentangan, bahkan bagi para penafsir. Ada yang mengatakan bahwa bintang itu adalah Mesias yang dijanjikan, tetap ada juga berpikir bahwa itu adalah Daud yang pernah menjadi Raja Israel dari keturunan Israel. Bagi orang beriman, nubutan ini adalah penantian akan datangnya Raja yang akan membebaskan mereka dari kekuatan musuh.
3. Pengharapan merupakan peristiwa penting dalam kehidupan orang beriman. Saat di mana, seseorang menanti impian dan keinginannya terwujud. Pengharapan itulah yang muncul dalam diri bangsa Israel, ketika mereka lemah dan dilecehkan bangsa lain. Pengharapan itu timbul, saat terjadi pengwahyuan Allah melalui Bileam bin Beor, tentang terbitnya ‘bintang’ dari Yakub dan timbulnya ‘tongkat’ keturunan Israel.
4. Tongkat dan bintang adalah lambang kekuasaan yang akan memberi kekuatan bagi bangsa-bangsa. Saat bangsa Israel menjadi tidak begitu penting dalam pandangan bangsa lain, dalam hubungannya dengan dunia luar (hubungan internasional), di mana kekuasaan bangsa lain sedang bertumbuh, dan kekuatan mereka melemah. Janji itu akan datang kekuasaan baru yang akan memenangkan mereka, di mana Allah bertindak membangun kerajaan baru untuk menjadikan mereka menjadi bangsa besar, bagian penting bagi bangsa lain.
5. Bileam menjadi alat Tuhan mengucapkan sanjak tentang bintang yang terbit dari Yakub dan tongkat kerajaan yang akan timbul dari Israel. Sanjak ini menunjuk pada masa depan bangsa Allah, di mana kekuasaan besar akan menaungi mereka. Cahaya bintang yang terbit akan membebaskan mereka dari kegelapan, tongkat yang teguh akan membimbing jalan mereka. Sanjak ini terjadi bukan prakarsa Bileam sebagai pribadi, tetapi prakarsa Allah dalam menyatakan kuasaNya di dunia. Nubuatan tidak bersumber dari manusia, tetapi dari dorongan Roh kudus yang berdiam dalam diri manusia, sehingga lidah dan bibir Bileam dapat mengungkapkan kebenaran Allah, walau sesungguhnya dia merancang kata-kata kecelakaan untuk bangsa Israel, sesuai dengan keinginan Raja Moab. Tapi yang keluar dari mulutnya adalah kebenaran, pekerjaan Allah dalam memelihara kehidupan bangsaNya.
6. Bileam menyuarakan maksud Allah, bukan maksud manusia, dia tidak tergoda dengan suap dari penguasa Moab ketika itu, sebab hatinya lebih terpaut pada kekuatan Roh Allah, sehingga suaranya adalah suara kebenaran. Harta, emas dan uang tidak membuat dia menjadi tunduk pada manusia, sebab emas perak dan uang, bukan jaminan untuk hidup di dunia yang membenci bangsa Allah, tetapi jaminan hidup adalah janji Tuhan bahwa akan datang Raja yang membebaskan dan menghidupakannya umat dalam perjalan menuju masa depannya.
7. Ay. 16, menjelaskan bahwa nubuatan Bileam terjadi setelah terbuka matanya dan telah mendengar firman Allah. Bileam dapat merasakan dan mengenal yang Mahatinggi, ketika roh bekerja dalam dirinya, membuka mata dan telinganya. Pekerjaan Roh ini memampukannya melihat dan mendengar maksud Allah atas kehidupan bangsaNya. Tersingkapnya rahasia Allah dalam diri seseorang, terjadi karena kuasa Roh Kudus bekerja, memberi hikmat kepada manusia dalam mengerti akan masa depannya.
8. Bileam belum melihat peristiwa itu terjadi, tetapi ada keyakinan bahwa bintang itu akan terbit dari Yakub dan tongkat itu akan timbul dari Israel. Perbuatan Allah harus diimani bukan dilogikakan. Meski belum terbukti, tapi pengenalan akan keMahakuasaan Allah membuat hati kita percaya dan mengimani. Allah kita adala ya dan amin.
9. Abraham pun, tidak melihat perbuatan Allah dalam hidupnya. Abraham tidak melihat keturunan yang dijanjikan Allah seperti bintang di langit banyaknya. Tapi Abraham menyakini janji itu, dan memegang imannya teguh. Iman itu dia pegang sampai mati, dia percaya bahwa perbuatan Allah akan terjadi, walau dia tidak melihat. Imanlah yang membawa dia keluar dari kampung halamannya menuju tempat yang akan diberitahukan Allah. Dia percaya pada firman Allah walau tidak mengerti. Keyakinan seperti inilah yang dinubuatkan Bileam. Dia belum melihat tentang bintang dan tongkat yang diwahyukan Allah, namun dia sudah bervisi (memandang) kejadian itu, meski bukan dari dekat. Dia bervisi pada ribuan tahun kemudian tentang Mesias yang datang ke bumi. Iman seperti ini berbeda dengan Thomas yang tidak dapat percaya sebelum melihat bukti dari kebangkitan Yesus, sebelum melihat bekas paku di telapak tangan dan kaki Yesus.
10. Pada minggu advent pertama ini, Tuhan menjanjikan bahwa bintang itu akan terus bersinar menuntun kita menuju masa depan, seperti bintang timur yang menuntun orang Majus menuju kadang domba, melihat bayi Yesus yang lahir. Tongkat kekuasaanNya akan terus tegak memenangkan kita dalam pertarungan melawan kuasa-kuasa si jahat. Bintang itu tidak akan redup, tongkat itu tidak akan patah, karena Dialah yang Mahatinggi, yang melampaui segala kuasa di bumi dan di langit.
11. Pergumulan kita sebagai umat percaya di dunia ini boleh saja membebani dan membuat kita bergumul. Kita menderita dengan ketidak-pastian hukum, ketidak-adilan sosial, penindasan secara politis dan ekonomi, ketidak-nyamana tinggal di tempat di mana kita tercatat sebagai warga negara, ketidak-bebasan beribadah di negara beragama. Kita dilecehkan seperti warga negara kelas dua, dengan tidak memberi izin membangun gereja. Kita dilarang beribadah di gereja yang sudah kita dirikan atas berkat Tuhan. Kita meraung ketika rumah ibadah kita ditutup dengan paksa. Akankah kita menjadi undur mengimani Tuhan sebagai yang Mahatinggi? Akankah kita meragukan terbitnya bintang timur yang menuntun kita di jalan yang berliku? Akankah kita berhenti menyuarakan kebenaran?
12. Bileam adalah gambaran orang percaya, teguh dalam kebenaran, mengimani janji Tuhan, percaya bahwa Tuhan pasti datang. Advent adalah penantian akan kedatangan Tuhan dalam tindakan dan karyaNya memenangkan orang-orang percaya. Tuhan akan datang membawa kita memasuki lingkaran takhtaNya, di mana kita akan berhadapan dengan takhta itu, dan malaikatNya menyanyikan gita surga dari orang-orang yang menang. Penantian akan kedatangan Mesias yang dijanji, menguatkan kita untuk terus bertahan di dunia yang penuh penderitaan. Penantian itu membuat kita kuat melintasi jalan yang berliku, dan kita akan menang, sebab ketika Allah bertindak, siapa yang dapat menghalangiNya (Wahyu 22,16-20). Itulah iman, percaya akan kedatangan Mesias, bahwa Dia memenangkan orang percaya, membawa keluar dari dunia yang penuh dengan kekacauan. Amin. Selamat advent, Tuhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar