Selasa, 20 Juli 2010

Mengawali sebuah Perjalanan

21 hari setelah tinggal di Depok, setelah membereskan sekolah anak-anak, setelah menata barang-barang yang sampai hari ini belum tuntas, setelah mulai terjun dalam pelayanan, setelah membuat sketsa rencana masa depan untuk keponakanku Dian, Tuhan membuka jalan, menjawab doa, memberi rejeki lewat usahaku yang sudah mulai berjalan, tapi masih sulit untuk mulai menulis, mengisi blog membayar janji untuk seorang suami yang mengharapkanku bisa menulis khotbah tentang kehidupan Rumah Tangga kristen.

Pagi menjelang siang ini, aku mencoba mengawali, tapi belum menemukan judul, belum mendapat ide untuk boleh menghindangkan santapan rohani yang membangun kehidupan rumah tangga, yang tak seorang pun terlecehkan, yang tak seorang pun tercecer, tapi boleh meneguk kesegaran, memebebaskan beban batin shingga boleh rukun di tengah keluarga oleh perbedaan yang terjadi antar suami istri.

Pagi menjelang siang ini aku ingin memenuhi janjiku tentang hidup suami istri yang takut akan Tuhan, kubuka alkitabku, kubaca Efesus 5, 21 yang berbunyi:"dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus".

Kalimat ini mengawali sebuah perjalan dalam Rumah Tangga Kristen.
Ada seorang suami yang berlatar belakang budaya yang kuat, harus dihormati, kedudukan yang lebih tinggi. Dia ingin hidup dengan seorang istri yang mencintainya, tunduk kepadanya dan selalu mempunyai kedudukan lebih rendah dari suami. Ketika istri menjadi lebih tinggi secara finansial, maka suami mulai merasa tersisih, merasa tidak dihormati dan mulai protes terhadap komunitas, protes kepada Tuhan dengan meninggalkan peribadahan, dengan tidak mengikat diri pada perjanjian kesetiaan dalam suka dan duka.

Dalam benak saya muncul pikiran: "Apakah kesalah seorang istri yang mempunyai pencaharian lebih banyak dari suami?" Apakah itu menganggu sistim rumah tangga? Suami saya berkata, itu menjadi salah ketika istri yang mempunyai uang lebih banyak, mendekti atau menggurui suami karena uangnnya, atau suami yang ingin lebih hebat dari istri tetapi sulit mencari pendapatan yang lebih.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan kondisi keuangan yang baik di tengah rumah tangga, persoalan muncul ketika orang yang punya uang tidak dapat menikmati uangnya dengan sukacita, dia membelanjakan uangnya untuk menindas orang lain, dia berfoya-foya kala orang miskin tidak dapat makan. Kekayaan bisa menjadi kutuk bagi orang yang tidak menggunakan dengan benar, tetapi akan menjadi berkat kala kita menggunakannya untuk kebahagian orang lain dan sesama.

Hidup rumah tangga kadang bisa menjadi sulit kala masing-masing anggota rumah tangga berbeda pemahaman tentang uang. Ketika uang membuat posisi berubah, keluarga bisa kacau. Saat istri yang merasa membiayai kehidupan keluarga, maka suami bisa merasa tidak bermakna dan menjauhkan diri dari kelompok atau bahkan menggugat Tuhannya, maka istri dengan kondisi yang lebih baik akan merendahkan diri di dalam takut akan Tuhan, sehingga dia dapat berkarya, berkiprah tapi sekaligus menjadi istri dan ibu yang dihormati dan dikasihi suami dan anak-anaknya. Hanya persoalan sering muncul ketika suami mempunyai rasa minder, rendah diri (bukan rendah hati dalam takut akan Tuhan), maka semua yang baik bisa menjadi kacau, maka untuk memperbaiki kondisi jiwa yang mengalami 'trouble' ini dibutuhkan inisiatif istri untuk selalu bertanya pada suami tentang perjalanan rumah tangga. Hal ini hanya dapat terjadi ketika istri adalah istri yang merendahkan hati dalam takut akan Tuhan, tanpa rasa tertekan, tanpa rasa ditindas dalam melakukannya.

Hai istri hormatilah suamimu dengan takut akan Tuhan, di mana istri hormat dalam kerangka memuliakan Tuhan, bukan memuliakan suami sehingga mau diberlakukan sewenang-wenang, tapi tetap dalam koridor kebenaran, dan suami kasihi istrimu seperti Kristus mengasihi jemaatNya, memberi diri, mengorbankan ego, status sosial demi membangun kehidupan keluarga. Melakuakan kebenaran Firman ini akan mencerdaskan dan mencerahkan cara pikir dan cara pandang suami atau istri menjalan hidup Rumah Tangga.

"Selamat rukun-ribut" (meminjam istilah Bapak Pdt DR Andar Ismail), di tengan suka dan duka Rumah Tangga, Tuhan memberkati dalam membangun jemaat kecil dalam Rumah Tangga Kristen.

Khusus untuk seseorang yang merasa menjadi 'kurang berharga' dalam perjalanan keluarga oleh karena 'sesuatu' yang membatasi hubungan internal suami-istri, 'tetaplah jadi suami yang mengasihi istri, seperti Kristus mengasihi jemaat, tetaplah jadi suami dan ayah yang setia menjalani tugas, sebab Tuhan ada di pihak yang benar'

Semoga......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar