Sabtu, 18 Desember 2010

Zefania 3, 9-13

“Hari Rahmat Tuhan Telah Tiba”

1. Penghukuman yang telah dinyatakan akan menimpa manusia, akan berakhir dengan datangnya rahmat Tuhan. Zefania datang ke tengah bangsa mengummkan bahwa berkat besar akan meliputi seluruh bangsa. Bangsa yang harusnya di hukum akan menerima kasih Tuhan dengan perubahan yang besar; perubahan karakter umat yang akan akan terjadi. Lidah yang biasa menghujat akan menyerukan nama Tuhan. Allah akan memberi rahmatNya, bukan saja untuk Yahudi tapi melebar sampai pada bangsa-bangsa dunia. Inilah rencana Allah atas dunia yang dinyatakan Zefania, di mana Tuhan datang pada umat, dan umat mematuhi Allah. Penyataan ini memberi harapan bagi umat yang memotivasi semua bangsa untuk semakin taat dan mendorong para hambaNya menyuarakan kebenaran agar semua bangsa mematuhi firmanNya, setia menanti janjiNya.
2. Allah adalah setia pada janjiNya, maka kita juga setia menaati firmanNya. Janji Allah akan memulihkan kehidupan umatNya. Dia akan datang membawa rahmat besar, maka sebelum janji itu nyata; Allah membuat pemurnian. Suatu sinyal perubahan besar dalam waktu yang ditentukan akan terjadi. Zefania memfokuskan nubuatnya pada perubahan bangsa-bangsa, di mana janji Allah akan terjadi; kesengsaraan diubah menjadi sukacita/kegembiraan; Allah berjanji memberikan bibir bangsa di dunia akan berbicara tentang kebenaran dan rahmat daripada kebohongan dan hal-hal najis (ay 9, lih. Yes 6:5-7.). Bibir bangsa tidak hanya alat mengatakan bahasa tapi sudah melampaui fungsi bibir untuk berbicara, yaitu bibir yang mampu menggambarkan dan melibatkan kemurnian hati. Artinya, Tuhan akan mempengaruhi hati manusia untuk berubah, sehingga organ tubuhpun menggambarkan sikap yang memuliakan Tuhan serta melibatkan iman dalam setiap sikap. Suatu perubahan yang membawa semua manusia menyembah Tuhan, sebagai Tuhan dan juruslamat. (Kej 4,26); melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, sehingga tercipta ‘keluarga Allah’ (family of GOD). Pada awal perjanjian ini semua bangsa di bumi akan percaya pada Tuhan dalam diri Yesus Kristus (bnd Mat 25,31-46).
3. Permunian Israel akan mempengaruhi bangsa-bangsa dari berbagai penjuru (ay. 10-13). Umat Tuhan yang menyebar akan membawa hati yang tulus dan persembahan syukur bagi Dia yang mengubah penderitaan menjadi sukacita. Bangsa-bangsa dari berbagai penjuru akan menghias ibadah dengan pujian dan ucapan syukur, umat dari berbagai sudut bumi akan dipersatukan di kota Allah. Di pusat pemujian itu, semua lidah mengaku, Yesus adalah Tuhan dan Raja. Peristiwa ini adalah implikasi orang Yahusi datang ke Yerusalem, di kota Tuhan itu, Dia akan tinggal bersama umatNya, (ul 30,1-10; Yes 66,18+20). Pada hari itu (ay. 11), menjadi hari berkat, di mana rahmat Tuhan meliputi bangsa, penghukuman tidak menimpa bangsa oleh kasih setia Tuhan yang besar.
4. Ay. 11 menekankan bahwa pendengar nubuatan Zefanya tidak lagi merasa malu lagi atas pembrontakan mereka pada masa yang lewat, sebab nubuatan itu telah mengarahkan mereka menerima pengampun Tuhan, di mana akan datang rahmatNya meliputi mereka. Mereka tidak akan dihukum lagi, karena Tuhan telah menghapus semua pelanggaran mereka (Yeh 20,34-38; mat 25, 1-13). Dengan demikian bangsa yang telah menerima pengampunan tidak akan sombong lagi, bibir mereka tidak akan mengatakan hal-hal najis, tapi berubah ucapan menjadi memuliakan Tuhan. Di gunungNya yang kudus, akan terdengar sorak-sorai orang yang dibenarkan Tuhan. Kesadaran telah tiba oleh kasih setiaNya, sekaligus menyadarkan mereka untuk malu berbuat dosa dan hidup dengan rendah hati.
5. Bangsa yang diselamatkan Tuhan akan merendahkan hatinya (ay.12), dengan terus menerus mencari Tuhan sebagai pelindung mereka. Karakter terbalik terjadi, kesombongan diubah oleh kasih Tuhan menjadi rendah hati. Maka orang yang menerima keselamatan dan menanti (beradvent) janji Tuhan akan rahmatNya, tidak akan mengandalkan diri dan menganggap diri lebih baik dari orang. Kesadaran bertumbuh, bahwa cinta kasih Tuhan mengarahkan hati manusia untuk bersikap tulus dan rela menaati Tuhan dan mengimplikasikannya melalui sikap yang saling menerima, terbuka dan mengampuni.
6. Kerendahan hati juga akan membuat manusia tidak lagi menyembah berhala, tapi sungguh-sungguh menyadari bahwa Tuhan lah sumber berkat dan karunia dalam hidup umatNya. Dengan mencari Tuhan suatu indikasi kerendahan hati, tidak menunjukkan diri sebagai kekuatan dan kebenaran. Mencari Tuhan, akan menghilangkan kebohongan, penipuan dan praktek kejahatan lainnya dari diri manusia. Mereka yang diselamatkan akan menyerupai kawanan domba di rumput perdamaian dan berbaring dengan tidak ada yang mengganggu mereka (cf. Ps 23;.. Mic 4:4).
7. Pada advent ke-4 ini kita juga sedang menantikan janji keselamatan dan rahmat Tuhan yang akan meliputi umatNya. Tidak ada lagi penghukuman oleh kesetiaan Tuhan, tapi sekaligus mendorong kita untuk menaati firmanNya, tunduk pada kehendakNya dan bertekun mengikutiNya. Janji Tuhan mengubah kita dari sengsara masuk ke dalam sukacita di dalam Kristus, mengubah kita dari angkuh, sombong menjadi rendah hati, sehingga bibir kita tidak lagi memuliakan diri, tetapi memuliakan Nama Tuhan, sehingga semua lutut datang menyembah Tuhan dengan penyembahan yang sungguh-sungguh, dari hati yang tulus untuk berbakti kepada Tuhan. Aktivitas gereja kita murni melayani dan menyembah Tuhan, bukan mencari keuntungan diri, memakai gereja sebagai alat kemuliaan pribadi. Akhirnya, di advent ke – 4 ini mari kita menanti Tuhan yang kedua kalinya sambil tekun melakukan kebaikan yang terpancar dari bibir yang mengucapkan perdamaian, sukacita dan kabar baik. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar