Jumat, 28 Januari 2011

Yohanes 2, 1-12

“Penyaluran Berkat”
1. Peristiwa pesta Kana menjadi cerita favorit bagi banyak kalangan, karena di sana terjadi mujizat, terjadi sebuah peristiwa yang tidak biasa, air menjadi anggur, dan pengharapan kehidupan Rumah tangga yang langgeng, karena Tuhan ambil bagian dalam kekurangan mereka yang disempurnakan, ke Tuhan an Yesus dinyatakan, kepedulian Maria terhadap sesama diperagakan, sehingga pesta perkawinan Kana menjadi kesohor. Banyak orang Kristen yang berjiarah ke Yeerusalem, juga mengunjungi kota Kana, melaksanakan peneguhan perkawinan, di tempat pesta perkawinan itu yang telah dipugar menjadi gedung gereja.
2. Dalam kotbah saya hari ini saya mau memaknainya perikope ini secara ayat demi ayat, untuk mengambil makna terdalam dalam menjalani kehidupan bersama Tuhan, serta mencatat, apa yang boleh kita hidupi dari perikope dan peristiwa besar ini? Mari kita menyimak dan mengimaninya:
3. Ay 1-2. Bagi orang Yahudi kekerabatan sangat dipegang teguh. Ketika ada perkawinan dari sanak keluarga maka Maria diundang ke pesta itu, termasuk juga Yesus ‘Putra’ Maria. Yesus pergi diikuti murid-muridNya, ikut menghadiri sebuah perkawinan untuk menunjukkan bahwa Yesus sebagai suku Yahudi ikut serta dalam perayaan pesta perkawinan dari kerabat, sekaligus, menunjukkan perlunya memupuk hubungan kekerabatan.
4. Ay. 3. Anggur merupakan sajian penting dalam perkawinan Yahudi, namun dalam peristiwa perkawinan Kana, justru sajian pokok kurang. Ketika saya pernah menghadiri sebuah pesta perkawinan, semua orang yang tidak mendapat makan memukul piring kosongnya dengan sendok, membentuk sebuah musik yang tidak beraturan dan tanpa harmoni untuk menunjukkan kekecewaan bagi yang melaksanakan pesta. Pada tahun berikutnya, ketika mereka mengawinkan anak kembali, banyak orang tidak mau hadir ke pesta itu, walaupun mereka telah menyiapkan makanan yang banyak, karena masyarakat melihat mereka sebagai orang yang tidak terpercaya dalam melaksanakan upacara perkawinan. Hal inilah yang menjadi ketakutan Maria, ketika anggur kurang di pesta itu. Maria sebagai ibu, tapi sekaligus sebagai umat menunjukkan kekhawatirannya pada Sang Putra, dengan berkata ‘"Mereka kehabisan anggur." Sebagai seorang perempuan, Maria sangat peka terhadap peristiwa yang buruk jika para tamu tidak mendapat pelayanan yang selayakannya di sebuah pesta, maka Maria bertindak untuk menyatakan imannya akan ‘keIlahian’ Yesus, supaya kekhawatirannya, dijawab oleh Yesus.
5. Tapi dalam ay 4. ini Yesus, tidak mau mendahului waktu yang ditentukan oleh Bapa yang mengutus Dia ke bumi, sehingga mencoba menyela keinginan ‘ibu’Nya, bahwa belum waktuNya Dia menyatakan diri. Seorang ibu yang bijaksana akan memaknai penolakan itu sebagai tindakan yang benar, tidakan yang tidak memaksakan. Namun persoalan sering sebaliknya, ibu memaksakan kehendak untuk anak-anakNya, memakai kuasa untuk memaksa anak melakukan yang tidak dikehendaki anak, sehingga walau tidak mampu anak harus kerja keras demi menyenangkan hati ibunya. Kemarin, ketika saya sedang duduk di tempat tunggu sekolah anak saya, seorang ibu mencubit anak perempuannya, yang ingin bermain setelah bubar sekolah. Ibu itu memaksa putrinya harus ikut les tambahan. Anak kelas satu SD itu menangis menyatakan ketidaksetujuan atas sikap ibunya, tetapi ibunya semakin marah terhadap sang anak, dan memaksa pulang. Sering sekali kita memakai kuasa yang ada pada diri kita, untuk menyenangkan diri kita tanpa peduli terhadap kepentingan pihak lain, sehingga sering terjadi penyelewengan kekuasaan, termasuk di Negara dan Gereja. Penyelewengan kekuasaan itulah yang mau dihentikan Yesus, ketika Dia berkata pada Maria, "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba."
6. Meskipun Yesus menyela Sikap Maria, dalam ay 5. Maria menunjukkan Sensifitasnya sebagai seorang ibu. Dia tidak memakai otoritasnya sebagai ibu memaksa kehendak terhadap putranya, tapi mengenal dengan jelas siapa “Putra’nya. Dia tahu Yesus datang dari yang Maha kuasa, Dia kenal Yesus penuh belas kasih dan tidak akan membiarkan orang lain dipermalakukan. Pengenalan yang begitu baik membuat Maria yakin, bahwa Yesus tidak mungkin membiarkan pesta itu amburadul, sehingga berkata kepada pelayan pesta itu, "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!". Maria memiliki iman yang sungguh-sungguh yakin akan kepedulian Yesus. Hal ini sangat dibutuhkan seorang ibu (orang tua) dalam memahami anak-anaknya, supaya tidak terjadi pemaksaaan kehendak. Saya mengenal seorang anak yang sangat unggul di bidang musik, ketika dia hendak melanjutkan studi ke institute musik, ayahnya menolak, karena tidak jelas masa depan di sana. Anak itu dipaksa masuk ke PT dengan jurusan kesukaan ayahnya. Hasilnya, di semester delapan anak itu, keluar dan memulai kuliah di intitut musik. Dia menghabiskan waktu empat tahun tanpa hasil karena tindak pemaksaan. Hal kedua yang boleh kita lihat dari sikap Maria ialah keyakianannya akan doanya. Yang sering terjadi, kita berdoa, memohon pada Tuhan, tapi kita tidak yakin dengan permohonan kita. Kita meminta untuk dijagai dalam tidur kita, tapi kita tidak bisa tidur karena berpikir jangan-jangan ada rampok yang akan merampok rumah saya. Kelebihan Maria, ketika dia menyatakan kekhawatirannya pada Tuhan, Dia percaya doanya pasti dijawab. Tidak persoalan waktunya, tapi imannya menunjukkan keyakinannya pada Tuhan. kadang kita tidak ingat apa yang sudah kita pinta pada Tuhan, tetapi ketika doa sudah kita panjatkan, Tuhan pasti kasi jawab. Kita bisa lupa dengan doa kita, tetapi begitu doa kita sudah connect, Tuhan pasti tidak akan melupakan.
7. Melalui ay 6 ini perlu kita ketahui, bahwa dalam diri manusia ada sesuatu yang diberi Tuhan untuk dipakai bagi kebaikannya. Ketika sesorang mengalami sakit, saya selalu katakana bahwa dalam dirinya ada obat yang diberi Tuhan, yaitu semangat. Semangat dan keinginan hidup dalam diri manusia 50 % membantu kesembuhan. Di pesta ini juga ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. Tempayan yang biasa sebagai alat pembasuhan justru menjadi cara Tuhan menjawab keyakinan Maria, di mana dalam ay 7, Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan mereka pun mengisinya sampai penuh.
8. Ay. 7. Yesus juga mengajar manusia untuk bekerja keras dalam meraih anugerah Tuhan. Tidak cukup hanya iman Maria, tapi juga usaha dan kerja manusia, sebab kerja adalah panggilan untuk umat. Maka untuk merealisasikan doa-doa kita, kita juga perlu bekerja, sehingga Martin Luther berkata, ‘bekerja sambil berdoa’. Yakobus mengistilahkannya, bahwa doa tanpa perbuatan adalah mati. Kita bekeja, mengusahakan kebaikan, maka Yesus yang sudah menerima doa dan kekhawatiran kita akan menjawabNya, sebagaimana tertulis dalam ay 8, air itu di bawa kepada pemimpin pesta, air itu telah siap diuji kwalitasnya.
9. Ay. 9. Pemimpin pesta itu mengalami kebingungan sehingga memangggil pengantin laki-lakinya. Serig sekali kita gagal memahami cara kerja Tuhan. kita berpikir secara manusiawi, bahwa menu pesta habis, maka tidak ada lagi yang bisa dikonsumsi secepat itu. Maka setiap kali kita kekurangan, kita menjadi banyak khawatir. Setiap kali di luar pikiran kita terjadi, kita penuh pertanyaan, seolah-olah hidup kita tidak didampingi Tuhan. itu pula yang dialami pemimpin pesta itu, sehingga menjadi ragu yang dia terima dari para pelayan itu. Dia curiga dengan pikirannya, dia curiga dengan kemampuan pemilik pesta untuk membuat yang lebih baik.
10. Ay 10. Ketika anggur itu disuguhkan, semua juga berpikir dengan kemampuan kemanusiaan, sehingga ketika anggur yang baik disuguhkan terakhir, itu dianggap suatu yang aneh. Artinya, di zaman kita ini sering kita melihat keanehan akan seseorang yang melakukan kebaikan di tengah banyaknya ketidakbaikan. Saya selalu kasi contoh, karena perempuan itu identik dengan dandanan, maka ketika saya tampil tanpa make –up, semua memandang saya sebagai orang aneh. Kebaikan itu juga demikian, banyak orang mencurigainya sebagai suatu yang aneh. Tapi Yesus berani dan selalu tampil beda, Dia selalu menyuguhkan yang terbaik bagi semua. Tuhan memberi berkat terbaik bagi semua, tapi kita sulit untuk memberi yang terbaik bagi sesame, karena kita sulit membagi anggur-anggur yang kita terima dari Tuhan untuk dinikmati orang lain. Kita menerima banyak, tapi sulit memberi.
11. Ay.11 Mujizat sering menjadi awal kepercayaan kita. Saat Tuhan menyatakan kemuliaanNya dengan membuat tanda mujizat, murid-muridNya menjadi percaya padaNya. Tapi akan lebih indah perjumpaan kita dengan Tuhan, ketika kita mengimaniNya dari karya penyelamatan yang dinyatakan ke dunia ini, tidak sekedar karena perubahan air menjadi anggur, tapi karena kita sungguh merasakan hidup kita telah diselamatkanNya.
12. Ay. 12 Pekerjaan yang baik tidak hanya berhenti di suatu tempat, tapi mengalir ke semua tempat, itu juga alasan Yesus meneruskan perjalananNya bersama murid-murid dan ibuNya ke kapernaum, supaya kabar baik terdengar ke semua tempah, supaya Yesus dikenal semua bangsa sebagai Tuhan dan Juruslamat.

Rabu, 26 Januari 2011

Poda 3, 5-6 : Kotbah Bona Taon Seksi Parompuan HKBP Depok I

“Marhaposan tu Jahowa”
1. Hea do sahalak pangkail dengke marsolu tingki kabut. Di lugahon ma soluna on sian sada inganan tu inganan na asing mangalului dengke. alai dang nanggo sada dengke, bahkan dais tu umpan ni kail on pe dang adong. Alani, marsangkap ma ibana mulak, di luga ma soluna on hira-hra sajam lelengna, sahat tu sada mulut teluk na metmet, hape diingot ibana, teluk on berseberangan dohot tempat na menginap, alani diputar ma haluan, dilugahon ma torus, lurus, hape mulak muse ibana tu baba ni teluki. Bingung ma ibana, ai dang diboan kompas, didok ma di rohana, dang boi hape marpangunsandeaan tu tu feeling dohot pangantusion sandiri mangalului dalan di situasi na holom ala kabut sisongonon, ninna rohana. Gabe huingot ma hata ni bibel na mandok, ‘unang marpangunsandean tu dirim sandiri’ (Poda 3, 5). Alai ingkon marpangunsadean ma hita tu panuturion ni Tondi.
2. Di pardalananta pe olo do ro alogo, kabut dohot angka galumbang na maol ta adopi, apalagi di na mamuhai taon hita, na godang dang haantusan hita diperekonomian, keamanan beribadah dohot keamanan tinggal di negara ta on. Boi do lilu hita, jala mulakhulak so tontu tujuan, alani, songon poda on didok do, nang malo hita, nang parbisuk hita ninna rohanta, unang tahaposi pingkiranta, alai Tatiop ma Jahowa, jala tahaposi di angka dalanta, asa malua hita. Ido asa didok, di ay 6, unang dirinta alai Ibana ma tatanda di nasa dalanta.
3. Terbatas do pangantusionta, dang mampu hita mangalangka salangka na ture ia so didongani jala diuluhon Jahowa di pardalanan naso jelas dope di ari na naeng ro.
4. Hea do adong na manungkun, na asing do haporseaon dohot pangantusion, naso adong do hadomuan ni i? Na so boi do halak na porsea malo? Na ateis do angka na malo, jala halak kristen angka na oto do i, na so marlogika, naso mamangke pangatusion dohot akal? Dang i naeng dohonon ni turpuk on, alai jotjot do hita gumodang mangasahon/mamaengke pingkiran sandiri sian manghaporseai Debata di pardalanan ni ngolunta, ala hira na so mungkin tahilala masa i molo di luar ni logika.
5. Ido hea sahalak dosen, tingki dipangido gabe dosen pengganti mangganti donganna ibana, dang olo ala dirimpu sian dirina ilmu nai, jala sude na adong diibanan diparetonghon marhite untung rugi. Parbinotoanna i gabe hepeng do diida, dang be pasupasu jala talenta na ingkon dikembangkan laho pasangap na mangalehon hamaloon i, jala mangurupi donganna. Dang diantusi kerja sebagai iabdah apalagi di zaman materialisme nuaeng.
6. Jotjot dang mandok mauliate hita di denggan basa naung tajalo ala marpangunsandean hita tu pingkiran dohot gogonta sandiri. Di gareja pe nga jumpa hita angka na mamereng talenta gabe hepeng, dang pelayanan be. Ido asa hea didok sahalak naposo parende pub, boasa ingkon bayaron asa olo organis manang song leader? Ba nanggo tu cafe ibana marende songon au molo ingkon bayaraon, ninna. Alani aha? Ala dirimpu hamaloonna i sian dirina.
7. Tingki huajari angka dakdanakon marlange, dang olo nasida paluahon tanganna sian ahu, gomos jala torus ditiop, nang nga hulean pelampung pangkeonna, dang porsea ibana, ala tergantung ibana tu pangatusionna, bahwa dia tidak bisa, dan itu membuatnya akan tenggelam. Dang disadari ibana, na holong rohangku tu ibana, jala dang mungkin pasombuonku ibana maup. Dung pe hupalua tanganna sian bahungku, jala terapung ibana, asa olo mengkel. Dang diyakini ise na manghaholongi ibana, ala pingkiranna dihaposi.
8. Hita pe jotjot dang yakin tu holong ni roha ni Tuhan i tu hita, ala sai tapingkiri Tuhan i songon hita. Alani taingot ma, tung tangkas do asi ni roha ni Jahowa mangaramoti, mamasumasu hita jala mangalehon bisuk di hita melewati tahun 2010 na salpu, Ibana do paluahon hita jala manondangi dalanta, unang ma dirinta tahaposi, Tuhan i, ai Ibana siboan haluaon i na manariparhon hita mandalani taon 2011 na so haantusan hita dope rumangna. Pos ma rohanta tu Tuhan i, ala dao humolong rohaNa tu hita, sian hita manghaholongi dirinta.
9. Molo sai tapangke pingkiranta, olo do gabe loja hita di ngolu on. Adong hea cerita ni sahalak na mardalan tingki borngin. Golap, dang adong nanggo saotik cahaya. Lunsur ma patna, jala gaung di dangka ni hau. Martangiang ibana, mangido pangurupion asa dipalua. Tingki martangian dope, dibege ibana ma adong soara mandok, ‘timbunghon ma...timbunghon ma...’ alai dang yakin ibana tu suara i, dang olo ibana manimbung. Jadi saborngin i, gaung-ganung ma ibana di dangka ni hau i. Dung manogot na, nga binsar mata ni ari, di ida ma tu toru, hape holan satonga meter do patna na gaung i di atas ni tano.
10. Ima molo sai tapangke pingkiranta, dang tangi hita di soara ni tondi i, boi ma hita gaung-gaung dang jelas pardalananta. Alani, tung diantusi parpoda do situasi ni ngolu ni jolma na sai olo marhaposan tu pingkiranna, gabe dipodahon ma, unang marpangusandean, unang marhaposan tu pingkiranta sandiri hita.
11. Taida ma si Abraham na satia jala marhaposan tu sangkap ni Jahowa, ngoluna torus tigor, ala ditanda Tuhan di nasa dalanna, dang dirina, pingkiranna di pangke. Dipangido si Ishak gabe pelean situtungon, dang manjua ibana, tu sangkap ni jahowa, jala dipalua Debata do si Ishak, ala porsea si Abraham tu Ibana. Tangkas do ditanda Abraham Debata, na denggan di jolma do dipatupa. Ido asa, Ganup halak na marpangunsandean tu dirina, boi dang jelas arahna, alai na manghaposi Jahowa, di nasa dalanna, Ibana ma patigoronna ma dalanna.
12. Songoni ma hita na laho mandalani taon 2011 on, boi masa naso haantusan hita. Sahit, persaingan dohot lan angka na asing. Godang halak na lam stress ala so mampu mangadopi angka galumbang ni ngolu, alai halak na marhaposan tu Jahowa, na mananda Ibana di sude dalanna, paluaonna do Ibana, jala patigor angka dalanna.
13. Halak na porsea mardalan doi secara pasti ala Jahowa patigor langkana. Tuhan merancang masa depan na denggan di angka na manghaposi Ibana (Jes 29,11).
14. Porsea ma hita tu Ibana, tapasahat dirinta jala marsigantung tu Ibana ma hita, ai satia jala haposan do Ibana mamboan hangoluan na saleleng ni lelengna tu hita na tinompaNa Amin.

Senin, 24 Januari 2011

Josua 1,8

"Unang meret Patik ni Debata sian Pamanganmu'
1. Manghamauliatehon denggan basa dohot pangaramotion ni Jahowa I do bagian ni karakter ni halak na porsea. Jadi molo marpungu hita dison, marbona taon, manghamauliatehon pandonganion ni Tuhan manipat sataon bolon na salpu bolas hita tu taon na imbaru on, I ma tanda ni haporseaonta tu Debata, jala pangokuonta, holan asi ni rohaNa sambing do pangurupi di ngolunta.
2. Pesta taon baru pesta na balga do on di portibi on, ala adong harapan di roha ni jolma terjadi pembaharuan, terjadi kegembiraan di tahun na baru. Di New york, molo tingki pertukaran tahun masa do disi pelepasan kembang api. di tengah udara dingin, marribu halak jongjong di Times Square, New York. Ndang adong pertandingan olahraga manang konser musik, holan . kembang api raksasa na sejauh lima meter di atas sebuah bangunan. Beberapa detik, dang tarida be apina, dang adong hal na istimewa, alai dihalojahon jolma do marsompit-somppit, melewati jalan macet asa boi mamereng peristiwa sekejab i. Alani aha? Ala dihirim ro haimbaruon songon sinondang na berkilau sial kembang api raksasa i.
3. Molo di taon baru ni Cina, biasana, dibagi-bagi na untua ma angpau (amplop kecil berwarna merah berisi uang) tu sundut na umposo. Tingki dilean natoras angpau on, manghirim jala martangiang do natoras, asa makmur jala sukses angka ianakhonna. Alai panghirimon dang cukup holan di tangian, dipaingot ma angka anakhonna asa ringgas marsingkola, ai parsingkolaan do dalan mandapot hasukseson. Ido asa didok Nomensen tu halak Batak: naeng mamora ho, tuhori parbinotoan!
4. Tama do nang hit ape manghirim angka na denggan di taon 2011 on jaloonta sian Tuhan I, songon na nihirim ni bangso di portibi on molo marganti taon, marganti ma nang parngoluon tu na lam denggan. Ido tangiang nang jamita na tabege, asa adong hamubaon tu na dumenggan di hita di parganti ni taon. Alai molo masa na bernit, na maol di luar ni pingkiranta, tontu dang pola humordit hita disi, dang gabe tahutan hita, ai didok Debata do tu si Josua, adorang so ay 8 on, asa unang mabiar mandalani dalan sidalanan, ala Debata do mandongani, mamargogoihon dohot na papir tondina.
5. Olo do tahirim sehat, hape sahit na ro. Minggu na salpu ido didok sahalak ina, huparade do denggan persiapan natalnami, bahkan hadiah natal untuk saudara-saudara, lean ku topet di tanggal 25 I, hape tgl 23, hagoran bagasnami on.
6. Hea do didok Bishop J.C. Ryle di renungan tahun baru, didok: rade do hita molo sega usahanta di taon on. Molo marsahit hita, molo adong na monding sian na tahaholongi, molo gabe dang songon na tahirimi anakhonta?
7. Di Josua 1, 8 didok Debata do tu si Josua, maruntung ho di angka dalanmu, jala marmulia parulaonmu molo so meret patik ni jahowa sian pamangan nasida. Paruntungan terjadi tingki dihaburjuhon nasida mangulahon patik i.
8. Tahirim do na denggan masa di taon 2011, pemulihan perekonomian mikro, Sae ma angka bencana di Negara on, dao ma angka sahit sian pamatang, din a lam bahat sahit na so haantusan ala ni kotor ni udara dohot makanan na so sehat, songoni nang partondion ala ni godang ni ancaman, bujukan dohot tahitahi ni portibi na mambahen hita gabe lalap so mangoloi patik ni Debata.
9. Aha do na bolas mamboan paruntungan di hita di ragam ni ancaman na taadopi? Holan pangoloion, haunduhon di patik ni Debata, asa unang manimbil tu siamun manang tu habirang, alai memfokuskan pandang tu silang ni Jesus, mangikuton bogas ni pat ni Jesus. Dang dirina be dipangeahon.
10. Jadi dipaborhat ma hita di partingkian on tu taon 2011, taon jobel di HKBP, tahun pembebasan, asa malua angka na ginosa-gosa, malua ruas nang parhaladona sian ‘perbudakan’ kuasa, jabatan, hepeng nang egoisme. Dohot ma hita marolopolop rap dohot sude bangso ala naung ditobus hita sian hamatean, diboan tu hatiuron gabe sinondang ma hita tu humaliang paluanhon angka na ginosagosa. (Luk 4,18).
11. Halak na porsea di partikian on naeng mangolu hombar tu lomo ni roha ni Debata asa dapotan paruntungan di pardalananna. Songon si Josua na maniop padan ni Debata gabe maruntung ibana masuk tu kanaan, tano na binaga-bagahon ni Jahowa tu ompunasida.
12. Di ay. 8 on didok do : ‘sai pingkirpingkiri ma i arian dohot borngin,’ “renungkanlah itu siang dan malam”. Di Hata Heber didok Hàgâ; “mengulang-ulang dengan suara pelan.” LXX memake hata meletâó, na marlapatan suatu tindakan merenungkan sambil bermeditasi dan latihan yang bisa didengar dari para orator. Habaranion, panghirimon dapotan hamonangan dohot bisuk ni si Josua laho masuk tu tano Kanaan terletak di hasatiaonna na torus mamingkiri, mangulahon jala manghajongjongkon patik ni Debata. (tôrã, “perintah, pengajaran”).
13. Boha pe maol ni dalan na taadopi, molo nunga Debata mandongani hita margogo do hita manalpuhon I asal ma hot haporseaonta tu Jesus Kristus, satia hita mangulahon patikNa, amen.

Sabtu, 22 Januari 2011

Matius 2, 1-12

"Memaknai Penyataan Yesus"
1. Setiap kali penyataan Tuhan dalam diri Yesus Kristus ke dunia dimaknai dari sudut pandang manusia, maka penyataan itu bisa menjadi bahan perdebatan. Kelahiran Yesus juga dijadikan bahan perdebatan antara penguasa, cendikia dan tokoh agama. Ada yang memaknai dari sudut keserakahan sehingga jatuh pada keingianan membunuh, ada yang hanya menafsir tentang kelahiranNya, sehingga berhenti pada pengetahuan belaka, namun ada juga yang setia mengikuti petunjuk mencari dan menemukan Yesus.
2. Bagaimana sikap orang-orang dalam perikope ini?
- Herodes sebagai penguasa memaknai penyataan Yesus sebagai pengganggu kekuasaan, merusaka kemapanan, sehingga ketika berita itu terdengar, dia mengatakan 'jika sudaj bertemu, beritahu kepadaku. Dia ingin bertemu dengan tujuan memusnahkan setiap orang yang mengganggu kenyamanannya. Keserakahan membuat manusia ingin bertemu dan memusnahkan.
- Tokoh agama, sudah mendengar bahwa ada Mesias yang dinubuatkan. Mereka asyik dengan tafsiran-tafsiran tentang kriteria dan bagaimana figur sang Mesias. Mereka berhenti pada pengetahuan mereka sehingga tidak bertemu dengan Yesus. tafsiran membuat manusia sibuk dengan pikirannya dan tidak pernah bertemua dengan Juru Slamat dunia.
- Orang Majus: Mereka adalah cendikiawan yang tidak kenal dengan tradisi agama Yahudi. Tapi sebagai ahli nujum, mereka ingin mengtahui berita apa di balik bintang timur yang bersinar cemerlang. Mereka mengikuti bintang itu. Mereka tidak menoleh ke kiri atau ke kanan, walaupun di tengah perjalanan mereka berpikir tentang kuasa, istana dan jabatan, sehingga mereka 'seinggah' dan bertanya pada Herodes. Ketika kekuasaan tidak menjawab pertanyaan mereka, mereka mengalihkan pandang mereka untuk fokus pada bintang timur yang membawa mereka sampai ke kandang, sehingga mereka berhenti di kandang dan melihat apa yang terjadi di balik bintang itu. Ilmu pengetahuan dan ketundukan pada yang supra natural membuat seseorang bertemu dengan Tuhan.
3. Perjumpaan dengan Tuhan Yesus membuat seseorang berubah ke arah yang baik, seperti orang Majus. Mereka berhenti di kadang, membuka hartanya memberi persembahan pada yesus dan tunduk pada kebenaran nubuatan para nabi bahwa Dia adalah Mesias yang dijanji, yang patut disembah.
Bagaimanakah pertemuan kita dengan Yesus? Apakah kita menjadi ragu ketika kita melihat kandang domba. apakah kita meninggalkan kandang itu dan mencari istana? Orang Majus mencerdaskan kita untuk memaknai penyataanNya dengan bersikap tunduk pada petunjuk bintang. bahwa dibalik kandang itu, ada kemuliaan Allah, ada kuasa yang mengubah dunia, ada sukacita surgawi. Karena itu, jangan melihat setiap kejadian buruk sebagai malapetaka, sebab di balik kandang domba ada kemuliaan yang hendak dinyatakan pada kita.
4. Tugas kita sebagai orang yang beroleh kemuliaan; mari membuka hati dan memberi diri menjadi pesembahan bagi yang Maha Kudus. Selamat hari minggu.

Minggu, 16 Januari 2011

Yohanes 1, 43-51

" Mengikut Yesus"
1. Seorang ahli teologia pernah berkata, ‘satu obor menyala, akan menyalakan obor-obor yang lain. Satu orang mendengar injil, maka akan tersiar ke semua penjuru. Demikian Filipus yang mendengar panggilan Yesus, untuk mengikutNya. Panggilan itu mempengaruhi dirinya, sehingga meresponnya dengan menyebarkan panggilan itu kepada Natanael.
2. Murid-murid Yesus berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Karakter atau kepribadian mereka pun sangat beragam. Perjumpaan mereka masing-masing dengan Yesus pun terjadi secara unik. Jika murid-murid yang pertama diperkenalkan oleh Yohanes Pembaptis, maka murid-murid berikutnya mendapat panggilan langsung ketika mereka bertemu dengan Yesus. Dari perikop kita hari ini kita dapat melihat bagaimana Filipus dan Natanael bergabung menjadi murid-murid Yesus.
3. Filipus bertemu dengan Yesus, ketika Yesus meninggalkan arah Selatan menuju ke arah Utara; berangkat ke Galilea (kemungkinan di kota Kana, yoh 21,1). Perjumpaan Yesus dengan Filipus membawa perubahan, di mana Ia merasakan jamahanNya dan meninggalkan kehidupannya untuk mengikut Yesus. Jamahan itu mendorong dia untuk menceritakan pada Natanael (God has given) bahwa dia telah bertemu dengan Yesus, seperti yang tertulis dalam kitab Taurat sebagaimana diberitahukan Musa dan para Nabi. Dia datang dari Nazareth.
4. Filipus tidak seperti orang kebanyakan yang bersaksi tentang kemurahan Tuhan padaNya, lantas menyaksikan keberhasilan dirinya. Tapi Filipus fokus pada Yesus Kristus, Putra Allah, Mesias yang dijanjikan. Dia tidak menceritakan dirinya yang mendapat kemurahan, tapi menceritakan Yesus yang dilihat, dan Dia lah Mesias yang datang dari Nazareth.
5. Ketika Natanael mendengar, dia mempertanyakan kebenaran keilahian Yesus karena Dia berasal dari Nazareth. Nazaret adalah sebuah kota yang mempunyai reputasi buruk, khususnya dalam hal moral. Maka sangat tidak mungkin menurut logika Natanael sebagai terpelajar dan mengerti Hukum Taurat bahwa Mesias yang dijanjikan dan diceritakan Musa dalam kitab Taurat berasal dari Nazaret. Logika manusia selalu mengkotakkan Tuhan sesuai dengan perspektif manusia. Maka ketika Nasareth menjadi asal Yesus, logika itu akan menolak keMesiasanNya. Bagi manusia, tidak mungkin hal yang buruk menjadi asal yang Maha kudus.
6. Ada dua catatan tentang perkembangan injil, yaitu - Sikap skeptis dalam diri manusia akan mendatangkan kecurigaan bahkan bisa berdampak pada kekerasan. Itu sebabnya ketika injil di bawa ke tanah Batak, penginjil itu ditolak, bahkan ada yang dibunuh. Tapi satu hal bahwa kebenaran Tuhan tidak bisa dihentikan, karena ketika pngijil di bunuh di lobu, di Jerman telah lahir seorang putra yang dipersiapkan menjadi rasul orang Batak, hingga injil oleh HKBP boleh menyebar ke berbagai penjuru sampai 150 tahun pada 2011 ini.
- Dalam kenyataannya di dunia ini, ternyata tidak banyak orang masuk Kristen karena perdebatan dan adu argument. Tidak ada yang tunduk di bawah salib kalau bukan melihat langsung dengan imannya peristiwa Yesus yang menderita untuk kemuliaan umat. Maka logika dan pengetahuan tidak dapat memperkenalkan Yesus secara benar.
7. Filipus gagal memperkenalkan Yesus sebagai Mesias. Natanael curiga dan memperdebatkan tentang asal-usuk Mesias. Dia memang bukan seorang yang mudah percaya. Natanael tidak percaya bahwa Yesus adalah Mesias karena keluarga-Nya berasal dari Nazaret. Oleh karena itu, Filipus membawa Natanael langsung bertemu dengan Yesus. Jadi perjumpaan dengan Tuhan adalah standart tertinggi dari sebuah pertobatan.
8. Yesus pun melayani Natanael dan langsung menjelaskan karakter Natanael sebagai Israel sejati, yang tidak ada kepalsuaan dalam dirinya. Yesus dengan sabar dan penuh kasih menjelaskan kesiapaan Natanael. Bertolak belakang dengan sikap Natanael yang melihat keburukan asal-usul Yesus, Yesus justru memunculkan kebaikan-kebaikan yang ada dalam diri Natanael. Seperti memuji ketulusan hatinya sebagai Israel sejati, menghargai ketekunan Natanael mempelajari dan merenungkan hukum Taurat, sehingga mengatakan bahwa Yeuss melihat Natanael di bawah pohon ara. Ini adalah sebuah ungkapan yang berarti bahwa Yesus melihat Natanael sedang bersungguh-sungguh mempelajari Taurat. Menyadari bahwa Yesus sedemikian dalam mengenalnya, hati Natanael tersentuh. Dia disadarkan oleh jamahan kasih Tuhan, sehingga hati bertobat; percaya dan mengaku bahwa Yesus adalah Mesias.
9. Penginjilan bukan sekedar kita mampu menjelaskan semua isi kitab suci, memperdebatkannya dan menghafal semua kitab suci, tapi bagaimana kita bisa membawa seseorang bertemu dengan Yesus, mengenal Yesus, sehingga timbul iman dan pengakuan bahwa Yesus adalah mesias yang menyatakan diri ke dunia ini untuk membawa keselamatan. Artinya, tidak untuk diperdebatkan. Banyak orang belajar kitab suci, dia banyak tahu, tapi menjadi alat kesombongan dalam pengenalannya akan Tuhan, namun Yesus mengkoreksi Natanael, bahwa yang kerajianannya di hargai, tapi jangan pengetahuan itu membuat dia tidak melihat surga
10. Beberapa hari yang lewat seorang pemudi jemaat meng sms saya dan bertanya, siapakah penulis Alkitab? Bagaimana mungkin Musa bisa menulis sejarah Adam dan Hawa sebagai manusia pertama padahal Musa tidak mengenalnya, tidak melihat peristiwa penciptaan? Ketika saya mencoba menjelaskan teori penulisan alkitab, khususnya kitab Taurat, mereka tidak menerima bahwa ada papirus, asa potongan-potongan tulisan tentang kejadian dunia ini. Bahkan ketika saya jelaskan penulisan itu dengan bantuan pengwahyuan dari Tuhan terhadap penulis. Logika manusia sangat sulit menerimaNya. Demikianlah Natanael memahami kehadiran Yesus sebagai Anak Allah. Tidak mungkin yang baik datang dari tempat yang baik.
11. Tidak semua orang tahan berhadapan dengan orang-orang seperti Natanael yang kritis, tidak mudah percaya, bahkan cenderung berprasangka buruk. Kita memilih untuk menjauhi orang-orang semacam ini karena kita takut disakiti oleh sifat-sifatnya yang buruk. Tapi Yesus Tidak demikian, Dia melayani dengan penuh kasih. Dia mampu melayani dengan baik karena melihat hal-hal yang baik dalam diri Natanael.Yesus juga menjelaskan hanya Dia yang beriman, percaya pada Yesus yang akan melihat langit terbuka, melihat malaikat-malaikat Allah, naik turun kepada Anak manusia.
12. Tuhan hendak menegaskan siapa yang percaya beroleh sukacita dalam kerajaan surga dan dipermuliakan, tapi yang menolak Tuhan tidak akan melihat kerajaan surga. Maka ketika Tuhan menyatakan diri kepada kita, jangan tanya dari mana asalNya, bagaimana cara kerja, tapi buka hati, dengan panggilanNya ketika dikatakanNya, ‘ ikutlah Aku...’ dan ikatkab kakimu ke kaki Yesus, supaya sempurnalah jalanmu menuju kekekalan. Sebab hanya orang yang mengikut Tuhan yang bisa melihta surga.
13. Bagaimanakah sikap orang yang mengikut Yesus? Paus Paulus Yohanes II menghabiskan 19 jam / hari berdoa, belajar dan melayani dan memberi perdamaian bagi dunia. Mother Theresia 20 jam/ hari bekerja untuk orang miskin dan melayani mereka. Tidak banyak berkotbah, tapi sikap dan tindakan mereka membawa orang lain melihat dan mengenal Yesus, Mesias yang datang dari Nazareth. Bagaiamana cara hidup kita sebagai pengikut Yesus? Amin.

Jumat, 07 Januari 2011

Matius 4, 12-17

"Terang Terbit di Negeri Maut"

1. Seseorang yang tidak bertanggung jawab, akan membebankan kesalahannya pada yang lain. Wajahnya yang buruk, cermin yang dipecahkan, Herodes yang dinasihati Yohanes karena memperistri iparnya dan mengusir istri pertamanya, Yohanes yang ditangkap, di penjarakan di bawah tanah, dan yang membawa pada kematiannya (bnd Yoh 14, 3-12). Pada peristiwa pengalihan kesalahan inilah, untuk kedua kalinya, setelah Yusuf membawanya menghindar dari rencana jahat Herodes ke Mesir, dalam ay. 12, Yesus juga menyingkir ke Galilea.
2. Banyak orang yang bertanya mengapa Yesus menyingkir? Bukankah Dia Maha Kuasa dan sanggup mengalahkan kekuatan musuh? Benar! Namun dua hal yang perlu kita cermati mengapa Yesus menyingkir, yaitu;
- Bahwa Yesus adalah symbol kelamahlembutan, di mana Dia tidak akan membalas kejahatan dengan kejahatan, sebaliknya, lebih memilih menyingkir, karena memang Yesus sebagai Raja tidak mengandalkan kereta perang dalam memimpin dan melayani, tetapi mengandalkan Tuhan dan tunduk pada kehendakNya (Mzm 20,8)
- Sebagai penggenapan yang disampaikan Nabi Yesaya, (9,1), membawa terang pada kegelapan, di mana Dia keluar dari Nazareth, masuk ke kota Kapernaum, sekalius permulaan pelayananNya, di dunia yang belum disinari sinar kemuliaan Tuhan. Peristiwa ini merupakan symbol dari kehadiran Yesus ke dunia, meninggalkan rumahNya dan tidak kembali untuk tugas kemanusiaan. Dia menjalani hidup di tengah kekerasan dan kejahatan, tetapi tetap setia pada tuntunan Roh. Tidak melawan kekerasan dengan kekerasan. Tapi Yesus menutup pintu kejahatan, kekerasan dan ketidak-adilan, serta membuka pintu masa depan yang penuh perjuangan untuk tujuan kekekalan, yaitu hidup benar, taat dan bersikap baik, adil dan setia.
3. Dari peristiwa penyingkiran Yesus, umat manusia juga diingatkan bahwa hidup menjadi anak Tuhan, tidak otomatis menjadi sukses, senang dan mulus mencapai tujuan, tetapi di depan, belakang dan samping kita ada banyak kuasa iblis yang senantiasa siap menyerang kita. Oleh karena itu, orang percaya perlu taat kepada Allah sebagaimana Yesus yang meninggalkan kemuliaanNya demi ketaatanNya pada Bapak yang mengutus Dia, sehingga bisa terhindar dari marabahaya.
4. Matius mencantumkan perikop “Yesus tampil di Galilea“, (Mat. 4:12-17) merupakan konsep dasar bagi pelayanan Yesus di dunia, di mana Dia memulai dari Galilea, suatu bentuk keterbukaan terhadap seluruh umat (bnd. Luks 4,18-20), sekaligus menunjukkan bahwa pelayanan Yesus bukan seperti kerajaan dunia yang butuh prestise dan prestasi, tapi pelayananNya, adalah panggilan, penderitaan dan kotbah bagi dunia. Matius mau menunjukkan bahwa pelayanan Yesus dimulai dari Galilea karena Matius ingin supaya pembacanya melihat mulainya pelayanan Yesus, kemudian kita melihat bagaimana Tuhan Yesus melangkah selangkah demi selangkah memulai misi-Nya hingga berakhir di Yerusalem. Matius melihat Tuhan memanggil secara progresif, dan pembaca dapat melihat pimpinan Tuhan selangkah demi selangkah. Artinya, setiap anak Tuhan dalam menata hidupnya menjadi seorang manusia sesuai dengan gambar dan rupa Allah harus menjadikan Yesus sebagai prototype dalam melayani di tengah dunia. Kita seringkali mendengar bahwa hidup anak Tuhan pasti dipimpin Roh Kudus namun orang salah menginterpretasikan kata “dipimpin“. Orang menganggap bahwa kalau dipimpin berarti hidup kita akan sukses dan kita dapat melakukan berbagai mujizat dan tanda-tanda ajaib lain. Tidak! Roh Kudus memimpin orang untuk masuk dalam kehidupan rohani, yaitu hidup beribadah pada Tuhan.
5. Dalam Perikope ini jelaslah bahwa Tuhan datang ke dunia bukan untuk membungkus orang percaya supaya tidak terkontaminasi dengan dunia ini, sebaliknya, Dia datang ke tengah dunia, ke dalam hidup yang penuh kegelapan, supaya mereka yang belum beroleh keselamatan mendapatkanNya (Yoh 3,16). Yesaya sudah menubuatkannya bahwa bintang akan bersinar di dunia kegelapan, artinya Yesus dari kemuliaan turun ke dunia, dari kota Nazareth masuk ke kota Kapernaum, dari tempat kudus masuk ke dunia kafir dalam kerangka supaya semua mata melihat kemuliaan Allah, semua hati merasakan kasihNya, semua lutut bertelut padaNya.
6. Apakah yang hendak Tuhan sampaikan ke dunia ini? Matius dalam ay 17 menuliskan seruan Yesus, supaya manusia meninggalkan (syuf : berbalik) dunia yang gelap, masuk ke dunia yang diterangi cahaya kasih yang di bawa Yesus. Yesus hendak menyatakan dalam seruannya, tujuan hidup kita bukan dunia ini, karena itu tinggalkanlah segala hidup yang mengikatmu pada dunia ini, bertobatlah, tujuan akhir kita adalah surga, dan waktu pencapaian sudah dekat.
7. Dalam acara harijadi ke 52 Fariz RM menyaksikan bagaimana Tuhan mengundang dia bernyanyi di Pesta Natal 25 Des 2010 di GKI Maulana Yusuf, Bandung. Dia mengatakan masa kecilku adalah seorang katolik, dan selalu menikmati natal yang indah dalam ibadah natal bersama ibuku, namun ketika ibuku mualaf, aku juga ikut, tapi tidak menjadi seorang muslim yang aktif. Sampai aku diundang bernyanyi. Aku tidak menolak, tapi aku bersuka-cita, aku menikmati natal dan kotbah pdt, hatiku bergetar dan merasakan sentuhan kasihNya. Dan sejak itu aku muslim yang taat, aku tahu, Tuhan datang untukku, dan mengubah aku untuk meninggalkan kebiasaan duniaku. Meski penyakit kanker belum keluar dari tubuh tapi aku percaya, bahwa Tuhan menyelamatkanku.
8. Pertobatan bukan soal perubahan agama, tapi perubahan hati untuk mengarahakan tujuan ke surga, tempat di mana Yesus menjamin hidup kekal kita. Pertobatan di mana telinga bisa mendengar undangan Tuhan dan hati merasakan kasihNya, serta turut pada pimpinan Roh Tuhan melakukan kehendakNya.
9. Hari-hari kita cepat berlalu, tidak terasa kita sudah masuk hari ke-9 di tahun 2011, sebentar, tanpa terasa oleh karena berbagai kebutuhan yang mendesak, kita tidak tahu bahwa waktu sudah habis oleh kesibukan kita di dunia ini. Karena waktu kita singkat dan tidak dapat berulang, maka kita perlu membenahi diri, siap sedia menanti waktu Tuhan yang semakin dekat di hadapan kita. Jangan lalai oleh karena kesibukan yang tidak jelas tapi berubah oleh pembaharuan budi, berubah ke arah yang semakin baik, berubah supaya kasih karunia tidak berlalu meninggalkan kita. Amin.