Sabtu, 13 November 2010

Pengkhotbah 11, 1-10

‘Bekerja , sebagai Tanggung Jawab dan Ketulusan”
1. Panggilan hidup manusia adalah bekerja secara bertanggung jawab. Maka ketika Tuhan menciptkan manusia, pada mereka diberi mandat untuk mengelola bumi (bnd Kej 2,15: TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu). Mengapa, sebab Tuhan juga bekerja selama 6 hari dan sampai sekarang pun Tuhan masih bekerja (Yohanes 5 : 17 “Bapaku bekerja sampai sekarang, maka akupun bekerja juga”.)
2. Bekerja sebagai panggilan harus dilihat dari anugerah Tuhan. Maka etika profesional kerja mengatakan bahwa kerja adalah anugerah. Bila kerja adalah anugerah, maka tidak ada kesempatan bagi manusia untuk bermalas-malasan, bahkan lebih kalau menurut Rsul Paulus, yang tidak bekerja boleh makan. Artinya, hidup harus diisi dengan bekerja, sebab bila bekerja berarti kita mensyukuri hari-hari/kesempatan yang diberi Tuhan.
3. Seorang bijaksana pernah mengatakan, kepuasan hidup terdapat pada saat kita bekerja dan menerima hasil dari apa yang kita kerjakan. Kita tidak dapat melihat semua rencana Allah, dan tidak ada di dunia ini yang bisa kita bangun untuk menemukan makna yang memuaskan, namun sebagai ciptaan kita harus memenuhi tujuan Allah dengan menerima banyak dalam hidup kita sehari-hari
4. Dalam perikope ini manusia diajarkan untuk mengisi hidup dengan bekerja. Dalam ay 1. lemparkan rotimu... ayat 1 ini dipahami dalam berbagai pengertian, ada yang mengatakan transaksi jual beli melalui transportasi kapal, ada juga mengatakan orang menjalankan uang tanpa buka kepada orang di luar dirinya, tapi ada juga mengartikan, Roti berarti benih-benih yang ditaburkan di tanah yang tergenang air, kelihatannya benih itu seperti hilang terbawa arus air, tetapi pada akhirnya lama setelah di tabur, tanah basah itu akan menghasilkan pertumbuhan dari benih yang ditabur. Ada yang mengatakan ay 1 ini tindakan amal, di mana seseorang memberi roti atau berbagi pada sesama, maka suatu hari akan mendapat imbalan dari yang diperbuatnya, tetapi pengkhotbah hendak menunjukkan bahwa hidup kita harus diisi dengan bekerja secara bertanggung jawab dan penuh ketulusan. Tugas kita menabur, tanah bisa memberi hasil, bisa tidak tapi tidak mengurangi semangat kerja jika belum langsung kelihatan hasilnya. Itu sebabnya dalam ay 2 dikatakan, jika kita punya kesempatan bekerja dan berusaha jangan merasa cukup atau puas dengan satu perkerjaan atau satu usaha saja. Dengan beberapa pekerjaan dan usaha yang dikerjakan selain berguna untuk diri sendiri tetapi juga berguna bagi orang lain. Artinya dengan kerja dan usaha kita, akan tercipta lapangan kerja baru dan pendapatan kita dan untuk orang lain juga, lebih tajam lagi dalam ay. 6 dikatakan bekerja tidak bisa berhenti hanya siang hari, tapi malam juga, siapa tahu yang suatu waktu berhasil dan satu waktu lain tidak, atau kedua-duanya bisa berhasil baik. Yang pasti kita terpanggil bekerja dan memberi keuntungan bagi sekitar kita namun hasil tunduk pada ketentuan Tuhan.
5. Kegagalan orang bekerja, jika kita meramal hasil dari kerja dan menunggu semua situasi baik. Tunggu aman dulu baru saya mau jadi pengurus, demikian kira-kira yang sering kita dengar. Padahal justru kerja kita dituntut di situasi sulit, supaya kita dengan semangat dan tanggung jawab yang tulus menghasilkan yang baik. Dalam ay. 3-4 dijelaskan jangan menunggu kondisi sampai sempurna. Kita bekerja secara rajin walaupun kondisi belum sempurna benar, karena tugas kita adalah melakukan pekerjaan. Petani yang baik tidak perlu melihat cuaca mendukung atau tidak, pedangang tidak menunggu pembeli datang baru membuka toko/usahanya, tetapi pagi hari dia akan mulai aktivitas tanpa ditentukan oleh kondisi. Tuhan akan bertindak dengan kondisi itu, sehingga pekerja keras tidak sia-sia dalam melakukan tugasnya.
6. Cenderung orang berharap bahwa apa yang dikerjakan akan berhasil secara maksimal, maka orang yang bekerja secara optimal bahkan sampai lembur karena berharap bahwa upah diterimanya akan berlipat ganda. Tapi pengkhotbah hendak menekankan, bukan upah tujuan pekerjaan, tapi melakukan tanggung jawab dan membangun ketulusan, maka sering kita melihat tidak semua yang bekerja harus kaya, karena banyak yang bekerja keras tetap miskin, tapi melalui perikope ini dijelaskan, apa yang kita kerjakan tidak pernah sia-sia jika kita mengandalkan ketulusan dan tanggung jawab memenuhi tugas kita sebagai orang diberi mandat mengusahakan bumi.
7. Jarang orang tahu bagaimana jalannya angin atau "Hanya sedikit orangtua memahami persis bagaimana bayi terbentuk, tapi kebanyakan mengikuti aturan akal sehat untuk kesejahteraan ibu dan anak yang akan lahir.’ Artinya, manusia tidak tahu cara kerja Allah memberkati benih yang kita taburkan, kita tidak tahu bagaimana Tuhan membuat kondisi buruk bisa menghasilkan buah yang baik, tapi Tuhan punya cara yang harus diimani manusia dan diterima bahwa tidak ada jerih payah yang sia-sia. Ay. 5 ini juga mengingatkan kita, meski kadang kita tidak tahu bagaimana semua bisa terjadi dengan kondisi kita yang kurang sempurna, tapi satu hal harus yakini Tuhan ada di semua pekerjaan yang kita lakukan. Oleh karena itu kerja bukan soal besar atau kecil, tapi bagaimana kita komit dengan kerja yang kita terima dan kita lakukan secara bertanggung jawab. Istilah Tuhan Yesus dalam Lukas 16,10-13, terpercaya dalam hal kecil maka akan dipromosikan ke hal besar. Terpercaya mengelola harta dunia, maka akan diberi kesempatan menjadi pewaris harta sorgawi. Maka perikope ini mengajarkan kita agar mengisi hari-hari pemberian Tuhan dengan bekerja, kapan saja selagi ada kesempatan, kita tidak tahu mana yang berhasil, tetapi harus kita yakini bahwa tidak ada pekerjaan yang sia-sia.
8. Akibat seringnya kita berlogika dalam bekerja, maka sering kita bekerja untuk upah. Jika tidak menguntungkan kerja itu diabaikan. Kita tidak lagi mau bekerja jika hasilnya tidak jelas. Kita sering mendengar RS tidak mau mengambil tindakan kalau pasien tidak ada yang menanggung jawabi biaya pengobatan. Ada anak yang putus sekolah karena tidak mampu membayar uang sekolah tepat waktu. Ada anak jenius, tapi harus menerima apa adanya tanpa bisa bersaing ke dunia pendidikan yang lebih tinggi karena tidak ada jaminan sosial yang mendukung mereka, karena cenderung instansi akan memutuskan sesuatu itu bisa atau tidak jika sudah jelas hasil akhir dari kerjanya, maka seorang ahli berkata 90 % aktivitas kita berkaitan dengan uang. Semua dikaitkan ke uang sampai lupa pada ketulusan melakukan kerja. Itu sebabnya Dr Fritz dari Jerman pernah berkata di RS HKBP, bahwa RS di Jerman, selalu menyisikan dana sosial, siapa tahu ada pasien yang tidak mampu berobat karena miskin, maka mereka dapat dibati dari dana sosial yang sudah disisikan. Artinya janganlah karena hasil yang tidak jelas kita menjadi tidak bertindak. Kalau kita hanya memperhatikan arah angin, maka kita tidak akan pernah menabur.
9. Dunia kerja saat ini perlu adanya ruang moralitas, sebagai energi positif dalam bekerja. Jika ditarik benang merah, menelusuri asal-usul etos kerja, pengejaran keuntungan ekonomi, asal dikerjakan dengan kesungguhan dan kerja keras maka tidak pernah orang yang bekerja keras tidak mendapat hasil.
10. Semangat bekerja pun, dalam kearifan budaya mengakui bahwa bekerja untuk survive tidak melanggar kodrat. Perspektif Kristen bekerja didorong oleh panggilan jiwa. Dalam pelayanan semua orang harus bekerja keras untuk mendapatkan kebutuhan dan pelayanan sebagai tanggung jawab manusia. Tidak ada kesuksesan tanpa keringat, dan tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras.
11. Secara singkat tema dari ay 1-6 ini : kita harus menggunakan kebijaksanaan
berani dan hati-hati, namun rendah hati. Seorang pengamat mengatakan kekuatan seorang pemimpin adalah ketika dia berani mengatakan sesuatu walaupun itu bertentangan dengan situasi yang akhirnya dia akan menanggung resiko. Dan Obama memikiliki itu. Dan itu lah yang kurang pada pemimpin kita.
12. Bagaimana sikap hidup orang yang bekerja? Ada dua alasan kegembiraan hidup manusia, yang dicatat pengkhotbah, yaitu :
- Ay 7-8: Alasan pertama kita harus menikmati hidup sekarang karena kita tidak dapat melakukannya setelah kita mati. Sebagai orang Kristen, kita menyadari bahwa kehidupan setelah kematian akan jauh lebih baik untuk orang percaya dari kehidupan sekarang di bumi ini. Karena hidup kita sigkat, maka baiklah kita menikmati, karena setelah mati, kita bisa lagi menikmati hidup ini dan tidak akan kembali lagi. Meskipun orang percaya yakin, bahwa kita memiliki masa depan yang cerah, tapi kita harus akui, hasil kerja relatif memberi jaminan hidup dari pekerjaan kita. Artinya dengan kerja tidak ada kepastian masa depan di yang menyenangkan di bumi, karena itu bijaknsanalah dengan hari-harimu, bijakasana dengan kerja kerasmu, nikmati kerjamu tanpa kehilangan kepercayaan pada pemberi hidup.
- Ay 9-10: Alasan kedua untuk menikmati hidup agar pemuda menikmati masa mudanya. Banyak orang muda menjadi penopang keluarga, sehingga tidak sempat menikmati masa mudanya. Pengkhotbah menyarankan pemuda bersukaria, menikmati masa mudanya, menuruti kata hati dan pandangan mata, tapi jangan menjadi kehilangan iman. Mengapa? Karena Allah akan menghakimi semua orang pada akhirnya. Artinya, masa muda boleh mengisi kemudaan dengan sukacita, tapi tidak menyia-nyiakan waktu bermalas-malas, merusak tubuh dengan narkoba, minum-minum keras, namun baiklah pemuda yang bersukaria tidak kehilangan waktu untuk berjuang, kerja keras, belajar dan hidup dalam iman pada Yesus Kristus. "Untuk orang tua mungkin tampaknya terlalu riskan untuk menyarankan agar orang muda berjalan di jalan yang sesuai dengan panggilan hati dan penglihatan matanya. Namun saran itu digabungkan dengan mengingatkan tanggung jawab di hadapan Allah. Ini bukan cara untuk mengambil dengan satu
tangan apa yang diberikan dan dengan tangan yang lain tanpa rasa
tanggung jawab menyia-nyiakan milik dan kesempatannya.”
13. Manusia hidup tidak sekedar supaya bisa makan, tapi tujuan hidup manusia menuruti panggilan hidup yaitu bkerja keras dan membangun kesejahteraan hidup dengan sesama, karena itu lakukan segala yang baik dan Tuhan bertindak memberkati setiap usahamu yang membangun kesejahteraan. Tuhan ada dalam setiap harimu, maka isilah hidup dan harimu dengan kerja keras dalam iman yang teguh. Amin.

3 komentar:

  1. kita tidak tau apa yang terjadi hari esok namun kita harus bekerja hari ini dengan sungguh sungguh dengan penuh tanggung jawab. trimakasih atas perenungan ini Tuhan Yesus Memberkati. Amin

    BalasHapus
  2. kita tidak tau apa yang terjadi hari esok namun kita harus bekerja hari ini dengan sungguh sungguh dengan penuh tanggung jawab. trimakasih atas perenungan ini Tuhan Yesus Memberkati. Amin

    BalasHapus
  3. Trima kasih utk renungan firman nya jg penjelasan nya.. senantiasa menjadi berkat bagi semua. Jesus Bless always

    BalasHapus