Rabu, 21 Desember 2011

Filipi 2, 2

Karena itu, sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: Hendaklah kamu sehati spikir, dalam satu kasih, satu jiwa satu tujuan (Fil. 2,2)

"Sehati-Sepikir di dalam Tuhan"

1. Charlie MacAthur almarhum berkata pada Helen hayes ketika berjumpa di satu pesta sambil memberikan segenggam kacang ke tangan, dia berkata "Saya berharap, ini adalah batu-batu zamrud". Setelah melewati tahun-tahun bahagia pernikahan meraka dia memberi segenggam zamrud pada Hayes, sambil berkata :"Saya berharap, ini adalah kacang".Ada banyak cara manusia untuk menyampaikan isi hatinya kepada yang dicintainya, melamar seseorang untuk menjadi istrinya.Athur memberi kacang, yang memberi cincin,kalung, baju sebagai tanda mata.
2. Tradisi lamaran sudah sangat dikenal di berbagai tempat di belahan bumi ini, khususnya di berbagai suku di negara kita ini. Bahkan dalam perjanjian Lama sudah mencatat kisah hamba Abraham ketika mencari perempuan untuk menjadi istri Ishak, anak tuannya, (Kejaian 24). di mana Abraham mengutus hambanya ke kampug halamannya, dan Tuhan menunjukkan seorang perempuan yag baik hati kepada orang asing, lalu hamba Abraham memberi dia tanda mata kalung dan gelang. Abraham ingin perempuan itu di bawa ke tanah yang sudah ditunjukkan Tuhan baginya, bukan Ishak yang pergi ke tanah leluhurnya, kenapa? Abraham ingin membentuk satu keluarga yang sahati-sepikir dalam Tuhan, yaitu menyembah Allah israel yang membawa dia keluar dari tanah nenek moyagnya.
3. Tujuan dari melamar seseorang bukan sekedar menyatu dua hati, tetapi mencari kesesuaian sampai tiba pada pernikahan yang disepakati.Lamaran merupakan prosesi menuju pernikahan, di mana dibutuhkan kesesuaian dari keluarga besar untuk mempersatukan putra-putri mereka. Hari ini kita sedang menerima kedatangan keluarga pihak laki-laki untuk melamar putri di rumah ini menjadi calon mempelai bagi putra mereka. Perlu adanya kesesuaian dari dua keluarga, di mana kedua keluarga ini datang dari dua suku yang berbeda, budaya yang berbeda dan pola pendidikan yang berbeda. Tentu jika masing-masing menonjolkan diri, kesesuai tidak akan tercapai. Ibarat penarik tambang, untuk memenangkan tarik tambang, masing-masing anggota kelompok tidak bisa menonjolkan kekuatannya, tidak bisa saling berebutan, tapi mencari kesepakatan, keserentakkan menarik ujung tambang agar bisa memenangkan kompetisi.
4. Rasul Paulus sangat tahu pentingnya kerjasama dalam membangun kerajaan Allah. Ketika di jemaat Filipi ada dua orang perempuan (Euodia dan Sintikhe)yang suka bertengkar, karena adanya perbedaan-perbedaan mereka, Paulus mendorong kedua perempuan itu untuk berdama, sehati-sepikir (Fil 4,2. Paulus memakai kedua perempuan ini sebagai contoh untuk membicarakan tentang damai sejahtera dengan cara mencari kesesuai di berbagai perbedaan.
5. Dalam dua keluarga besar ini ada perbedaan-perbedaan karena latar belakang suku, itu bisa saja menjadi ajang pertengkaran, jika masing-masing menonjolkan kelebihan dan mencari kekurangan yang lainnya, tapi melalui nats ini juga kita disorong untuk sehati sepikir. Sehati sepikir, tidak harus sama dalam segala hal. Nyanyian menjadi bagus bukan karena sama nada, tapi berbeda dan dinyanyikan secara harmoni. Keindahan nyanyian nampak dari kesesuaian antar suara. keindahan keluarga ketika perbedaan bisa disesuaikan dalam satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan yaitu perkawinan yang kudus dalam ikatan jiwa yang dikasihi Kristus. istilah sehati-sepikir dipakai Rasul paulus mengesankan mengenai kesesuaian.
6. Bagaimanakah mencapai kesesuaian dan tujuan yang sama? Dalam nats ini ada empat K,yang diperluka, yaitu :
- Kesamaan tujuan : Setiap kelompok hendaklah mencari apa kesamaannya dengan kelompok lain dalam mencapai tujuan, jangan mencari perbedaan. Contoh, Kedua calon mempelai pernah menjadi ketua PaDus di gerejanya. Akan lebih menarik membicarakan itu untuk menyesuaikan pertemanan daripada mencari apa yang membuat mereka berbeda. Jangan membicarakan bola saat menonton konser musik, bisa terusik pendengar. Teman saya selalu mencari perbedaannya dengan sauminya, maka mereka akan mengakhiri pertemuan dengan pertengkaran.
- Komunikasi : Komunikasi sangat dibutuhkan dalam mencapai kesesuaian. Ada Lagu Batak dengan judul "Di Tao ni Ajibata" si A mendapat cincin sebagai tanda mata dari si B, oleh suatu hal Si B menikah dengan orang lain, si A marah dan membuang cincin itu. Komunikasi verbal menyatakan ketidak sesuaian. Tap ada juga cerita dari samudra Atlantik, ketika suami sedang bermain ski, jari manisnya mengecil, dan cincin terjatuh tanpa dia sadari. Waktu istrinya melihat jari suaminya dia berteriak kaget menanyakan cincin suaminya. Sang suami juga kaget, lalu dia berkata :'comotkan cincinmu dan lemparkalah ke samudra sana!' istrinya menolak, dia berkata bahwa mereka sanga butuh uang, bagaimana mungkin di situasi yang sulit ini, dia membuang cincin mas? Tapi si suami berkata, "lemparkanlah supaya cincin kita tetap bersatu di dasar samudra itu!' dan istrinyapun melemparkan cincinnya. Ada banyak pasangan yang tidak mengkomunkasikan apa yag ada di hatinya, sehingga tidak tercapai kesesuaian. maka komunikasi adalah cara mencari persamaan dan menyesuaikan perbedaan.
-Kerjasama : Kelompok yang baik dan menghasilkan nilai baik jika mau kerjasama, bukan bekerja bersama-sama. Jika Istri mencuci piring, supaya cepat selesai kerja, suami akan membantu mencuci kain atau sebaliknya dengan bekerja sama, penarik tambang akan dapat memenangkan kompetisi.
Komitmen : Keutuhan suatu hubungan jika masing-masing berkomitmen saling mengasihi, saling menolong, saling merendahkan hati dan saling mendukung. Komitmen membuat seseorang bertekad berjuang melamapaui kesulitan. Putra saya Jerry yang punya kebiasaan isap jempol berkomitmen untuk tidak lagi mengisap jempolnya pada usia 7 tahu, waktu dia sudah kelas dua dan sabuk hijau pada kelompok taekwendoo nya. Waktu baru masuk kelas 2, saya memintanya menepati komitmennya, tapi dia berkata, bahwa dia belum 7 tahun dan masih sabuk hijau streep. Ketika dia berusia 7 tahun dan dinyatakan lulus ujian untuk masuk sabuk hijau tanpa saya minta dia menghentikan kebiasaannya. Komitmennya membuat dia mampu tidur nyenyak walau tidak mengisap jempolnya dulu seperti biasa. Artinya jika dua anak manusia hendak mencari kesesuaian, dan masing=masing berkomitmen saling menghormati, apapun perbedaan tidak akan menghalangi tujuan karena, setiap perbedaan akan diterima dan disesuaikan.
7. Bagi paulus, sukacita itu akan sempurna jika anak-anaknya hidup dengan baik, sehati sepikir dalam perbedaan. Sebagai orang-orang percaya kepada kristus, kita kerap menghadapi tantangan dan hambatan. Bisa saja pendidikan perempuan yang lebih tinggi di masyarakat kita yang menganggap harus laki-laki lebih tinggi, menjadi sesuatu hambatan. Maka pada acara lamaran ini, perlu belajar bagaimana cara agar dapat 'menarik' bersama-sama, yaitu untuk tetap sehati-sepikir di dalam satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan. Paulus memohon agar mereka menarik bersama-sama dan bekerja sama untuk menghormati sang Tuan. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar