Kamis, 28 Oktober 2010

Yesaya 66, 10-14

“Pengasihan Tuhan menumbuhkan sukacita”

Ketika seseorang mengalami dukacita atau dirundung berbagai penderitaan oleh berbagai persoalan hidup, maka manusia berusaha atau mencari cara untuk menghibur dirinya; Ada yang berpesiar ke berbagai tempat untuk menenangkan diri, ada yang mengkonsumsi makanan dan minuman secara berlebihan dalam kerangka melupakan kesusahan hidup atau ada juga mencari dengan merusak diri. Tetapi apakah hal itu sudah memberi sukacita baginya ? Atau hanya hiburan temporer yang memberikan pertolongan sesaat dalam dirinya. Bagi yang suka makan dalam menghadapi persoalan akhirnya terjadi obesitas, kelebihan berat badan, atau yang suka mengkonsumsi sesuatu, sering menjadi mabuk, menjadi tergantung kepada sesuatu yang membuatnya bisa melupakan sementara atas berbagai persoalan. Ternyata, sering jalan keluar yang dibuat manusia mengatasi persoalannya, justru menambah beban dari persoalan hidup. Bila datang situasi yang menyesakkan, atau persoalan-persoalan yang sangat menekan, janganlah segera mengatasinya dengan cara instant namun beracun, biarlah kita tetap tinggal bersama Tuhan, menjadi orang yang berhikmat untuk mencari penyelesaian. Namun ketika persoalan itu berkepanjangan, serta di tambah dengan masalah-masalah yang bertubi-tubi hadir, ingatlah TUHAN yang pasti selalu mendengar mereka yang berteriak kepadaNya.
Saat ini, pada minggu sukacita (letare) kita memperoleh hikmat, memperoleh pencerahan bahwa kita memperoleh penghiburan Tuhan, sebagai sumber sukacita kita, ketika menghadapi berbagai persoalan hidup, Dia sumber sukacita yang setia menyertai dan menghibur kita. Penghiburan dapat kita terima bila kita tunduk dan mengimani perbuatan Tuhan yang penuh kebaikan, sehingga berbagai keadaan dan situasi sulit dalam kehidupan dapat dimaknai dan lampaui dengan hati tegar, apa adanya dan siap pada proses pemulihan yang diberi Roh Kudus. Bersukacita bukan berarti kita bebas dari segala pergumulan, penderitaaan. Justru menurut Kitab Ayub dalam hidup ini banyak kesulitan yang akan kita hadapi. Tetapi yang membuat kita bersukacita, adalah ketika kesadaran kita terbuka, di mana, saat kita didera persoalan yang menyesakkan, TUHAN senantiasa tetap memperhatikan, mendampingi dan menguatkan kita. Inilah sukacita setiap orang percaya, dia tidak pernah dibiarkan menyendiri dalam persoalan-peroslan berat yang dihadapinya.
Bersukacita, dan bersoraksorak bagi yang berkabung, adalah satu momentum yang membuat keadaan berubah..Bagaimana mungkin mereka yang berkabung boleh berubah secara drastis. Hal ini bisa terjadi lewat orang yang menyapa, menghibur dan berbicara padanya dengan kuat kuasa yang luar biasa, yang bersumber dari Roh penghibur, sehingga memberi perubahan secara mental spiritual. Ternyata Tuhanlah yang menjanjikan berkat melimpah, sekaligus penghiburan. Janji dari Tuhan menjadi sesuatu yang menggembirakan, sebab Dia adalah Allah yang selalu setia memenuhi apa yang dijanjikanNya.
Ketika Tuhan bertindak, hamba-hambaNya akan memperoleh hati yang girang, dan dukacita bagi musuh-musuhNya yang akan memperoleh amarah. Maka persekutuan yang indah diantara Umat dengan TUHAN, menjadi awal sukacita bagi setiap ciptaan. Dia memberi pengharapan sebagai kekuatan menghadapi kesusahan dan kesulitan.
Sering kita mendengar orang stress dengan berbagai masalah yang dihadapi. Tapi Firman Tuhan menjanjikan; bila kabut, hujan datang, sampai rumah kita kebanjiran, jalan macet, seolah kita tidak bisa bergerak; jangan panik seperti menghadapi akhir zaman, karena masih ada hari esok di mana Tuhan ada di hari esok kita, Tuhan yang menjanjikan bahwa matahari akan bersinar esok dan sukacita memenuhi rumah kembali memperoleh hari yang cerah.. Yang sering menjadi keraguan orang yang menderita, bagaimana bila keadaan kita justru semakin buruk ? Alkitab mencatat, dalam hidup yang menderita, supaya kita tetap berani menghadapi persoalan tersebut, jangan gelisah atau tawar hati, (Yosua 1, 7), karena penderitaan yang kita alami sekarang adalah permulaan (Yoh 24,8). Meskipun penderitaan itu datang, kita akan tetap mampu karena dimampukan bersukacita oleh Tuhan yang ada bersama dengan kita (Immanuel).
Umat Israel pada masa pembuangan merasakan derita yang sangat menekan, karena terbuang dan terasing, mereka sangat membutuhkan penghiburan untuk memulihkan jiwa mereka yang tertindas. Trito Yesaya dalam perikope khotbah kita ini, memberikan penghiburan bagi umat Tuhan. Mereka diingatkan bahwa kasih Tuhan ada di tengah-tengah mereka, sehingga dapat merasakan perhatian dan kasih Tuhan, seperti seorang anak yang merasakan kasih ibunya ketika di gendong dan dibelai dalam pangkuanNya. Demikianlah Tuhan bertindak seperti seorang ibu pada anaknya. Inilah suatu perbuatan Tuhan yang indah perbuatan dan ajaib bagi orang yang dikasihinya. Saat kita memahami Tuhan sebagai TUHAN yang tegas, dengan menindak umatNya yang memberontak sehingga terbuang di negeri asing, Dia juga harus ita pahami, bahwa Dia juga adalah TUHAN Yang Maha kasih, yang bertindak secara feminim, sebagai seorang ibu yang rahimi dan penuh kelembutan dalam kerangka menyatakan kasih sayangNya bagi umat. Bila seseorang sedang mengalami kesusahan, secara spontan akan memanggil ibunya (mama), karena membutuhkan perlindungan dari ibu bagi jiwanya yang menderita, karena dalam ibu ada sesuatu yang memberi rasa nyaman dan tenteram baginya, bagaikan seseorang yang meringkuk dalam rahim. Artinya, saat nabi Trito Yesaya menceritakan kasih Allah, sebagai kasih seorang ibu, hal ini akan menentramkan kehidupan umat yang sedang gundah-gulana.
Sukacita Umat Tuhan yang termuat dalam kasihNya adalah bahwa umatNya tidak hanya menerima hukuman karena kesalahan-kesalahannya, namun ada waktunya juga Allah mengalirkan keselamatan bagi mereka, bagaikan aliran sungai yang terus menerus memberikan kesegaran (berkatnya). Yerusalem juga menjadi saluran berkat tersebut.. Maka ada sesuatu pelajaran yang diberikan TUHAN bagi manusia, bahwa menghukum selalu didalam kasih, maka orang terhukum tidak dibiarkan dalam penderitaanNya. Ketika umat hukuman semakin lemah, semakin kehilangan semangat, TUHAN segera mengingatkan mereka untuk setia kepada TUHAN, dan segera akan memperoleh kebebasan.
Allah terus-menerus berkarya dan berbuat, bagi umat-Nya di manapun mereka berada Maka harus selalu di ingat Allah yang menghukum umatNya, sekaligus juga yang mengasihi, menghibur serta memelihara (dalam sikap sebagai seorang ibu memberi air susu, menjadi kehidupan serta kekuatan)
Yerusalem akan memiliki damai sejahtera dan menjadi penghibur bagi semua orang yang mengasihi Allah, termasuk bangsa-bangsa yang datang kepadaNya. Kesetiaan umat kepadaNya merupakan respon aktif terhadap keselamatan yang telah diberikan olehNya. Firman ini dengan tegas menyatakan bahwa berita keselamatan berlaku bagi umat yang setia kepadaNya. Keselamatan bukanlah untuk didiamkan saja, sangat perlu respon aktif dari si penerima keselamatan.Keselamatan yang diberikan menjadi kekuatan kita berharap terus menerus pada pertolongan TUHAN. A m i n.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar