Sabtu, 27 November 2010

Yesaya 32,1-8

“Pemulihan Batin : Datangnya Raja Syalom”
1. Tiga hari lalu ada anggota jemaat yang baru menjalani operasi kandungan. Sehari setelah operasi, sayamenanyakan kondisinya. Dia menjawab bahwa operasinya berjalan baik. Dia tertidur selama lima jam. Walau badanya masih sakit dan pegal tapi dengan tidur membuatnya merasih pulih. Dipulihkan (Ibrani syub = dibayar lunas hutang, disembuhkan, memperoleh kesegaran kembali) membuat kita merasa nyaman, damai dan gembira.
2. Demikianlah situasi Israel pada perikope ini setelah memperoleh pemulihan dari Tuhan. Hidup yang dulunya menanti penghukuman (Psl 28-35), namun menjadi segar, teduh dan nyaman karena pemulihan terjadi pada mereka dengan kedatanang raja yang adil, dan pemimpin-pomimpin yang benar. Pemulihan juga, mengutuhkan hubungan umat dengan khalik.
3. Perjumpaan seseorang dengan Tuhan merupakan standart tertinggi dari pertobatan, maka ketika seseorang berjumpa dengan Tuhan, dalam dirinya terjadi transformasi spiritual, di mana orang bebal tidak akan membenarkan diri dan menganggap kebebalannya sebagai sebuah kebenaran. Orang yang menolak dan menghujat Tuhan akan menerimaNya sebagai Tuhan dan Jurus’lamat. Yang mementingkan diri menjadi punya kepedulian. Kata ini dalam kel.35,5dipakai untuk orang yang memberi dengan sukarela.
4. Perikope ini merupakan masa pemulihan, masa di mana orang mengalami perubahan fisik, rohani dan pandangan hidup mengenai keadilan dan kebenaran. Mengapa terjadi perubahan? Karena Tuhan memulihkan umatNya, memulihkan pemimpin bangsa.
5. Teori kepemimpinan berpendapat bahwa ikan yang busuk di mulai dari kepala kemudian menjalar ke tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa rusaknya sebuah organisasi ditentukan oleh kepala (pemimpin). Jika pemimpin baik, maka anggotanya akan baik. Dalam teologia pastoral diakui, jika ‘jemaat mengetahui bahwa mereka dikasihi oleh pasrturnya’, maka akan terjadi kedamaian dalam sebuah komunitas.
6. Pengalaman bangsa Israel menunjukkan bahwa kepemimpinan di Yehuda mengalami kemerostoan (psl. 28-35). Yesaya hendak memperhadapkan suatu realita masyarakat yang mengalami kepanikan, oleh situasi kacau yang dihadapi bangsa Israel, dengan para pemimpin Yehuda yang tidak benar, yang menganjurkan aliansi dengan Mesir (lih 29, 15-16; 30, 1-2). Di tengah ketiakpastian mereka, Yesaya menyatakan bahwa masa-masa sulit yang dialami bangsa Israel akan berakhir dengan kedatangan Raja syalom, yang meneduhkan hati yang gersang, menyegarkan jiwa kering, bagaikan air yang mengaliri tanah kering dan tandus, sebagai pelindung dalam suasana yang menankutkan (2). Masing-masing Raja dan pemimpin itu mempunyai integritas dan terpercaya, menjadi sumber kanyamanan dan kesegaran dalam menjalani hidup yang sulit. Memberi keuntungan dan pemeliharaan bagi umat Allah. Bila di dunia ini kita banyak mendengar berita buruk, tapi Yesaya menubuatkan berita keselamatan, berita pemulihan, di mana akan tiba waktunya, pemimpin yang adil dan benar hadir di tengah-tengah kita.
7. Dalam perjalanan hidup kita, mungkin kita pernah bertemu dengan orang yang belum mengenal kebenaran, belum mengalami pemulihan dari Allah, sehingga memungkinkan kita bisa bertemu dengan pemimpin yang tidak benar, apakah itu di dalam rumah, di tempat kerja, di Negara bahkan di gereja, yang membuat kita tidak nyaman, panic dan tidak mempunyai kepastian mengenai makna kebenaran.
8. Salah satu ciri dari masyarakat post modern, adanya kecenderungan masyarakat kehilangan kepastian terhadap kebenaran, di mana makna kebenaran dan keselamatan tidak lagi dihayati berasal dari satu keyakinan/kepercayaan tertentu; tetapi kebenaran atau keselamatan terbentuk dari hubungan, interaksi dan ketergantungan terhadap setiap bidang yang ada ada di sekelilingnya. Itu sebabnya dalam pemikiran “post-mo” tidak boleh ada “klaim” kebenaran oleh suatu agama. survey menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Amerika menolak kebenaran mutlak. Manusia cenderung lebih kompromistis dengan situasi lingkungan di mana dia tinggal. Maka sering orang Kristen, dalam acara nasional lebih setuju mengatakan Tuhan Yang Maha Esa, demi untuk diterima oleh pihak lain yang tidak seiman dengan kita. Akibatnya dia memandang dan memperlakukan keyakinan iman Kristen menjadi serba relatif. Kebenaran menjadi rancu oleh berbagai ketidak-pastian yang dipunyai oleh banyak orang bahkan para pemimpin.
9. Pada zaman ini orang menjadi tergantung pada semua ajaran, dan tidak menganut satu kebenaran yang pasti untuk diikuti, sehingga menyebabkan ketidak-nyamanan. Tidak ada kepercayaan pada keselamatan, tapi penolakan-penolakan pada makna kebenaran dan keslamatan.
10. Yesaya muncul dengan sebuah perubahan, di mana dalam perikope ini, dibicarakan tentang pemimpin dalam artian yang luas, dari orang-orang yang menjabat (ay.1) sampai orang yang berbudi luhur, sehingga menunjukkan kepemimpinan moral/rohani dalam masyarakat. Tentu, harapannya bahwa raja dan penjabat-penjabat yang lain akan memiliki karakter itu juga, tetapi harapannya tidak terbatas pada kelompok itu.
11. Tentang pemimpin yang menjabat, dalam ay.2 disampaikan empat gambaran mengenai kenyaman oleh kepemimpinan yang baik. Ay..3-4 berbicara tentang pemulihan batin, di mana mata, telinga, hati dan lidah orang akan berfungsi sebagaimana semestinya. Mata semestinya sanggup melihat hal-hal yang tidak beres (seperti dalam ay.5-7), tetapi tidak sanggup karena hati yang terburu nafsu. Telinga semestinya sanggup mendengar hal-hal yang melanda hidup manusia seperti keluhan orang miskin, yang tertindas (baik secara rohani, maupun secara ekonomi, ay.6-7) namun ‘gagap” menyampaikan keluhannya (ay.4).
12. Pada minggu advent I ini, saat kita menanti sebuah kebenaran, kita sering diragukan berbagai persoalan yang kita alami. Kita mengisi penantian dengan kebenaran dunia, sehingga bisa menyebabkan kekacauan, namun Yesaya melihat jauh ke depan bahwa saat yang dinanti akan tiba, di mana akan datang Raja dan pemimpin masa depan yang tegas, tidak membuat kepanikan warga dengan berbagai situasi yang menggoncang. Tidak ragu akan bencana, risis ekonomi, kepercayaa oleh perubahan peradaban yang makin kacau, sebab akan muncul seorang pemimpin yang membawa pemulihan, Raja syalom, pembawa kedamaian, keadilan dan kebenaran (ay 9). Penglihatan Yesaya merujuk pada Mesias yang dijanjikan, yang datang membawa keselamatan dunia, mewujudkan kebenaran di tengah banyaknya ketidakbenaran, Dia Raja yang perkasa, pemimpin yang adil dan benar.
13. Pada saat yang dinanti itulah, akan terjadi penyempurnaan atas segala kekurangan manusia; yang buta melihat; yang tuli mendengar. Totalitas dari diri manusia akan diubah Tuhan, fisik, tapi terutama rohaninya. Transformasi dalam pandangan hidup. Orang akan melihat, menerima, memahami, dan berkomunikasi tentang kebenaran karena mereka telah diperbaharui, disempurnakan dari setiap kekurangannya. (3-4). Karakter amoral dan jahat, juga mengalami tarnsformasi (ay.5).Hasil dari pemulihan batin adalah pengakuan tentang orang-orang yang berbudi luhur. Memang jika mata tertutup dan telinga tidak menengar, orang bebal bisa saja mengklaim dirinya benar, tetapi perubahan yang diturunkan Roh, mengubah manusia untuk jujur dan berlaku benar, tidak membenarkan diri dan tidak menutup mata untuk persoalan yang dialami sesamanya.
14. Ay 6-8 hendak menjelaskan lebih lanjut bahwa pada masa itu akan terjadi perubahan-perubahan dalam diri umat Allah. Karakteristik yang ada dalam diri mereka dan telah menyatu dapat diubah oleh karena kepemimpinan yang menyejukkan, yang dapat mengubah hati jahat mau meninggalkan kejahatannya. Orang jahat sekalipun, jika dia tahu bahwa dia dikasihi, dia akan berubah karena merasakan bahwa dia dihargai. Raja dan pemimpin yang akan datang, Mesian yang dijanji adalah pemimpin yang mencerahkan masa depan umat manusia, di mana manusia mengetahui bahwa hidupnya berharga, bahwa keberadaannya dikasihi, walaupun penuh dosa dan nista. Menyadari kepedulian dan cinta kasih dari yang memimpinnya membuat hatinya tersentuh dan mau diubah oleh kebaikan yang menedukan jiwanya.
15. Yesaya melihat suatu waktu di mana kebebalan, kejahatan, kebodohan dan segala bentuk yang menantang moral dan memikirkan yang menyesatkan Allah, diubah spritualitasnya oleh keadilan dan kebenaran yang dibawa oleh Raja yang akan datang.
16. Tujuan Yesaya menggambarkan masa depan yang penuh harapan adalah untuk memanggil bangsa Israel kembali kepada kebenaran, meninggalkan sikap yang hanya mementingkan diri dan membiarkan orang lain lapar, supaya masuk ke jalan Allah. (bnd 31,6). Firman ini menekankan pentingnya setiap orang bertobat, meninggal tabiat buruk dan menjadi umat yang memberi dengan sukarela; bertobat!

Sabtu, 13 November 2010

Pengkhotbah 11, 1-10

‘Bekerja , sebagai Tanggung Jawab dan Ketulusan”
1. Panggilan hidup manusia adalah bekerja secara bertanggung jawab. Maka ketika Tuhan menciptkan manusia, pada mereka diberi mandat untuk mengelola bumi (bnd Kej 2,15: TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu). Mengapa, sebab Tuhan juga bekerja selama 6 hari dan sampai sekarang pun Tuhan masih bekerja (Yohanes 5 : 17 “Bapaku bekerja sampai sekarang, maka akupun bekerja juga”.)
2. Bekerja sebagai panggilan harus dilihat dari anugerah Tuhan. Maka etika profesional kerja mengatakan bahwa kerja adalah anugerah. Bila kerja adalah anugerah, maka tidak ada kesempatan bagi manusia untuk bermalas-malasan, bahkan lebih kalau menurut Rsul Paulus, yang tidak bekerja boleh makan. Artinya, hidup harus diisi dengan bekerja, sebab bila bekerja berarti kita mensyukuri hari-hari/kesempatan yang diberi Tuhan.
3. Seorang bijaksana pernah mengatakan, kepuasan hidup terdapat pada saat kita bekerja dan menerima hasil dari apa yang kita kerjakan. Kita tidak dapat melihat semua rencana Allah, dan tidak ada di dunia ini yang bisa kita bangun untuk menemukan makna yang memuaskan, namun sebagai ciptaan kita harus memenuhi tujuan Allah dengan menerima banyak dalam hidup kita sehari-hari
4. Dalam perikope ini manusia diajarkan untuk mengisi hidup dengan bekerja. Dalam ay 1. lemparkan rotimu... ayat 1 ini dipahami dalam berbagai pengertian, ada yang mengatakan transaksi jual beli melalui transportasi kapal, ada juga mengatakan orang menjalankan uang tanpa buka kepada orang di luar dirinya, tapi ada juga mengartikan, Roti berarti benih-benih yang ditaburkan di tanah yang tergenang air, kelihatannya benih itu seperti hilang terbawa arus air, tetapi pada akhirnya lama setelah di tabur, tanah basah itu akan menghasilkan pertumbuhan dari benih yang ditabur. Ada yang mengatakan ay 1 ini tindakan amal, di mana seseorang memberi roti atau berbagi pada sesama, maka suatu hari akan mendapat imbalan dari yang diperbuatnya, tetapi pengkhotbah hendak menunjukkan bahwa hidup kita harus diisi dengan bekerja secara bertanggung jawab dan penuh ketulusan. Tugas kita menabur, tanah bisa memberi hasil, bisa tidak tapi tidak mengurangi semangat kerja jika belum langsung kelihatan hasilnya. Itu sebabnya dalam ay 2 dikatakan, jika kita punya kesempatan bekerja dan berusaha jangan merasa cukup atau puas dengan satu perkerjaan atau satu usaha saja. Dengan beberapa pekerjaan dan usaha yang dikerjakan selain berguna untuk diri sendiri tetapi juga berguna bagi orang lain. Artinya dengan kerja dan usaha kita, akan tercipta lapangan kerja baru dan pendapatan kita dan untuk orang lain juga, lebih tajam lagi dalam ay. 6 dikatakan bekerja tidak bisa berhenti hanya siang hari, tapi malam juga, siapa tahu yang suatu waktu berhasil dan satu waktu lain tidak, atau kedua-duanya bisa berhasil baik. Yang pasti kita terpanggil bekerja dan memberi keuntungan bagi sekitar kita namun hasil tunduk pada ketentuan Tuhan.
5. Kegagalan orang bekerja, jika kita meramal hasil dari kerja dan menunggu semua situasi baik. Tunggu aman dulu baru saya mau jadi pengurus, demikian kira-kira yang sering kita dengar. Padahal justru kerja kita dituntut di situasi sulit, supaya kita dengan semangat dan tanggung jawab yang tulus menghasilkan yang baik. Dalam ay. 3-4 dijelaskan jangan menunggu kondisi sampai sempurna. Kita bekerja secara rajin walaupun kondisi belum sempurna benar, karena tugas kita adalah melakukan pekerjaan. Petani yang baik tidak perlu melihat cuaca mendukung atau tidak, pedangang tidak menunggu pembeli datang baru membuka toko/usahanya, tetapi pagi hari dia akan mulai aktivitas tanpa ditentukan oleh kondisi. Tuhan akan bertindak dengan kondisi itu, sehingga pekerja keras tidak sia-sia dalam melakukan tugasnya.
6. Cenderung orang berharap bahwa apa yang dikerjakan akan berhasil secara maksimal, maka orang yang bekerja secara optimal bahkan sampai lembur karena berharap bahwa upah diterimanya akan berlipat ganda. Tapi pengkhotbah hendak menekankan, bukan upah tujuan pekerjaan, tapi melakukan tanggung jawab dan membangun ketulusan, maka sering kita melihat tidak semua yang bekerja harus kaya, karena banyak yang bekerja keras tetap miskin, tapi melalui perikope ini dijelaskan, apa yang kita kerjakan tidak pernah sia-sia jika kita mengandalkan ketulusan dan tanggung jawab memenuhi tugas kita sebagai orang diberi mandat mengusahakan bumi.
7. Jarang orang tahu bagaimana jalannya angin atau "Hanya sedikit orangtua memahami persis bagaimana bayi terbentuk, tapi kebanyakan mengikuti aturan akal sehat untuk kesejahteraan ibu dan anak yang akan lahir.’ Artinya, manusia tidak tahu cara kerja Allah memberkati benih yang kita taburkan, kita tidak tahu bagaimana Tuhan membuat kondisi buruk bisa menghasilkan buah yang baik, tapi Tuhan punya cara yang harus diimani manusia dan diterima bahwa tidak ada jerih payah yang sia-sia. Ay. 5 ini juga mengingatkan kita, meski kadang kita tidak tahu bagaimana semua bisa terjadi dengan kondisi kita yang kurang sempurna, tapi satu hal harus yakini Tuhan ada di semua pekerjaan yang kita lakukan. Oleh karena itu kerja bukan soal besar atau kecil, tapi bagaimana kita komit dengan kerja yang kita terima dan kita lakukan secara bertanggung jawab. Istilah Tuhan Yesus dalam Lukas 16,10-13, terpercaya dalam hal kecil maka akan dipromosikan ke hal besar. Terpercaya mengelola harta dunia, maka akan diberi kesempatan menjadi pewaris harta sorgawi. Maka perikope ini mengajarkan kita agar mengisi hari-hari pemberian Tuhan dengan bekerja, kapan saja selagi ada kesempatan, kita tidak tahu mana yang berhasil, tetapi harus kita yakini bahwa tidak ada pekerjaan yang sia-sia.
8. Akibat seringnya kita berlogika dalam bekerja, maka sering kita bekerja untuk upah. Jika tidak menguntungkan kerja itu diabaikan. Kita tidak lagi mau bekerja jika hasilnya tidak jelas. Kita sering mendengar RS tidak mau mengambil tindakan kalau pasien tidak ada yang menanggung jawabi biaya pengobatan. Ada anak yang putus sekolah karena tidak mampu membayar uang sekolah tepat waktu. Ada anak jenius, tapi harus menerima apa adanya tanpa bisa bersaing ke dunia pendidikan yang lebih tinggi karena tidak ada jaminan sosial yang mendukung mereka, karena cenderung instansi akan memutuskan sesuatu itu bisa atau tidak jika sudah jelas hasil akhir dari kerjanya, maka seorang ahli berkata 90 % aktivitas kita berkaitan dengan uang. Semua dikaitkan ke uang sampai lupa pada ketulusan melakukan kerja. Itu sebabnya Dr Fritz dari Jerman pernah berkata di RS HKBP, bahwa RS di Jerman, selalu menyisikan dana sosial, siapa tahu ada pasien yang tidak mampu berobat karena miskin, maka mereka dapat dibati dari dana sosial yang sudah disisikan. Artinya janganlah karena hasil yang tidak jelas kita menjadi tidak bertindak. Kalau kita hanya memperhatikan arah angin, maka kita tidak akan pernah menabur.
9. Dunia kerja saat ini perlu adanya ruang moralitas, sebagai energi positif dalam bekerja. Jika ditarik benang merah, menelusuri asal-usul etos kerja, pengejaran keuntungan ekonomi, asal dikerjakan dengan kesungguhan dan kerja keras maka tidak pernah orang yang bekerja keras tidak mendapat hasil.
10. Semangat bekerja pun, dalam kearifan budaya mengakui bahwa bekerja untuk survive tidak melanggar kodrat. Perspektif Kristen bekerja didorong oleh panggilan jiwa. Dalam pelayanan semua orang harus bekerja keras untuk mendapatkan kebutuhan dan pelayanan sebagai tanggung jawab manusia. Tidak ada kesuksesan tanpa keringat, dan tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras.
11. Secara singkat tema dari ay 1-6 ini : kita harus menggunakan kebijaksanaan
berani dan hati-hati, namun rendah hati. Seorang pengamat mengatakan kekuatan seorang pemimpin adalah ketika dia berani mengatakan sesuatu walaupun itu bertentangan dengan situasi yang akhirnya dia akan menanggung resiko. Dan Obama memikiliki itu. Dan itu lah yang kurang pada pemimpin kita.
12. Bagaimana sikap hidup orang yang bekerja? Ada dua alasan kegembiraan hidup manusia, yang dicatat pengkhotbah, yaitu :
- Ay 7-8: Alasan pertama kita harus menikmati hidup sekarang karena kita tidak dapat melakukannya setelah kita mati. Sebagai orang Kristen, kita menyadari bahwa kehidupan setelah kematian akan jauh lebih baik untuk orang percaya dari kehidupan sekarang di bumi ini. Karena hidup kita sigkat, maka baiklah kita menikmati, karena setelah mati, kita bisa lagi menikmati hidup ini dan tidak akan kembali lagi. Meskipun orang percaya yakin, bahwa kita memiliki masa depan yang cerah, tapi kita harus akui, hasil kerja relatif memberi jaminan hidup dari pekerjaan kita. Artinya dengan kerja tidak ada kepastian masa depan di yang menyenangkan di bumi, karena itu bijaknsanalah dengan hari-harimu, bijakasana dengan kerja kerasmu, nikmati kerjamu tanpa kehilangan kepercayaan pada pemberi hidup.
- Ay 9-10: Alasan kedua untuk menikmati hidup agar pemuda menikmati masa mudanya. Banyak orang muda menjadi penopang keluarga, sehingga tidak sempat menikmati masa mudanya. Pengkhotbah menyarankan pemuda bersukaria, menikmati masa mudanya, menuruti kata hati dan pandangan mata, tapi jangan menjadi kehilangan iman. Mengapa? Karena Allah akan menghakimi semua orang pada akhirnya. Artinya, masa muda boleh mengisi kemudaan dengan sukacita, tapi tidak menyia-nyiakan waktu bermalas-malas, merusak tubuh dengan narkoba, minum-minum keras, namun baiklah pemuda yang bersukaria tidak kehilangan waktu untuk berjuang, kerja keras, belajar dan hidup dalam iman pada Yesus Kristus. "Untuk orang tua mungkin tampaknya terlalu riskan untuk menyarankan agar orang muda berjalan di jalan yang sesuai dengan panggilan hati dan penglihatan matanya. Namun saran itu digabungkan dengan mengingatkan tanggung jawab di hadapan Allah. Ini bukan cara untuk mengambil dengan satu
tangan apa yang diberikan dan dengan tangan yang lain tanpa rasa
tanggung jawab menyia-nyiakan milik dan kesempatannya.”
13. Manusia hidup tidak sekedar supaya bisa makan, tapi tujuan hidup manusia menuruti panggilan hidup yaitu bkerja keras dan membangun kesejahteraan hidup dengan sesama, karena itu lakukan segala yang baik dan Tuhan bertindak memberkati setiap usahamu yang membangun kesejahteraan. Tuhan ada dalam setiap harimu, maka isilah hidup dan harimu dengan kerja keras dalam iman yang teguh. Amin.